Home / Romansa / Skandal sang Nyonya Muda / BAB-84 WANITA SINTING

Share

BAB-84 WANITA SINTING

Author: UMMA LAILA
last update Last Updated: 2025-08-13 23:29:48

Suara pintu utama terbuka pelan. Raka melangkah masuk dengan bahu sedikit merosot, wajahnya kusut.

Hari ini benar-benar menguras tenaga. Seharian di gedung Mahendra Grup, ibunya tak berhenti menjegal setiap kebijakannya, bahkan terang-terangan ingin mengangkat Bagas—si bodoh itu—sebagai CEO. Rasanya seperti dipermalukan di rumah sendiri.

Raka melempar jasnya ke sandaran sofa dan menghela napas panjang.

Namun ada yang aneh.

Rumah ini… terlalu sepi.

Jam baru menunjukkan pukul tujuh malam, tapi atmosfernya seperti tengah malam di kuburan.

Biasanya, walaupun Nayara tengah menjalankan “perang dingin” dengannya, perempuan itu tetap muncul di ruang tamu atau ruang makan. Sekadar lewat saja, cukup membuat rumah terasa hidup.

Langkah kaki seorang pembantu paruh baya yang lewat menarik perhatiannya.

“Dimana nyonyamu?” Raka bertanya dingin, nada suaranya kaku seperti baja.

“Nyonya belum pulang, Tuan.” Pembantu itu membungkuk sopan.

Raka mengerutkan kening.

“Nayara belum pulang? Dia baru saja kel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-87 WHAT THE HELL

    Nayara sudah mengganti pakaiannya ketika mendapati Raka tertidur di sofa. Lelaki itu masih mengenakan kemeja kerja dan celana formalnya, bahkan dasinya pun sudah longgar tapi belum dilepas.“Ck,” desis Nayara, melangkah mendekat sambil menatap lelaki berstatus suaminya itu.Ia berjongkok di samping sofa, menggerakkan telapak tangan di depan wajah Raka. Kelopak mata itu terpejam rapat.“Sudah tidur beneran rupanya,” gumamnya.Dengan satu tangan menopang pipi, kepala sedikit miring, Nayara menatap wajah yang dulu pernah ia cintai. Aroma wangi lembut bercampur maskulin menyeruak dari tubuh Raka—anehnya, meski lelaki itu tak mandi seharian dan tidak berganti pakaian.Andai saja Raka tidak berselingkuh, pikir Nayara. Meski pernikahan mereka hanyalah kesepakatan bisnis keluarga, ia mungkin akan menjadi istri yang berbakti. Tapi semua hancur karena pengkhianatan itu—membuatnya menderita.Tanpa sadar, Nayara menampar pipinya.“Ah!” Raka terperanjat, bangun karena kaget.“Nay, kamu kok…” suara

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-86 DIA WANITAKU

    "Tidur sekamar katanya? Ha-ha-ha!" Rei tertawa terbahak di sofa ruang tamu rumahnya. Lelaki itu mengenakan kemeja putih dengan celana formal hitam, sedangkan jasnya disampirkan begitu saja di sandaran sofa."Bajingan Mahendra sialan itu..." gumamnya. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini, tapi jelas tangan Rei menggenggam erat sampai otot-otot di lengannya menegang. Rahangnya terkunci, dan urat di pelipisnya terlihat menonjol.Tatapan matanya jatuh ke ponsel yang tergeletak di meja. Mata itu melotot penuh frustasi."Ah, sial! Percuma aku telepon, yang angkat pasti bajingan sialan itu juga!" Rei mengacak rambutnya kasar dengan jemari.Beberapa saat kemudian, ia bangkit dan melangkah menuju minibar di sudut ruangan. Tangannya mengambil sebuah gelas kristal dan sebotol red wine berusia puluhan tahun—labelnya menunjukkan tahun pembuatan 1990. Minuman itu mahal dan langka, hanya dinikmati oleh mereka yang tahu betapa berharganya setiap tetesnya.Dengan gerakan tenang namun penuh tekana

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-85 ADA YANG MARAH

    Nayara memejamkan mata, berusaha mengatur nafasnya yang mulai memanas."Selina... aku nggak ngerti maksud kamu apa," ucapnya datar, mencoba tetap tenang."Jangan pura-pura polos! Semua orang di kantor tahu kamu yang bikin Raka keluar dari Mahendra Grup! Dasar—"Sambungan telepon itu dipenuhi suara teriakan Selina yang menusuk telinga.Nayara spontan menjauhkan ponsel dari telinganya.Dia menghembuskan napas panjang, lalu mengangkat kembali ponsel itu."Kalau kamu cuma mau teriak-teriak, mending matiin aja telponnya," ujarnya dingin.Namun, bukannya mereda, Selina malah semakin menjadi-jadi."Kamu pikir kamu siapa?! Tanpa Raka di sana, semua kacau! Dan itu semua gara-gara—"Tut.Nayara memutuskan sambungan telepon itu tanpa ragu.Ia menatap layar ponsel yang kembali sunyi, lalu melemparkannya ke ujung kasur."Orang gila semua hari ini..." gumamnya sambil memijit pelipis.Nayara yang masih kesal hanya bisa menghembuskan napas panjang."Daripada makin pusing, mending mandi aja," gumamnya

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-84 WANITA SINTING

    Suara pintu utama terbuka pelan. Raka melangkah masuk dengan bahu sedikit merosot, wajahnya kusut.Hari ini benar-benar menguras tenaga. Seharian di gedung Mahendra Grup, ibunya tak berhenti menjegal setiap kebijakannya, bahkan terang-terangan ingin mengangkat Bagas—si bodoh itu—sebagai CEO. Rasanya seperti dipermalukan di rumah sendiri.Raka melempar jasnya ke sandaran sofa dan menghela napas panjang.Namun ada yang aneh.Rumah ini… terlalu sepi.Jam baru menunjukkan pukul tujuh malam, tapi atmosfernya seperti tengah malam di kuburan.Biasanya, walaupun Nayara tengah menjalankan “perang dingin” dengannya, perempuan itu tetap muncul di ruang tamu atau ruang makan. Sekadar lewat saja, cukup membuat rumah terasa hidup.Langkah kaki seorang pembantu paruh baya yang lewat menarik perhatiannya.“Dimana nyonyamu?” Raka bertanya dingin, nada suaranya kaku seperti baja.“Nyonya belum pulang, Tuan.” Pembantu itu membungkuk sopan.Raka mengerutkan kening.“Nayara belum pulang? Dia baru saja kel

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-83 ANTAGONIS VS ANTAGONIS

    Di sebuah ruangan mewah, sebuah penthouse seharga miliaran rupiah dengan dominasi warna putih gading dan sentuhan maroon pada beberapa bagian dekorasi, menciptakan kesan glamor sekaligus elegan.Namun sayangnya, penghuninya sama sekali tak mencerminkan keistimewaan tempat tersebut."Aaah! Sialan! Menyebalkan!" teriak suara melengking yang menggema memenuhi penthouse. Ternyata, suara itu milik Selina.Dengan wajah acak-acakan tanpa riasan dan mengenakan pakaian ala kadarnya, wanita itu tengah membanting bantal hingga bulu-bulu isi bantal beterbangan di udara."Kenapa Raka sulit sekali dihubungi sih?" gerutunya kesal.Selina meraih ponselnya yang tergeletak di sofa, memeriksa layar untuk kesekian kalinya. Tidak ada pesan. Tidak ada panggilan tak terjawab.“Dasar pria tidak punya hati! Seenaknya menghilang!” suaranya bergetar antara marah dan gelisah.Ia berjalan mondar-mandir di ruang tengah, langkahnya menghentak lantai marmer yang dingin. Kuku jarinya mengetuk-ngetuk permukaan ponsel,

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB 82 – TAK MUDAH

    Suara ketukan pintu terdengar pelan.“Masuk,” ujar Nayara tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya.Brima melangkah masuk dengan tenang. Penampilannya masih culun seperti kemarin—kemeja kusut, kacamata tebal, rambut disisir seadanya. Di tangannya, ia membawa map berisi laporan.“Ini yang Ibu minta,” ucapnya datar, meletakkan map itu di atas meja.Nayara menutup laptop, meraih map tersebut, dan mulai membalik halamannya. Matanya sedikit membesar.“Baru kemarin saya kasih tugas ini ke kamu,” ucapnya pelan, nadanya mengandung kekaguman.Ia kembali menatap isi laporan, alisnya terangkat. “Rinciannya lengkap. Bahkan ada detail yang saya nggak sebut kemarin. Bagaimana kamu bisa dapat ini secepat itu?”Brima hanya mengangkat bahu, ekspresinya tetap datar.“Kalau sudah tugas, ya harus selesai.”Nayara tersenyum tipis, menggeleng pelan. “Kamu ini… luar biasa.”Brima tidak menanggapi. Tatapannya lurus, dingin, seperti batu sungai yang tak bergeming diterpa arus. Ia berdiri tegak menungg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status