Home / Rumah Tangga / Skandal dengan Mertua / Bab 4 Suami yang Tak Berguna

Share

Bab 4 Suami yang Tak Berguna

Author: RaySya
last update Last Updated: 2024-06-21 08:22:36

[Halo, Ika? Ada apa]

Setelah Lydya mau dijanjikan akan diberikan uang hari ini, baru ia mau hengkang dari rumah Ika. Para tetangga sudah mulai mengintip dari jendela. Ika benar-benar malu. Bahkan dept kolektor saja tidak teriak-teriak kalau nagih hutang.

[Ika butuh bantuan bapak. Teman-teman Ika datang ke rumah menagih uang arisan yang susah Ika pakai. Dulu uang itu Ika pakai untuk membayar uang sekolah anak-anak, Pak.]

Suara tangis Ika terdengar melalui telepon. Pak Tio jadi nggak tega. Ia segera meminta izin kepada istrinya untuk mengunjungi temannya. Tapi rumah Ika lah tujuannya.

****

"Maafkan Ika, Pak. Ika selalu merepotkan Bapak. Sebagian uang dari Bapak sudah Ika pakai untuk membayar hutang dan modal Ika berjualan."

Mereka berdua terduduk di ruang tamu. Persoalan dengan Lydya sudah selesai. Setelah bapak mertuanya memberinya uang, ia langsung mengantarnya ke rumah Lydya. Dengan senyum sinis Lydya menerima uang darinya disertai janji yang entah akan ia tepati atau tidak. 'Aku tidak akan mengatakan apapun pada ibu-ibu yang lain.

Ika menunduk lesu menemui mertuanya yang masih ada di rumahnya. Sebenarnya

Ika merasa bersalah kepada mertuanya itu. Tidak ada lagi orang yang mau membantunya. Berkali-kali ia menghubungi suaminya, tapi tetap tidak ada jawaban. Sedangkan Pak Tio langsung datang dan membayar hutang Ika.

"Sudah lah Ika. Bapak sudah bilang kalau bapak memang mau menafkahi kamu"

Nafkah. Kata itu yang terus diulang-ulang oleh mertuanya. Ternyata mertuanya datang bukan dengan ikhlas hati, ada imbalan yang ia inginkan. Apa yang ia katakan semalam memang bukan gurauan seperti yang Ika harapkan.

"Bagaimana, Ka? Keadaan kamu sudah seperti ini sekarang. Serba susah kan. Saya juga sebenernya malu anak saya kayak gitu. Tapi kan mau bagaimana lagi. Kalau tidak ada lelaki di rumah ini, kamu bisa didatangi banyak orang nanti bagaimana?"

Ika semakin tertunduk mendengar tawaran Pak Tio. Ternyata mertuanya serius. Ia tidak mungkin mengkhianati suaminya meskipun suaminya seperti sudah mengkhianatinya sejak lama

Pun bagaimana nanti kata ibu mertuanya. Ia akan semakin tidak suka dengan Ika. Tetapi bantuan bapak mertuanya sudah terlalu banyak. Dan mendapatkan nafkah setiap bulan sungguh menjadi angan-angan Ika sejak lama.

Semakin ia menerima banyak bantuan dari mertuanya, semakin tertumpuk rasa tidak enak yang semakin tinggi. Sedangkan ia tahu kalau mertuanya selama ini membantunya karena menginginkan tubuhnya.

Ika hanya tertunduk, bingung.

"Bapak, apa bapak tega kayak begitu sama Ika? Ika kan menantu bapak, istri dari anak bapak sendiri. Masa bapak mau menggauli saya. Apa bapak nggak merasa bersalah juga sama ibu mertua? Apa kata orang nanti, Pak." kata Ika dengan suara parau. Ingin ia menangis kencang malam ini.

"Ika"

Tiba-tiba mertuanya beranjak dan berpindah duduk di samping Ika. Ika yang sedang terduduk di samping tembok tidak bisa menghindar. Tangan mertuanya mencoba memeluknya, tapi Ika menepisnya. Ika terpojok tidak bisa beranjak. Pria itu duduk mendempet tubuh Ika.

"Aku tahu ini berat." Pria itu berbisik di telinganya. Tangannya menyentuh tangan Ika. Bau nafas perokok langsung menguar di indra penciuman Ika tapi wangi tubuh mertuanya tak bisa dipungkiri membuat Ika teringat bau khas lelaki. Bulu kuduk Ika langsung meremang. Jantungnya berdetak tak karuan.

"Bapak mencoba untuk membantu." Ika sepenuhnya menegang di tempat. Entah kenapa bisikan lelaki itu benar-benar membuat Ika ingin memejamkan mata menikmati hembusan nafasnya.

"Semua orang tidak perlu tahu, sayang."

Tangannya sudah meremas tangan Ika sejak tadi. Ia ingin memberontak, tapi tenaganya seperti tenaga anak kecil di depan mertuanya.

"Bapak sudah lama menginginkan kamu."

Tangan Pak Tio yang satunya sudah melingkar di pundak Ika.

"Sayang sekali kalau wanita seksi kaya kamu harus merana sendiri tanpa sentuhan lelaki".

Desir darah Ika mengalir terjun bebas. Ingin ia menjerit menangis, tapi kenapa syahwat Ika mengkhianatinya. Ia menikmati bisikan dan pujian lelaki tua di sampingnya.

Tangis anak Ika membuyarkan suasana intim diantara mereka.

"Maaf, Pak. Ika mau menggendong Iwan dulu." Ika beranjak dari samping Pak Tio dengan susah payah.

Pak Tio memandang punggung Ika memasuki kamar. Pak Tio memutuskan untuk pulang.

***

"Aku pulang, Bu."

Karyo masuk ke rumah pada pagi harinya dalam keadaan lusuh. Sudah hampir seminggu ia tidak pulang.

Ika sedang sibuk membuat kue hanya menoleh sebentar ke arah suaminya. Setelah itu ia sepenuhnya mengabaikan keberadaan Karyo.

"Bikinkan aku kopi, Bu."

Ika hanya menoleh lagi ke arah suaminya sebentar kemudian melanjutkan pekerjaannya.

"Bu!! Kamu budeg yah? Suami pulang bukannya dibikinin minum malah sibuk sendiri" bentak Karyo.

Dibentak oleh suaminya membuat amarah yang sudah dipendam oleh Ika ingin terluapkan. Berbagai hal sulit harus dia lewati sendiri. Sekarang suaminya pulang minta dilayani? Tidak sudi!

Ia berdiri dan sepenuhnya menatap suaminya dengan tajam.

"Kamu nggak lihat pak aku lagi apa? Aku lagi berjuang buat hidup mati keluarga kita. Sedangkan kamu? Apa kamu tidak bisa ambil minum sendiri? Terus kamu ke mana saja selama ini? kamu masih mampu jadi kepala keluarga apa enggak?"

Semua amarah terasa seperti ingin merangsek keluar. Ika terduduk lemas. Kenyataan memukulnya dengan keras.

Merah padam wajah Karyo mendengar amarah istrinya. Ia ingin membalas amarah itu. Dadanya terasa panas. Jiwa lelakinya terasa terhina. Tetapi mulutnya sepenuhnya terkunci. Tak bisa ia berkata-kata membalas tuduhan istrinya. Apa yang sudah ia perbuat selama ini memang telah menyakiti istrinya. Ia hanya bisa terdiam. Menunduk.

Hening menyelimuti suasana ruangan.

Karyo melangkahkan kakinya keluar dari pintu rumahnya.

"Pak, mau kemana lagi?"

"Pergi." Lirih Karyo menjawab pertanyaan istrinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skandal dengan Mertua   Kabur- End

    "Bener apa yang dikatakan Ibu, Pak. Bapak dan Ika yang harus segera dihukum. Kenapa malah bawa-bawa aku sama ibu? Aneh banget! Sudahlah, lebih Pak Lurah segera lakukan saja hukuman buat kalian berdua!" Karyo menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sejujurnya tangannya mengepal sejak tadi, ingin memberi bogem mentah pada bapaknya yang kurang ajar. Tak peduli menjadi anak durhaka, kali ini bapaknya memang pantas diberi pelajaran. Mendengar itu emosi Pak Tio terbakar. Apa? Dihukum? "Tunggu dulu, Pak Lurah. Tolong bapak-bapak tenang dulu, kamu juga tenang dulu, Yo. Kami memang berdosa, tapi tolong jangan sampai ada arak-arakan. Biar kami selesaikan dengan kekeluargaan saja." "Nggak bisa lah, Pak Tio. Masalah ini bukan cuma soal keluarga. Tindakan kalian sangat meresahkan dan menjadi contoh buruh untuk masyarakat. Kalau Pak Tio dan Mbak Ika nggak diarak, nanti bisa saja diulangi lagi," bapak-bapak mulai tidak sabar karena waktu sudah beranjak larut.

  • Skandal dengan Mertua   Bab 45 Mau diarak?

    Saat itu Ika duduk menunduk di sebuah kursi di kamar itu. Tidak ada yang menemani, tidak ada yang mengajaknya bicara. Bagaimana mau bicara, sebagai pesakitan yang sudah pasti akan dihukum, bahkan menatap wajah ibu mertuanya saja dia tidak berani. Tak hanya ibu mertuanya, tatapan mata orang lain seperti menelanjanginya. Ibu Ika berjalan gontai mendekati anaknya. Ia terkejut tadi Karyo berteriak padanya, tapi ia ingin mendengarnya sendiri dari mulut anaknya. Perasaanya bercampur baur, tidak percaya, benci, berharap semua tuduhan itu hanya salah sangka, marah, dan kasihan melihat anaknya hendak dihakimi masa. "Jadi bener kamu sama bapakku!?" bentak Karyo di depan wajah Ika yang masih menunduk. Namun bukannya menjawab, Ika kembali tersedu-sedu melihat suami dan ibunya ada di depan matanya. Kepalanya tetap menunduk seakan ada beban berat di lehernya. Tapi beban yang sesungguhnya adalah ketakutannya. Ia takut menghadapi suami dan ibunya sendiri. "Jawab, Ka!!"

  • Skandal dengan Mertua   Bab 44 Proses menuju sidang

    Nur memandang bapaknya dengan kebencian. Matanya mulai berkaca-kaca. Tak terlukiskan bagaimana kekecewaannya begitu besar pada bapak yang selama ini jadi panutan. Ia merasa jijik dan muak. Apalagi saat melihat Ika, rasanya isi perutnya mau keluar. "Apa bener semua ini, Pak?" tanya Nur hampir meledak amarahnya. Namun, suaminya dengan lembut mengusap punggungnya. Pak Tio benar-benar bungkam, tak tahu harus menjawab apa. Ia menyugar rambutnya ke belakang, terlihat sangat frustasi. "Kamu panggil Karyo ke sini, Nur. Biar Karyo tahu kelakukan istrinya seperti apa!" seru Bu Hasna dengan geram. "Iya, Bu." Nur dan suaminya bergegas ke luar rumah. Sialnya di luar ternyata sudah ramai bapak-bapak ronda yang berkumpul karena teriakan-teriakan ibu. Mereka pikir ada seseorang yang sakit atau meninggal. Jadi ketika Nur dan suaminya keluar, mereka langsung beringsut mendekat. "Ada apa, Nur?" tanya Pak Dafa, ketua RT di lingkungannya. Yang lain juga langsung ikut bertanya. "Iya, ada a

  • Skandal dengan Mertua   Bab 43 Terkuak

    Malam itu, seperti biasa, Pak Tio memastikan seluruh keluarganya sudah tertidur. Gerimis rintik-rintik dengan udara yang lumayan dingin pasti membuat tidur lebih pulas. Kesempatan bagi Pak Tio untuk menikmati tubuh menantunya tanpa was-was. Semua orang sedang bergelung di bawah selimut. Malam ini dan malam besok harus dimanfaatkan dengan baik karena lusa ia harus pergi ke area proyek lagi. Maunya sih tetap di rumah, berleha-leha dan tetap bisa bermesraan dengan menantunya. Tapi, beberapa hari ini Bu Hasna sudah bertanya tentang pekerjaan dan uang yang mulai menipis. Jadi, mau tak mau Pak Tio harus segera kembali ke proyek.Sekarang sudah jam 10 malam, Pak Tio berjalan mengendap seperti biasanya ke kamar Ika. Ternyata, Ika belum tertidur. Wanita itu sedang duduk di tubir kasur dengan memakai pakaian yang seksi, sengaja betul menunggu Pak Tio datang. "Wah! Ini yang bikin aku ketagihan sama kamu, Ka! Kamu selalu siap membuat bapak tegang. Beda sama istriku,

  • Skandal dengan Mertua   Bab 42 Hubungan yang Panas

    Jam 3 pagi alaram di hp Ika berbunyi. Ia membuka matanya yang terasa berat. Baru 3 jam lalu ia memejamkan mata, sekarang ia mau tak mau harus segera membuka matanya dan bangun.Akhirnya ia bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar. Suasana sangat sepi. Ia berjalan ke kamar sebelah, kamarnya Miranda dan Diana kemudian mengetuk pintunya. Beberapa saat kemudian terdengar sahutan dari dalam kamar dan nyala lampu mulai terlihat dari sela-sela pintu. Setelah itu, baru ia pergi ke dapur dan mulai menyalakan kompor. "Bikin apa dulu, Mbak?" tanya Diana saat masuk ke dapur. "Bikin adonan roti dulu, Na. Itu terigu sama telurnya." Ika menunjuk ke wadah dan terigu yang terletak di atas meja. Tak lama kemudian, datang Miranda sambil mengucek matanya. Mereka bertiga akhirnya membuat kue-kue yang akan dijual pagi itu. Bu Hasna terbangun ketika suara adzan subuh dari masjid terdengar. Sementara Pak Tio keluar dari kamarnya ketika Ika sudah mulai berdagang.

  • Skandal dengan Mertua   Bab 41 Hubungan Berlanjut

    "Ya Allah, Pak!" Ika terlonjak sampai hampir terlempar ke belakang. Untung Pak Tio yang tepat di depannya bergerak dengan cepat. Tangannya terayun dengan cepat menangkap tubuh Ika. "Sssst!" satu tangan Pak Tio membungkam mulut Ika, namun satu tangan yang lain memegang tubuh Ika. "Jangan berisik, nanti pada bangun!" Jantung Ika berdebar sangat kencang. Tubuh mereka menempel dengan mata saling beradu. Beberapa saat waktu seakan terhenti. Namun, Pak Tio segera menyadari kalau mereka sedang berada di rumahnya. Bu Hasan bisa saja tiba-tiba muncul. Karena itu, ia segera melepas tubuh Ika. Keduanya berdiri berdekatan dengan canggung. Ika membenarkan bajunya yang berantakan. Tiba-tiba seseorang muncul dan berdiri di ambang pintu dapur. "Bapak! Bapak sama Mbak Ika lagi ngapain?" tanya Miranda memberikan tatapan menyelidik. Pak Tio lantas reflek menjauhkan tubuhnya dari tubuh Ika. Ia berbalik dan gelagapan menjawab, "Bapak lagi ngopi, ngg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status