Share

Pagi yang Terlambat

Author: Asriaci16
last update Last Updated: 2025-10-30 18:47:08

Celaka!

Agnia terlambat pergi ke kampus. Gara-gara baru bisa tidur menjelang subuh, kini ia justru harus berkejaran dengan waktu agar tidak telat masuk. Apalagi kelas pertamanya diisi oleh dosen perfeksionis yang tadi malam sudah berhasil membuat Agnia kelojotan ingin mengamuk.

"Kamu gak sarapan dulu, Nia?” Tegur Desi yang sedang membersihkan dapur. Melihat cucunya pergi begitu saja, tentu Desi perlu mengingatkan barangkali ia lupa.

“Gak sempet, Nek. Nanti aja di kampus! Nia sekalian pamit ya …” Sahut Agnia tergesa. Berlari secepat mungkin meninggalkan sang nenek yang lupa ia salami.

Bisa-bisanya Agnia bangun kesiangan. Padahal, selepas subuh tadi neneknya sempat berteriak membangunkan kalau Agnia tidak salah dengar. Dan entah kenapa, tidak ada satu ojek atau kendaraan lain pun yang bisa ditumpanginya sekarang.

"Pada kemana sih tukang ojek yang biasa mangkal di sini? Kok, malah ngilang di waktu gue butuh. Mana gue juga lagi gak bisa akses ojol lagi gara-gara kuotanya belum sempat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Akhirnya Bertemu

    Hap. Agnia tertangkap oleh si pemuda desa sialan itu. Membuat sang wanita seketika meronta tetapi cukup kesulitan dikarenakan cekalan si pemuda sangatlah kencang hingga membuat pergelangan tangannya agak kesakitan.“Lepasin gue!” raung Agnia berontak. Akan tetapi, alih-alih dilepaskan, yang ada Agnia malah diseret kasar oleh pemuda sialan itu menuju hutan. Mengharuskan Agnia refleks berteriak, berharap ada yang mendengar dan lekas datang menyelamatkannya.“Percuma, Neng geulis. Gak akan ada yang dengar juga. Ini jalanan yang jauh dari rumah penduduk. Yang ada tenggorokannya bakalan sakit kalo terus maksa teriak. Udah … mending diem aja! Kita saling menghangatkan di tengah udara yang dingin ini ya,” lontar pemuda itu cengengesan. Secepat kilat, Agnia pun menyundul dagu si pemuda dengan ujung kepalanya. Menyebabkan pemuda itu mengerang, sekaligus membuat langkahnya mundur seiring dengan terlepasnya cekalan si pemuda di pergelangan tangan sang wanita. “Cowok sialan kayak lo pantesnya

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Pencarian Masih Berlangsung

    EMERGENCY!!Tiba-tiba, alarm tanda bahaya seketika muncul dari dalam benak Agnia tatkala menyadari bahwa sekarang dirinya sedang dikelabui oleh pemuda desa yang sempat menawarkan diri untuk mengantarnya pulang ke alamat tertuju. Padahal, Agnia sudah meyakinkan diri jika ia tidak akan sampai dibawa kemana-mana oleh pemuda desa ini selain ke rumah mendiang neneknya Irgi. Akan tetapi, disinilah Agnia sekarang. Di antara semak belukar yang wanita ini sendiri langsung menyadari bahwa dirinya sedang dalam bahaya. “Heh, Bang … sebenernya lo mau bawa gue kemana, sih? Perasaan tadi pas berangkat dari rumah menuju pasar malam, gue gak ada ngelewat semak-semak kayak gini,” lontar Agnia yang berjalan di depan si pemuda. Mulai melayangkan protes sebelum perjalanan semakin ngaco apalagi jika sampai menjauhi peradaban.“Ini jalan yang bener kok, Neng. Mungkin, Neng geulis lupa lagi kalo tadi sempat juga lewat ke sini,” sahut pemuda itu beralasan. Membuat Agnia sontak berhenti dari gerak langkahny

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Dihampiri Pemuda Desa

    “Cemburu?” Irgi membeo. Merasa tak percaya dengan asumsi pria paruh baya di hadapannya itu. Mengingat Agnia yang selalu menolak setiap kali Irgi memintanya untuk berada di sampingnya, maka tentu saja Irgi tak akan semudah itu untuk sependapat dengan ayah dari sahabatnya ini. “Kalau bukan cemburu, lantas apa lagi sebutannya? Kalian menikah sudah berapa lama memangnya? Kok, kayaknya kamu masih belum bisa peka sama cara ngambek istrimu,” celetuk Kosim bertanya-tanya.Dalam sekejap, cukup berhasil membuat Irgi didera gugup walau tak terlalu gamblang ia menunjukkan. “Bukan begitu, Pak Kosim. Hanya saja, sebelumnya saya sudah memberitahu Agnia bahwa Hanifah adalah adik dari sahabat saya. Lagipula, kami juga ngobrol seperti pada umumnya orang berbincang santai. Tidak ada gelagat yang mencurigakan yang sampai harus membuat siapapun mengira jika di antara kami ada sesuatu yang dianggap hubungan istimewa,” tutur Irgi menguraikan. Akan tetapi, justru membuat Kosim refleks terkekeh dan menepu

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Diduga Cemburu

    “Punten, Kang,” celetuk sebuah suara menginterupsi. Dalam sekejap, Irgi pun menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang perempuan berjilbab hitam tengah meringis canggung padanya. Mengernyitkan dahinya spontan, Irgi yang semula sedang asyik berbincang dengan Hanifah pun kini sudah mengalihkan perhatiannya penuh terhadap si perempuan berjilbab tersebut. “Ada apa ya?” tanya pria itu menatap bingung.“Sebelumnya saya minta ya, Kang. Tapi, perempuan tadi yang Akang suruh buat pilih-pilih pakaian di stand saya, itu istrinya apa adiknya ya? Ah … pokoknya, siapapun itu, dia tadi mutusin untuk gak jadi beli bajunya. Justru, saya malah disuruh tanya Akangnya saja kata si tetehnya tadi. Makanya saya kesini karena buat mastiin aja kalau-kalau Akangnya mau jadi beli atau enggak,” urai si pelayan stand memberanikan diri untuk meminta kejelasan. Pasalnya, sebagai seorang pelayan yang sudah dipercaya oleh pemilik stand-nya untuk menangani konsumen yang masuk ke stand, perempuan ini dianjurkan u

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Gelagat yang Beda

    “Udah ya, Pak. Kalo sekiranya udah gak sanggup buat lanjut cerita, Bapak gak usah maksain lagi. Paling nggak, saya sudah bisa menangkap garis besarnya, kok, walaupun Bapak gak ceritain seluruhnya…” ucap Agnia tak ingin memaksa.Dia cukup peka saat ini. Apalagi setelah melihat Irgi yang sekuat tenaga menahan diri untuk tidak meluapkan amarahnya di depan Agnia, membuat sang wanita lantas mengulurkan tangannya impulsif guna memberi usapan lembut di pundak dosennya. “Saya turut prihatin ya, Pak. Minimal, sekarang saya jadi tau penyebab Bapak selalu bersikap dingin selama di lingkungan kampus. Karena emang Bapak sengaja jadiin watak dingin itu sebagai tameng dari rasa sakit hati Bapak itu, kan?” lontar Agnia menebak. Tidak peduli jika pun ia salah dengan tebakannya. Yang jelas, kini Agnia sudah sedikit lebih paham dengan kesakitan Irgi di masa lalu bahkan hingga hari ini. Irgi masih bergeming. Namun, perlahan ia pun menaikkan pandangannya. Beradu tatap dengan sang wanita, yang kini seda

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Flashback 5 tahun lalu

    “Ru-Rumah Bapak?” beo Agnia tersendat. Menyudahi aksi bersandarnya, Irgi kini sudah kembali duduk tegak seraya mengangguk dan menatap sang wanita serius. “Ya. Menjadi tempat saya pulang ketika letih. Rumah yang benar-benar nyaman, dan tidak seorang pun boleh menempati rumah itu kecuali saya seorang,” tandas Irgi posesif. Untuk sesaat, berhasil telak membuat Agnia tercenung kaget di tengah Irgi yang sigap bangkit dari duduknya dan menggeser meja kayu di hadapannya agak menjauh. Dilanjut dengan ia yang mengambil posisi berlutut, tepat di depan Agnia yang masih duduk di kursi. “Jadilah rumah saya, Agnia. Bukan untuk sementara, melainkan sampai saya meregang nyawa pada suatu hari nanti…” pinta sang pria sangat serius. Menyorotkan pandangan penuh permohonannya pada Agnia seolah ia sedang melamar si wanita secara tidak langsung. Agnia termangu. Kini, pria itu tidak hanya meminta dirinya menjadi miliknya. Tetapi bahkan lebih-lebih dari hanya sekadar memiliki. “Saya tahu ini seperti sed

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status