Share

Tidak Sesuai Rencana

Penulis: Asriaci16
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-30 16:18:29

Di tengah langkahnya yang dientak, Agnia berusaha keras untuk menetralisir emosi yang masih tersisa. Rasanya tidak mudah, ketika Agnia harus bersikap biasa saja padahal sebelumnya ia sedang sangat marah.

Andai saja tak keburu ditelepon oleh sang dosen, maka boleh jadi Agnia akan terus tersulut emosi secara berkala. Kemungkinan besarnya adalah, perseteruan pun akan semakin berkobar bak api yang menyala-nyala.

"Exhale ... Inhale. Exhale ... Inhale."

Begitulah yang dilakukan Agnia dalam langkah kesalnya. Berharap bisa meredam amarahnya, di tengah ia yang sedang dalam perjalanan kecil menuju titik parkir mobil sang dosen.

Dan ya ... tepat di bawah lampu hias yang menerangi taman kota, Agnia melihat mobil Irgi terparkir di sana. Sesegera mungkin, ia mencoba untuk terlihat biasa saja. Jangan sampai ada raut kesal yang masih melekat di wajahnya.

"Maaf ya, Pak, kalo saya agak terlambat," lontar Agnia setibanya di dekat mobil sang pria. Meringis kaku, di sela percobaannya terlihat baik-bai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Pagi yang Terlambat

    Celaka! Agnia terlambat pergi ke kampus. Gara-gara baru bisa tidur menjelang subuh, kini ia justru harus berkejaran dengan waktu agar tidak telat masuk. Apalagi kelas pertamanya diisi oleh dosen perfeksionis yang tadi malam sudah berhasil membuat Agnia kelojotan ingin mengamuk. "Kamu gak sarapan dulu, Nia?” Tegur Desi yang sedang membersihkan dapur. Melihat cucunya pergi begitu saja, tentu Desi perlu mengingatkan barangkali ia lupa. “Gak sempet, Nek. Nanti aja di kampus! Nia sekalian pamit ya …” Sahut Agnia tergesa. Berlari secepat mungkin meninggalkan sang nenek yang lupa ia salami.Bisa-bisanya Agnia bangun kesiangan. Padahal, selepas subuh tadi neneknya sempat berteriak membangunkan kalau Agnia tidak salah dengar. Dan entah kenapa, tidak ada satu ojek atau kendaraan lain pun yang bisa ditumpanginya sekarang. "Pada kemana sih tukang ojek yang biasa mangkal di sini? Kok, malah ngilang di waktu gue butuh. Mana gue juga lagi gak bisa akses ojol lagi gara-gara kuotanya belum sempat

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Tidak Sesuai Rencana

    Di tengah langkahnya yang dientak, Agnia berusaha keras untuk menetralisir emosi yang masih tersisa. Rasanya tidak mudah, ketika Agnia harus bersikap biasa saja padahal sebelumnya ia sedang sangat marah. Andai saja tak keburu ditelepon oleh sang dosen, maka boleh jadi Agnia akan terus tersulut emosi secara berkala. Kemungkinan besarnya adalah, perseteruan pun akan semakin berkobar bak api yang menyala-nyala. "Exhale ... Inhale. Exhale ... Inhale." Begitulah yang dilakukan Agnia dalam langkah kesalnya. Berharap bisa meredam amarahnya, di tengah ia yang sedang dalam perjalanan kecil menuju titik parkir mobil sang dosen.Dan ya ... tepat di bawah lampu hias yang menerangi taman kota, Agnia melihat mobil Irgi terparkir di sana. Sesegera mungkin, ia mencoba untuk terlihat biasa saja. Jangan sampai ada raut kesal yang masih melekat di wajahnya. "Maaf ya, Pak, kalo saya agak terlambat," lontar Agnia setibanya di dekat mobil sang pria. Meringis kaku, di sela percobaannya terlihat baik-bai

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Di Taman Kota

    Sesuai perkiraan, Agnia diberikan izin keluar rumah oleh sang nenek setelah berkata bahwa ia ada keperluan bersama Nuri. Tentu, Desi tahu tentang persahabatan mereka yang terjalin sejak keduanya masuk bangku perkuliahan. Sehingga tanpa perlu merasa cemas dan ragu, Desi pun memberi kelonggaran pada cucunya selama ia tidak berbohong. “Nenek tenang aja. Lagian aku mana berani sih bohong sama nenek. Ya gak mungkin, dong,” tukas Agnia meyakinkan. Berharap jika sang nenek tidak terus menatapnya curiga setelah mendapat laporan dari tetangganya siang hari tadi. “Ya sudah kalau begitu. Nenek harap kamu tidak sedang mengelabui nenek. Masih ada Tuhan yang selalu mengawasi gerak-gerikmu, Nia. Camkan itu!” Tandas Desi tegas. Setidaknya, Agnia tidak benar-benar berbohong. Dia memang akan menemui Nuri walau tujuannya bukan untuk bercengkerama.Dan kini, Agnia sudah berada di sekitar taman kota. Berada di antara segelintir manusia yang berlalu lalang sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling, men

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Ajakan Bertemu

    Irgi baru tiba di halaman rumah sekitar pukul 18.00 wib. Untuk sesaat, pria itu melonggarkan dasinya di kerah kemeja. Guratan letih pun terpancar jelas di raut wajahnya yang tampan.Sejenak, Irgi menghela nafasnya panjang. "Ahh ... bibir lo kenyal banget kayak permen jelly." Sebelum beranjak turun dari mobil, Irgi memilih untuk memutar ulang rekaman yang sempat ia unduh dari CCTV mobilnya. Diam-diam, ia menikmati setiap apa yang terjadi dalam rekaman tersebut. Terutama, pada bagian Agnia yang tak henti menyosornya. "Agnia," desis Irgi bersuara berat. Dalam sekejap, menaikkan libidonya hingga menimbulkan sesuatu yang mengeras dari balik celananya. Untuk sesaat, Irgi mengumpat lirih. "Damn!"Kemudian, pria itu menghentikan tayangan rekaman pada ponselnya, dan bergegas mencari nomor kontak Agnia untuk dihubungi kembali.Siang tadi pun sebenarnya Irgi sudah siap menjemput. Namun mendadak, rektor memintanya ikut hadir dalam acara penting bersama para donatur kampus yang tak bisa ditola

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Kecurigaan Nenek

    "P-Pak Irgi?" Lontar Agnia tersendat. Merasa sangat kaget karena entah dari mana dosennya ini bisa tahu nomor ponselnya. "Kamu sedang sibuk?" Tanya Irgi kemudian.Agnia gelagapan. Belum tuntas rasa kagetnya, dia justru malah harus diterpa kebingungan dengan pertanyaan dosennya sekarang. Membuat Agnia memutar otak, hingga ia merasa harus bertanya lagi."Me-memangnya ada apa ya, Pak? Dan ... da-dari siapa Bapak tau nomor saya," tukas Agnia tergagap. Bahkan, jantungnya pun ikut bertalu saking terkejutnya ia ditelepon sang dosen. "Sore ini bisa bertemu?" Agnia mendesis. Alih-alih menjawab pertanyaan, dosennya ini malah seenak jidat terus bertanya. Menyebabkan emosi Agnia terpacu, di tengah usahanya menahan diri agar tidak keceplosan berkata kasar pada dosennya ini."Di-dimana, Pak?" Kali ini, Agnia menyerah. Biar saja nanti Agnia tanyakan lagi ketika mereka bertemu."Saya kirim lokasinya," ujar Irgi datar. Dalam sekejap, membuat Agnia menelan ludahnya kesat karena seolah baru sadar ba

  • Skandal Satu Malam Bersama Pak Dosen   Terbayang-bayang

    Bukannya segera bersiap, Irgi malah merebahkan tubuhnya di atas ranjang di dalam kamar. Padahal, sebelumnya ia ditelepon oleh asisten rektor yang menginfokan bahwa dirinya diminta untuk hadir dalam rapat bulanan para dosen dan staf kampus. Namun, setelah melepas kemejanya dan melemparnya ke dalam ranjang cucian, ia malah berbaring termenung dengan menjadikan satu lengannya sebagai bantal kepala. "Emh ... ahh, enak banget." Tanpa sadar, Irgi membayangkan wajah agresif Agnia saat sedang mendesah keenakan. Perlahan, kejadian tadi malam pun kembali Irgi tarik hingga berkelebatan jelas di benaknya."Ya ... ahh di situ, nikmat sekali." Racauan Agnia ketika sedang melakukan penyatuan semalam, rupanya benar-benar mengganggu kedamaian pikirannya. Menyebabkan Irgi mendesis kesal, karena untuk kedua kalinya, Irgi merasa libidonya naik ke permukaan."Sial! Apa yang sebenarnya terjadi padaku," bisiknya mendecak. Kemudian, ia lekas menarik diri dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status