Share

Bab 33 Ayah dan Anak yang Luar Biasa

Tarun mendesah. Matanya memandang langit yang mendung. Musim hujan sudah mulai menghampiri, walau hujan belum sungguh sungguh turun, namun cuaca mulai terasa dingin dan sejuk. Tegallega mulai ramai kembali oleh banyak orang yang datang untuk berlari di sore hari. Rain duduk disebelah Tarun, memakan roti yang tadi dibelikan oleh Razel. Roti itu adalah roti ketiga yang masuk dalam suapan Rain. Gadis itu merasa luar biasa lapar. Menciptakan dimensi membuatnya merasa kehabisan tenaga.

Lalu suara telepon memutus keheningan diantara keduanya. Handphone Tarun berbunyi dari balik saku celananya. Tarun mengambil HPnya dan mengangkatnya. Dia mendengar suara Cassey, rekan kerja ayahnya. Mereka berdua terlibat pembicaraan singkat. Rain masih mengigit potongan roti terakhir dan sedang mencari air minum kemasan yang tersembunyi di punggungnya. Tarun menutup percakapan ditelepon, wajahnya terlihat pucat.

“Maaf Rain. Aku harus pergi. Ada kondisi darurat.” Ucap Tarun sambil

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status