Home / Romansa / Skandal Terlarang Bersama Mertuaku / Bab 43: Kamu Jangan Cemburu

Share

Bab 43: Kamu Jangan Cemburu

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-09-12 18:45:44

Sampai di rumahnya, Amanda mengempaskan tubuh ke atas ranjang. Tangannya mengepal hingga urat-uratnya menonjol. Ia memukuli bantal, menggigit guling, dan menggeram dengan tangisnya yang memilukan.

“Kenapa aku harus kalah dari anak kecil itu? Liat aja kamu, Laras, tamat riwayatmu!” teriaknya, tertahan.

“Aku butuh seseorang yang bisa bikin aku lupa sakit hati ini,” gerutunya, lalu buru-buru meraih ponsel di saku training. Menekan kontak seseorang yang tak pernah ia simpan namanya.

Panggilan tersambung.

“Iya, Dok, ada apa telepon malam-malam?” Suara parau nan hangat menyahut dari seberang.

“Ke rumah sekarang juga! Lewat pintu belakang kayak biasa!” perintahnya, kemudian memutus telepon secara sepihak. Rumah Amanda memang agak jauh dari permukiman warga lainnya.

Tangannya masih gemetar memegang telepon genggam. Tatapannya tertuju pada pantulan dirinya di cermin samping ranjang. Senyum kecut mengukir bibir merahnya yang basah oleh air mata.

“Dirga … aku tuh cinta sama kamu. Dari dulu kena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   BAB 109: Apa salahnya Mencintai Menantu?

    “Jadi itu yang mau kamu lakukan? Silakan, hancurkan saja papimu sendiri,” geram Dirga. Mata karamel itu menatap tajam dan menantang putra pembangkang di hadapannya. Bahkan ia ingin tahu, sampai sejauh mana Rama berani melawan. Sisi angkuhnya sebagai pria pun muncul, secara materi dan kekuasaan, jelas anaknya itu jauh di bawahnya. Lalu cara apa yang akan ditempuh?“Tapi jangan pikir aku bakal diam aja, Pi. Aku nggak mau hancur sendirian. Laras dan Papi harus ikut jatuh bersamaku,” desis Rama. Dagunya terangkat, berusaha menunjukkan dominasinya.Rahang Dirga mengedut, otot perutnya menegang, dan darahnya seolah meletup-letup di dalam tubuh. Cengkeraman tangan di kaos kuning Rama makin kuat.“Papi nggak akan biarkan Laras jatuh mengikuti kamu,” sentaknya. Ia tidak akan rela Laras yang selama ini mewarnai hari-harinya dirusak oleh sang anak.Rama terkekeh sinis. Ucapan papinya terasa menggelikan. Pria yang pernah gagal menjaga rumah tangganya itu kini berlagak bijak membela wanita yang le

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 108: Harga Dirimu vs Nyawa Anakku

    “Jadi benar, anak dalam kandungan Laras itu anak Papi?!” Udara di bangsal seketika membeku, bahkan bunyi monitor seakan teredam oleh suara Rama yang menggema di sepanjang unit gawat darurat. Pria itu tahu keberadaan Laras, ia menduga kondisi sang istri lemas tak berdaya sudah pasti dibawa ke pusat kesehatan terdekat. Ia menerobos penjaga depan tanpa pikir panjangMata hitam Rama berkilat dan menatap nyalang pada sang ayah. Kaki berbalut sepatu kets makin mengikis jarak. Para perawat yang berjaga pun kompak memperhatikan keributan itu. Beberapa mencoba menenangkan, tetapi tak satu pun berani mendekat melihat aura dua pria itu yang sama-sama menggelegar.Dirga berdiri tepat di depan ranjang Laras. Ia tidak ingin sang pujaan hati melihat wajah Rama yang tampak seperti orang kesetanan.“Mau apa kamu ke sini?!” sentak Dirga, tak kalah tajam. Namun ia tetap menjaga intonasi agar tidak mengganggu pasien lain. Perbedaan tinggi badan membuat Rama sedikit mendongak. “Jawab aja, Pi. Anak hara

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 107: Bangun Sayang

    Tangan pria itu mengepal kuat di samping tubuhnya yang berdiri tegak. Bola matanya tak beralih sedikit pun dari tubuh Laras. Rahangnya mengeras dan bergetar karena rasa marah yang siap meletus kapan saja.Kaki berlapis boots hitam perlahan makin dekat, hingga indra penciumannya menghirup bau yang menusuk bercampur amis. Tangan besar dengan urat-urat yang mencuat hendak terulur meraih gadis itu. Namun sebelum itu terjadi, suara seorang pria mengalihkan perhatiannya.“Dokter Dirga!” panggil Pak Dading yang tergesa menghampiri Dokter Tampan itu.Dirga tidak menyahut. Tampak ia sedang menahan diri agar tidak meledak di depan orang yang bukan seharusnya. Bahkan mulutnya saja tak sanggup sekadar mengucapkan kata terima kasih kepada Pak Dading. Sesak teramat membelenggu di balik kaos polo navy.Bagaimana tidak? Ia yang dalam perjalanan pulang ke Desa Wanasari, mendadak mendapat telepon dari orang kepercayaan. Paling menyakitkan lagi, ia yang sudah berjanji melindungi gadis itu, hari ini just

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 106: Di Mana Laras?

    Roda SUV makin mendekat, cahaya lampu depannya menyorot tubuh Laras di pinggir jalan. Kendaraan itu berhenti mendadak hingga penumpang di dalamnya ikut terkejut. Tak lama, seorang pria keluar dan menghampiri, memeriksa keadaan Laras yang sudah sepenuhnya pingsan.Dilihat dari penampilan jas putih yang masih melekat, tetapi sudah penuh noda dan wajah perempuan yang terasa tak asin. Pria itu mengenali sosok yang tergeletak bukan hanya dari jasnya, melainkan juga dari nama di ID card yang masih tergantung di dada“Dokter Laras?!”Orang itu segera memberi isyarat ke sopir lewat kaca mobil untuk membantu mengangkat tubuh Laras.“Cepat! Bawa dia ke klinik sekarang!”Akan tetapi, saat tubuh Laras diangkat, sopir mendadak membelalak dan menunjuk. “Aduh, Pak … ada darahnya itu!”“Kalau begitu, kita bawa ke rumah sakit terdekat aja!”Mobil itu pun berputar arah. Tidak jadi kembali ke desa, melainkan menuju pusat kesehatan terdekat dari perbatasan desa. Pria itu menahan napas sejenak. Tangannya

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 105: Hilang Harapan

    “Tolong, Bu,” mohon Rama sambil menyerahkan uang ke tangan dukun beranak itu. Senyum penuh kemenangan jelas terlihat di wajahnya, karena ia yakin tidak ada seorang pun yang mampu menolak sihir uang. Sedangkan Laras yang ingin berteriak hanya mampu meringis dan menangis dalam ketidakberdayaan. Satu-satunya harapan… semoga wanita paruh baya di hadapannya masih memiliki hati nurani. “Risikonya besar. Kalau ketahuan bisa gawat, Dek. Saya nggak mau ditangkap,” kilah dukun beranak itu menyerahkan kembali uang ke genggaman Rama. “Kalau memang pacarmu nggak bisa urus bayi, kasihkan aja ke orang. Banyak orang kaya mau adopsi,” sambungnya. Laras merasa agak lega, harapannya makin tinggi untuk bebas dari cengkeraman Rama. Ia terus menatap wanita itu, berharap sang dukun menolak suaminya dengan cara apa pun. Ia yakin, jika wanita itu tegas, Rama tak bisa berbuat apa-apa kecuali membiarkan dirinya dan bayinya tetap hidup. “Ibu yakin nolak? Nggak akan ada yang tahu. Cuma kita aja. Saya berani

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 104: Dipaksa 

    Sama seperti tubuh Dirga yang bercucuran keringat karena menahan sakit pada perut, saat ini Laras juga tengah menahan rasa yang sama.“Anak siapa? Papi?” desak Rama. Suaranya tinggi, dan cengkeraman tangan di kerah jas putih gadis itu makin kencang, membuatnya tercekik. “Jawab gue, Laras! Lu bikin gue darah tinggi,” bentaknya.Dengan suaranya yang bergetar, Laras menyahut, “Bukan urusan kamu … ini anakku.”Gadis itu tidak mau menyebut nama Dirga secara langsung. Meskipun … mungkin saja Rama bisa menebaknya dengan mudah.Naluri sebagai seorang ibu menuntun ia untuk melindungi sang buah hati. Kedua tangannya tidak meronta atau menuntut Rama melepaskannya, melainkan memeluk perutnya sendiri.“Argh … dasar istri nggak guna, lu!” Rama menampar pipi Laras lagi. Lalu mengempas kasar tubuh sang istri ke kursi mobil.“Akh…,” pekik Laras yang meringkuk sambil meringis. Hatinya tak lagi mengharap Dirga datang membantu, ia tahu pria itu ada di kota. Sekarang hanya keajaibanlah yang dapat menolong

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status