Beranda / Romansa / Skandal sang Nyonya Muda / Bab 18 — ADU KEKUATAN

Share

Bab 18 — ADU KEKUATAN

Penulis: UMMA LAILA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-04 23:48:13

Selena merebahkan tubuh di atas sofa empuk penthouse, senyum puas masih menempel di bibirnya. Satu tangannya memainkan ponsel, satu lagi meraih segelas wine.

“Aku yakin banget, sekarang Nayara pasti lagi nangis-nangis di pojokan kamar. Meringkuk, nelen ludah sendiri liat foto mesra aku sama suaminya,” gumamnya, tertawa kecil.

Ia menggeser-geser layar ponsel, menatap foto Raka yang tertidur dengan kemeja terbuka. Entah kenapa, hanya dengan melihat gambar itu saja, rasa puasnya memuncak.

“Apa ku kirim saja satu lagi, ya? Sekalian video,” bisiknya licik, lalu terkekeh dan tak butuh waktu lama video itu sudah terkirim begitu saja.

Selena yang sadar akan sesuatu kembali menatap ponsel. Dia membuka pesan misterius yang sempat dia terima beberapa hari lalu — pesan tanpa nama pengirim, berisi rekaman percakapannya dengan Mayunda.

“Aneh… siapa yang bisa dapat rekaman kayak gini?” gumamnya, nadanya mulai berat.

Selena yang sudah tenang kini sudah bisa berpikir lebih rasional lagi.

Selena bangki
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-29 APAKAH KAMU MASIH INGIN BERCERAI?

    Pagi itu Nayara sudah berada di ruang kerjanya. Di meja, layar komputer menyala menampilkan beberapa laporan yang menumpuk. Namun, perhatiannya tak benar-benar tertuju ke sana. Ponsel di tangannya gelap, mati sejak semalam, tapi entah kenapa Nayara masih saja menatap layarnya.Wajahnya tampak murung, bibirnya mengatup rapat. Pikiran Nayara dipenuhi berbagai hal, tapi yang paling dominan adalah soal Selena. Wanita itu — meskipun sudah Nayara beri pukulan telak dengan kiriman rekaman suara bersama Mayunda — tetap saja bisa berjalan di kantor seolah tak ada apa-apa."Apa jangan-jangan rekaman itu gagal bikin dia down? Atau dia pura-pura kuat?" batin Nayara kesal.Nayara mendengus pelan, lalu membuka WhatsApp. Jarinya mengetik cepat sebuah pesan singkat ke Rei.‘Sepertinya rencana pertama gagal.’Pesan terkirim, tapi centang dua pun belum muncul. Nayara menunggu beberapa detik, lalu mendesah.“Astaga, nih orang kemana sih,” gumamnya.Tapi sebelum sempat mengutuk lebih jauh, pintu ruangann

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-28 TENANG SEBELUM BADAI BAGI MAHENDRA

    Angin malam berhembus pelan di balkon penthouse milik Selena. Kota yang tak pernah benar-benar tidur itu masih menampakkan lampu-lampu gedung yang bertebaran seperti bintang di kejauhan.Raka duduk di kursi rotan, segelas wine di tangannya. Wajahnya sedikit lebih segar meski kantung mata masih membayang. Di hadapannya, Selena bersandar santai, mengenakan dress tipis berwarna gelap.“Akhirnya kelar juga kekacauan itu,” gumam Raka, memutar gelasnya pelan.Selena tersenyum kecil. “Benar-benar malapetaka sih kalau sampai nggak ketemu orang itu. Bisa habis Mahendra Grup.”“Aku nggak habis pikir, staf IT kita payah banget. Besok aku pecat beberapa orang. Ganti tim baru yang benar,” kata Raka datar, lalu meneguk minumannya.Selena mencondongkan tubuhnya, menatap Raka serius. “Tapi, Sayang… soal IT freelance itu… aku nggak yakin dia orang biasa.”“Kenapa?” Raka menaikkan alisnya.“Orang kayak dia — yang bisa bersihin virus serumit itu dalam hitungan jam — mana mungkin cuma freelance IT nggak

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-27 MASALAH TERSELESAIKAN???

    Rei berdiri di depan gedung Mahendra Grup. Wajahnya dingin. Malam itu, dia menyamar jadi freelance IT. Pakai kaus hitam polos, jaket lusuh, dan tas selempang. Rambutnya acak-acakan, jauh dari sosok CEO Aldebaran Corp yang biasa tampil rapi.Bima keluar dari lobi, menghampiri Rei.“Kau yakin soal ini?” bisik Bima.Rei tak menjawab, hanya berjalan masuk.Sedang Raka Mahendra masih di ruang kerjanya . Tumpukan kertas, laptop terbuka dengan notifikasi error yang terus berdatangan. Kopi di mejanya sudah entah berapa cangkir — minimal sepuluh. Matanya merah, wajahnya kusut.Ia tak pulang sejak kemarin. Situasi Mahendra Grup benar-benar kacau. Server bermasalah, laporan keuangan berantakan, dan tim IT tak kunjung menemukan solusi.Ketukan pintu membuatnya menoleh.“Masuk,” ucap Raka tanpa semangat.Bima masuk, diikuti seorang pria asing berjaket hitam.“Pak, ini orang yang saya bilang. Freelancer, bisa bantu urusan server, dia dikirm dari Aldebaran Corp,” jelas Bima singkat.Raka menatap pri

  • Skandal sang Nyonya Muda   Bab 26 KAPAN KAMU AKAN MENGINGATKU?

    Nayara duduk di ruang kerjanya, menekan pelipis dengan jemari. Kepalanya berdenyut hebat, dihantam pusing akibat laporan keuangan yang tak kunjung beres.Tiba-tiba ponselnya bergetar. Nama Raka Mahendra terpampang di layar."Apaan, tumben banget orang ini nelepon," gumam Nayara heran. Tapi ia tak berniat mengangkat. Kepalanya sudah nyut-nyutan, ditambah mendengar suara Raka bisa bikin suasana makin kacau.Panggilan itu terus berdering, sampai lima kali. Nayara tetap bergeming. Saat panggilan keenam masuk, Nayara meraih ponselnya dengan kesal. Tapi bukan nama Raka yang muncul kali ini.Selena."Halo?" sapa Nayara dengan suara dingin."Kamu tuh gila ya, Nayara!" suara Selena langsung melengking, penuh emosi. "Berani-beraninya kamu ngancurin bisnis suami kamu sendiri! Dasar perempuan sakit jiwa!""Hah? Ngomong apaan sih kamu?" Nayara mengernyit, bingung sekaligus jengkel.Selena makin menjadi. "Mahendra Grup sekarang lagi kacau balau gara-gara virus yang kamu kasih lewat flashdisk itu! K

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-25 ANAK SINGA TETAPLAH SEEKOR SINGA

    Nayara masih kesal sejak pagi. Wajahnya masam, matanya sayu karena tidur tak nyenyak, ditambah insiden flashdisk yang hilang tanpa jejak. Meski begitu, tak ada pilihan lain. Ia tetap harus masuk kerja ke Adinata Grup. Statusnya sebagai karyawan baru membuat Nayara tak bisa seenaknya absen, apalagi divisinya tengah kacau balau sejak dua minggu terakhir.Begitu sampai di lantai lima, Nayara langsung menuju ruangannya. Langkahnya cepat, tanpa senyum, tanpa sapa. Begitu pintu terbuka, pemandangan meja kerjanya yang berantakan seketika menyambut.Tumpukan map memenuhi hampir seluruh permukaan meja. Beberapa di antaranya terbuka, berisi print out laporan keuangan yang penuh coretan stabilo merah. Post-it berwarna-warni menempel di sana-sini, bertuliskan keluhan hingga permintaan revisi.Nayara mendesah panjang.“Ah, pusing…,” gumamnya lirih sambil menjatuhkan tubuh ke kursi.Ia sempat menutup mata, menarik napas dalam-dalam, lalu mulai meraih map paling atas.“Kerja… kerja… ya kerja…,” ucap

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB 24 VIRUS

    Cahaya matahari pagi mulai menyusup masuk melalui celah tirai jendela kamar hotel. Nayara perlahan membuka mata, lalu menggeliat malas. Begitu menyadari kamar itu terasa sepi, Nayara mengerutkan kening.Tak ada suara televisi menyala. Tak ada suara orang berbicara. Sofa di pojok kamar kosong. Handuk yang biasanya digantung di belakang pintu kamar mandi pun sudah tidak ada.Nayara tersenyum kecil.Syukurlah. Artinya Raka sudah pergi dan tak akan mengganggunya pagi ini.Ia pun bangkit dari tempat tidur, lalu berjalan menuju kamar mandi. Sekitar dua puluh menit kemudian, Nayara keluar dengan tubuh yang sudah bersih, mengenakan piyama santai, dan rambut yang masih basah terbalut handuk.Saat hendak mengambil hairdryer, tiba-tiba ingatan tentang sesuatu menyelinap di benaknya. Matanya membelalak kecil.Map cokelat.Pemberian dari Rei semalam.Tanpa menunggu lama, Nayara langsung berjalan ke meja rias. Tangannya membuka laci paling atas dengan cepat. Namun isinya kosong. Dahinya berkerut. I

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status