Home / Romansa / Skandal Terlarang Bersama Mertuaku / Bab 40: Nggak Rela Kamu Sakit

Share

Bab 40: Nggak Rela Kamu Sakit

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-09-11 12:10:40
Jantung Laras berdetak hebat, nyaris meloncat dari tempatnya. Keringat sebesar biji jagung memenuhi keningnya. Sementara Dirga masih membeku di dapur sempit.

Handle pintu bergerak.

Mata Laras membola, dengan cepat ia mendorong Dirga ke sela antara lemari kayu tempat menyimpan persediaan makanan dan dinding.

“Jangan berisik, Dok!” peringatan Laras, dengan jari telunjuk di bibirnya.

Pintu terbuka.

Ia berharap temannya tak mencium aroma lelaki di rumah ini. Andai saja tercium, ia tak tahu harus berkata apa lagi.

“Loh, dikirain udah tidur. Tadi dipanggil nggak nyahut.” Alis Dinda mengerut melihat Laras merapat badannya pada lemari. “Lu aneh, Ras?”

Punggung Laras menegang. “Oh, tadi habis dari kamar mandi, Din. Ini lagi cari teh di lemari.”

“Kalau gitu bikinin gue juga. Enak juga minum yang manis.” Dinda menatap Laras yang terus menggeser gula dan kotak teh, makin rapat satu sama lain. “Ras, itu di atas meja ada bungkusan makanan. Kapan lu beli? Perasaan tadi nggak ada.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
NACL
ashiaaap Kak duh makasih dukungannya ^^
goodnovel comment avatar
NACL
wkwkwkw iya iya kasian Larasnya ya kak
goodnovel comment avatar
Asih S Satyo
aku tim Dirga & Laras y author? smoga mereka bersama bahagia.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 107: Bangun Sayang

    Tangan pria itu mengepal kuat di samping tubuhnya yang berdiri tegak. Bola matanya tak beralih sedikit pun dari tubuh Laras. Rahangnya mengeras dan bergetar karena rasa marah yang siap meletus kapan saja.Kaki berlapis boots hitam perlahan makin dekat, hingga indra penciumannya menghirup bau yang menusuk bercampur amis. Tangan besar dengan urat-urat yang mencuat hendak terulur meraih gadis itu. Namun sebelum itu terjadi, suara seorang pria mengalihkan perhatiannya.“Dokter Dirga!” panggil Pak Dading yang tergesa menghampiri Dokter Tampan itu.Dirga tidak menyahut. Tampak ia sedang menahan diri agar tidak meledak di depan orang yang bukan seharusnya. Bahkan mulutnya saja tak sanggup sekadar mengucapkan kata terima kasih kepada Pak Dading. Sesak teramat membelenggu di balik kaos polo navy.Bagaimana tidak? Ia yang dalam perjalanan pulang ke Desa Wanasari, mendadak mendapat telepon dari orang kepercayaan. Paling menyakitkan lagi, ia yang sudah berjanji melindungi gadis itu, hari ini just

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 106: Di Mana Laras?

    Roda SUV makin mendekat, cahaya lampu depannya menyorot tubuh Laras di pinggir jalan. Kendaraan itu berhenti mendadak hingga penumpang di dalamnya ikut terkejut. Tak lama, seorang pria keluar dan menghampiri, memeriksa keadaan Laras yang sudah sepenuhnya pingsan.Dilihat dari penampilan jas putih yang masih melekat, tetapi sudah penuh noda dan wajah perempuan yang terasa tak asin. Pria itu mengenali sosok yang tergeletak bukan hanya dari jasnya, melainkan juga dari nama di ID card yang masih tergantung di dada“Dokter Laras?!”Orang itu segera memberi isyarat ke sopir lewat kaca mobil untuk membantu mengangkat tubuh Laras.“Cepat! Bawa dia ke klinik sekarang!”Akan tetapi, saat tubuh Laras diangkat, sopir mendadak membelalak dan menunjuk. “Aduh, Pak … ada darahnya itu!”“Kalau begitu, kita bawa ke rumah sakit terdekat aja!”Mobil itu pun berputar arah. Tidak jadi kembali ke desa, melainkan menuju pusat kesehatan terdekat dari perbatasan desa. Pria itu menahan napas sejenak. Tangannya

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 105: Hilang Harapan

    “Tolong, Bu,” mohon Rama sambil menyerahkan uang ke tangan dukun beranak itu. Senyum penuh kemenangan jelas terlihat di wajahnya, karena ia yakin tidak ada seorang pun yang mampu menolak sihir uang. Sedangkan Laras yang ingin berteriak hanya mampu meringis dan menangis dalam ketidakberdayaan. Satu-satunya harapan… semoga wanita paruh baya di hadapannya masih memiliki hati nurani. “Risikonya besar. Kalau ketahuan bisa gawat, Dek. Saya nggak mau ditangkap,” kilah dukun beranak itu menyerahkan kembali uang ke genggaman Rama. “Kalau memang pacarmu nggak bisa urus bayi, kasihkan aja ke orang. Banyak orang kaya mau adopsi,” sambungnya. Laras merasa agak lega, harapannya makin tinggi untuk bebas dari cengkeraman Rama. Ia terus menatap wanita itu, berharap sang dukun menolak suaminya dengan cara apa pun. Ia yakin, jika wanita itu tegas, Rama tak bisa berbuat apa-apa kecuali membiarkan dirinya dan bayinya tetap hidup. “Ibu yakin nolak? Nggak akan ada yang tahu. Cuma kita aja. Saya berani

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 104: Dipaksa 

    Sama seperti tubuh Dirga yang bercucuran keringat karena menahan sakit pada perut, saat ini Laras juga tengah menahan rasa yang sama.“Anak siapa? Papi?” desak Rama. Suaranya tinggi, dan cengkeraman tangan di kerah jas putih gadis itu makin kencang, membuatnya tercekik. “Jawab gue, Laras! Lu bikin gue darah tinggi,” bentaknya.Dengan suaranya yang bergetar, Laras menyahut, “Bukan urusan kamu … ini anakku.”Gadis itu tidak mau menyebut nama Dirga secara langsung. Meskipun … mungkin saja Rama bisa menebaknya dengan mudah.Naluri sebagai seorang ibu menuntun ia untuk melindungi sang buah hati. Kedua tangannya tidak meronta atau menuntut Rama melepaskannya, melainkan memeluk perutnya sendiri.“Argh … dasar istri nggak guna, lu!” Rama menampar pipi Laras lagi. Lalu mengempas kasar tubuh sang istri ke kursi mobil.“Akh…,” pekik Laras yang meringkuk sambil meringis. Hatinya tak lagi mengharap Dirga datang membantu, ia tahu pria itu ada di kota. Sekarang hanya keajaibanlah yang dapat menolong

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 103: Kecemasan Dirga

    Di saat Rama mencengkeram kerah jas putih Laras dan menuntut jawaban, di kota lain, Dirga baru saja keluar dari ruang spesialis ortopedi. Gips yang membelenggu sebelah tangannya sudah terlepas. Namun, ia disarankan untuk melakukan fisioterapi dan dilarang beraktivitas berat. Otot, tendon, dan sendi masih kaku.Ia melihat jam, seharusnya Randi sudah menghubunginya untuk video call dengan Rama. Hanya saja ia merasa sejak tadi telepon genggamnya tetap sepi. Dirga duduk di bangku logam di lorong poli. Ia mencoba merogoh saku leather jacket menggunakan tangan kakunya. Namun, karena masih sedikit ngilu, ia pun memilih memakai tangan sehatnya.Saat menatap layar, ternyata ada lebih dari sepuluh panggilan tidak terjawab dari Randi. Ia mengerutkan kening, baru teringat sejak semalam memang sengaja mengganti mode dering ke mode senyap.Benda pipih itu berpendar. Randi menelepon lagi. Nahas, baru saja ia menerima panggilan itu, layarnya berubah gelap. Dirga baru sadar powerbank tertinggal di vil

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 102: Anak Siapa?

    Laras merasa dadanya makin sesak karena detak jantung begitu kuat diiringi rasa takut yang tambah menggila. Sungguh sial, tubuhnya terlalu berat untuk berputar arah dan berlari sekencang-kencangnya. “Rama,” lirihnya seperti tercekik. Wanita asing yang tadi ia ikuti pun kini masuk ke dalam mobil—yang terparkir di pinggir jalan. Laras mengepalkan tangan, dan dalam hati menertawai kebodohannya sendiri. ‘Aku tertipu,’ batinnya. Perlahan kakinya mundur selangkah demi selangkah, walaupun terasa seperti diam di tempat. Matanya memandang lurus ke arah pria yang kini turun dari mobil dan menatapnya dengan bengis. “Jangan dekat-dekat, Rama! Pernikahan kita udah berakhir!” sergah Laras buru-buru. Rama melangkah makin mantap mengikis jarak dengan di antara mereka. “Papiku ternyata selingkuhan istriku,” ejek pria itu dengan senyum sinis khasnya. Laras memang tertohok mendengar kalimat yang dilontarkan sang suami. Namun ia sadar tidak akan melakukan hal seperti ini jika saja Rama bisa me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status