Beranda / Young Adult / Sleep With My Enemy / Tantrum Karena Dipaksa Nikah

Share

Tantrum Karena Dipaksa Nikah

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 12:21:35

"Mama, aku tak mau menikah dengan Igo. I hate him!" Ciara menghentak-hentakkan kakinya memprotes perjodohan yang telah divoniskan atas dirinya dan Rodrigo. Semenjak masih SMP, mereka sudah jadi musuh bebuyutan seperti Tom and Jery. Mau ditaruh di mana mukanya kalau dia harus menikahi Igo, teman-teman Ciara pasti akan dengan puas membully dirinya.

"Cia, kamu harus mau menuruti wasiat terakhir kakekmu. Sebentar lagi beliau akan meregang nyawa, apa kamu tega kalau kakek meninggal nggak tenang karena cucunya membantah keinginan terakhir beliau?!" bujuk Nyonya Wina Sasmita sembari membelai surai panjang putrinya yang tergerai indah sepunggung.

Wajah Ciara cemberut dengan bibir monyong lima senti alias bimoli. "Cia 'kan masih kecil, Ma!" serunya tak mau menyerah begitu saja dan bersedekap di tepi ranjang.

"TOK TOK TOK."

Suara ketokan di pintu kamar membuat kedua wanita beda generasi itu sontak menoleh ke arah yang sama. Kepala Pak Hartono Sasmita muncul dari daun pintu yang terbuka. "Lho, kok masih pakai seragam basket sih? Waktunya sudah mepet, Ma. Ciara harus segera dirias dan dipakaikan gaun putih seadanya. Pakai yang dulu Mama kenakan sewaktu kita menikah saja nggakpapa. Ukurannya pasti pas itu!" ujar ayah Ciara yang tak mampu membaca situasi tegang di dalam kamar.

Ciara segera bangkit berdiri dan menghampiri ayahnya untuk memohon, "Pa, Cia menolak pernikahan dini ini. Aku dan Igo masih sama-sama murid SMA. Tolong bujuk kakek agar membatalkan permintaannya itu!"

"Ckk ... nggak bisalah. Kamu ini—Kakek Gito sudah Senin-Kamis napasnya, Papa nggak mau jadi anak durhaka yang menentang keinginan orang tua yang hampir meninggal. Bisa sial nanti, Nak!" tolak Pak Hartono menggelengkan kepala dengan tegas. Beliau pun segera memberi kode kepada istrinya untuk memanggil kedua tantenya Ciara agar bisa membantu persiapan pernikahan kilat tersebut.

Kemudian Tante Anjali dan Tante Merry segera masuk ke kamar Ciara mengikuti kakak sulung mereka. "Ayo, jangan buang waktu lagi, Cia. Kalau sudah nikah pasti juga seneng berduaan, eheem!" goda Tante Anjali yang bertubuh subur karena memiliki empat anak; dua laki-laki dan dua perempuan. 

"Idiihh ... si Tante! Cia 'kan belum paham yang begituan. Pacaran aja belum pernah, nggak salah ini malah disuruh kawin!" protes Ciara dengan nada mayor yang menggelegar di dalam kamar 5 x 5 meter persegi itu.

Tante Merry yang bungsu dari tiga bersaudari itu pun terkikik. Dia menimpali sembari menggamit lengan kiri keponakannya, "Nanti juga paham. Santai ajaa ... nanti Tante kirimin video tutorial ngadon anak ya!" 

"TANTEEE!" teriak Ciara dengan wajah merah merona. Dia jadi membayangkan yang iya-iya bersama Igo. Tubuhnya sontak bergidik seram.

"Cia, nggak ada waktu lagi. Pokoknya sekarang kamu mandi biar nggak asem bau keti tuh. Setelah itu biar Tante Anjali dan Tante Merry yang kolab buat dandanin sampai kamu cantik paripurna!" Nyonya Wina Sasmita mendorong putrinya ke kamar mandi dengan handuk tersampir di bahu Ciara.

Pintu kamar mandi segera ditutup rapat lalu mama Ciara berseru, "Jangan lama-lama, buruan ya!"

Ketiga wanita kakak beradik itu sibuk mempersiapkan gaun pengantin dan make up seadanya. Sementara Ciara malah sedang bergalau ria di bawah shower, dia masih belum menerima bahwa Igo dan dirinya akan menjadi suami istri sebentar lagi.

"Yakin nih, Igo bisa dibujuk buat nikahin aku?! Dia tuh sama bencinya seperti aku ke dia, kami saling musuhan udah lama banget kali!" gumam Ciara sembari menyabuni tubuhnya hingga bersih. Dia sempat mengumpat ketika membayangkan pemuda itu akan menyentuh bagian-bagian pribadinya setelah sah menjadi suami. 

Ciara pun berteriak kesal sendiri, "AAARRGH!"

"TOK TOK TOK. Cia ... Cia, kamu nggak kenapa-kenapa 'kan di dalam?!" Nyonya Wina otomatis menggedor pintu kamar mandi dengan panik.

"Nggakpapa kok, Ma. Bentar ya, Cia dah kelar mandi!" sahut Ciara menghela napas berat saat memutar keran shower hingga air berhenti mengguyur tubuhnya.

Ketika dia keluar dari kamar mandi, ketiga wanita dengan genetik mirip itu kompak menatap ke arahnya dan segera berdiri menyambut Ciara. 

"Duduk dulu ya, Say. Tante Anjali keringin dulu rambut kamu sebelum disanggul modern. Dijamin rapi dan cantik nanti ponakan Tante nih!" Adik mamanya segera menghidupkan hairdryer untuk mengeringkan rambut hitam panjang Ciara yang basah kuyup.

Ciara menatap bayangan dirinya di cermin dengan pasrah. Dia tak mampu menolak segala paksaan dari keluarga besar Sasmita untuk pernikahan wasiat sang kakek yang sakit keras.

"Ma, nanti aku dinikahkan di mana? Apa di rumah sakit?" tanya Ciara penasaran. Dia membayangkan adegan Runaway Bride dan merasa itu terlalu sulit baginya dengan pengawalan pager ayu triple bersama papanya juga.

Suara langkah gegas terdengar di lorong menuju kamar Ciara dan selanjutnya teriakan bernada syok itu terdengar dari ambang pintu, "Ma, ini beneran si Cia bakal dinikahin sama Igo?!"

"Alex, kamu ngaget-ngagetin aja! Iya, ini keinginan terakhir Kakek Gito sebelum beliau meninggalkan kita semua. Kamu buruan mandi dan siap-siap deh. Sebentar lagi kita berangkat ke rumah sakit untuk prosesi pemberkatan nikah adik kamu dan Rodrigo!" jawab Nyonya Wina keibuan.

"Wow, HAHAHA. Nggak sabar lihat gimana tampang si Igo pas mesti nikahin Cia nanti!" ledek Alex yang sontak mendapat tatapan tajam Ciara dari bayangan di cermin rias.

Sekalipun selama ini Alex menyembunyikan identitasnya yang notabene kakak beradik dengan Ciara, tetapi sekarang dia senang memberi kejutan untuk sobat kentalnya itu. Mereka berdua akan menjadi ipar karena Igo menjadi suami Ciara.

Setengah jam kemudian, Ciara menuruni tangga dari lantai dua dibantu tante-tante dan mamanya karena gaun pengantin pinjaman sang mama bermodel jadul yang mekar heboh.

Alex dan Pak Hartono mendesah kagum melihat penampilan Ciara yang berbeda 180° dari yang biasanya tomboy bin pecicilan menjadi seorang puteri dari negeri dongeng. 

"Whoaa ... Cia cantik banget lho, Sayang!" Pak Hartono menyambut putri semata wayangnya di dasar tangga. Mata pria berusia setengah abad itu berkaca-kaca. "Papa nggak menyangka bahwa hari Papa menikahkan kamu akan tiba begitu cepat!" Beliau membelai puncak kepala Ciara.

Nyonya Wina Sasmita yang mendengar perkataan suaminya, terlebih dahulu meluruhkan air matanya. Dia hanya berharap satu hal, pemuda ingusan pilihan ayah mertuanya akan sanggup membahagiakan Ciara dan bertanggung jawab menjadi imam dalam rumah tangga yang kesannya dipaksakan, terlalu dini.

Alex merangkul bahu mamanya dan menghibur, "Mama tenang aja, Igo itu sobatnya Alex. Dia cowok baik kok. Si Cia ntar pasti dibimbing ke jalan yang benar biar nggak sesat melulu. Hahaha!"

"Bang Alex sialan!" Ciara langsung menggeplak badan kakaknya sekuat tenaga.

"Ckk ... kebiasaan lo, barbar!" sembur Alex kesal karena pukulan Ciara itu memang bertenaga. Wajar saja karena dia adalah kapten tim basket sekolah.

"Sudah ... sudah, kalian ini malah kelahi sih!" lerai Pak Hartono. Momen haru tadi mendadak rusak karena ulah putra putrinya. 

Tante Merry pun berkata, "Berangkat sekarang aja, Mas Tono. Nggak enak ditunggu calon besan kalau ngaret datangnya!"

"Iya, ayo semuanya naik ke mobil. Papa yang kunci pintu rumah!" titah Pak Hartono yang segera dilaksanakan seisi keluarganya. 

Mobil MPV biru itu dikemudikan Om Felix, suami dari Tante Merry. Kebetulan semua sepupu Ciara sudah kuliah di kampus di luar kota Bandung, tepatnya Jakarta. Jadi tak ada yang bisa ikut menghadiri acara tersebut selain para orang tua mereka yang memang tinggal di Bandung. Para sepupu itu dijamin bengong ketika saudari yang paling bontot justru menikah mendahului mereka semuanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (51)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Pasti nanti Igo kaget,kalau tahu Cia adalah adiknya Alex.... Ayo Igo,,...kamu harus cium tangan Alex sebagai tanda hormat....kamu 'kan sudah jadi adik ipar Alex ..he,..he,,..
goodnovel comment avatar
Izbell Tok
mirip kucing dan tikus bnget cia dan igo
goodnovel comment avatar
haniah Nia
gimana ya rumah tangga mereka berdua, pasti tiap hari perang mulut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sleep With My Enemy   Dari Benci Menjadi Bucin (THE END)

    "Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men

  • Sleep With My Enemy   Pernikahan Alex dan Lindsey

    "Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger

  • Sleep With My Enemy   Kejutan Tamu Dari Jauh

    Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo

  • Sleep With My Enemy   Pecah Ketuban Tengah Malam

    Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap

  • Sleep With My Enemy   Bukan Anak Durhaka

    Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal

  • Sleep With My Enemy   Morning Sick Pertama Ciara

    Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status