"Ada apa ini Tante? Kok Tante kasar sama Savana?" tanya Aksa sambil mengerutkan keningnya dan menatap mata Mama Maia.
"Mau kemana kamu Savana? Kamu itu ada tugas nyuci dari Mama!" bentak Mama Maia sambil mengerutkan keningnya.
"T-tapi Mah aku udah selesai nyuci semua baju - bajunya kok," lirih Savana.
Mama Maia terlihat tidak terima Savana jalan berduaan dengan Aksa, laki - laki yang sangat di dambakan oleh Maura, anak kesayangannya.
"Aku mau minta izin sama Tante aku mau ngajak Savana keluar," ucap Aksa sambil menatap wajah Mama Maia.
"Enggak! Enggak boleh! Savana masih banyak pekerjaan rumah yang harus kamu selesaikan!" bentak Mama Maia.
"Tapi tadi aku udah minta izin lewat telpon sama Om Rangga untuk mengajak Savana keluar dan ia mengizinkannya," sanggah Aksa yang mampu membuat Mama Maia terdiam.
Aksa segera membawa Savana untuk masuk kedalam mobil mewahnya dan Mama Maia pun tidak dapat berbuat apa - apa karena suaminya telah mengi
Maura menangis terisak saat ia turun dari mobil mewahnya, ia langsung masuk kedalam rumahnya dan segera berlari memasuki kamarnya, Mama Maia pun yang merasa heran dengan sikap putri kesayangannya."Maura kenapa ya?" batin Mama Maia dalam hatinya."Aku samperin aja ke kamarnya atau jangan ya?" gumam Mama Maia sambil mengerutkan keningnya.Sementara itu Maura langsung menutup rapat pintu kamarnya lalu ia segera membaringkan tubuhnya dan menutupi wajahnya menggunakan bantal, hatinya begitu sakit saat melihat Aksa bermesraan bersama Savana.Maura terus menangis ia membanting semua barang - barang yang ada di kamarnya, semua barang yang ada di kamarnya menjadi pelampiasan amarah Maura."Jahat!" teriak Maura sambil membanting vas bunga yang terpajang di kamarnya.Arrrgggghhhh!Maura berteriak histeris ia benar - benar tidak dapat mengontrol emosinya, hatinya begitu pedih. "Savana Lo jahat! Gue benci sama Lo!" teriak Maura dengan
Ternyata yang datang bukanlah Savana melainkan Papah Rangga. "Ternyata yang datang bukan anak pembawa sial itu tapi ayahnya," batin Mama Maia dalam hatinya.Papah Rangga langsung menyapa dan memberikan senyuman manisnya kepada istri tercintanya berbeda dengan Mama Maia yang terlihat cemberut dan menunjukkan muka masamnya."Hai sayang, kamu lagi ngapain diluar," sapa Papah Rangga sambil tersenyum manis menatap wajah cantik Mama Maia."E-enggak Pah aku diluar karena bosen didalam rumah terus," sanggah Mama Maia yang terlihat gugup dihadapan suaminya.Papah Rangga langsung percaya saja dengan omongan istrinya meski hatinya yakin jika ada yang disembunyikan oleh istrinya tersebut, namun Papah Rangga hanya tersenyum lalu segera pergi masuk kedalam rumahnya."Yasudah Papah masuk duluan ya Mah," ujar Papah Rangga yang sepertinya sangat lelah dengan aktivitasnya hari ini."Iya," sahut Mama Maia.Mama Maia mencoba untuk diam dan tidak memberit
Mama Maia mendorong Savana hingga ia jatuh tersungkur dihadapannya. "Rasain!" bentak Mama Maia."Mah kenapa Mama bawa aku ke gudang ini Mah! Mah kalau aku salah aku minta maaf sama Mama tapi tolong Mah jangan perlakukan aku seperti ini! Aku mohon sama Mama," lirih Savana sambil mencoba meraih pergelangan kaki Mama Maia.Savana mencoba memegang pergelangan kaki Mama Maia, Savana memohon ampun kepada Mama Maia. "Mah aku mohon Mah, mohon maafkan aku kalau aku punya salah sama Mama," rintih Savana yang berharap jika Mama Maia memaafkannya.Hiksss ... Hiksss ... Hiksss ....Savana terus menangis sesenggukan ia benar - benar takut jika nanti Mama Maia benar - benar mengurungnya di gudang yang sudah sangat kotor dan tidak terurus itu. "Mah," rintih Savana dengan wajah memelas."Savana!" bentak Mama Maia.Savana langsung mengarahkan pandangannya, ia langsung menatap wajah Mama Maia yang terlihat memerah mengisyaratkan jika Mama Maia bena
Pagi ini Maura terbangun dari tempat tidurnya dengan jantung yang berdetak kencang, hatinya begitu degdegan ketika ia mengingat kejadian tadi malam, kejadian yang membuat ia benar - benar merasa menjadi wanita bodoh.Maura terus memikirkan kejadian tadi malam saat ia dan juga Erik melakukan hubungan terlarang, Maura benar - benar merasa bodoh. "Entah betapa bodohnya gue yang mau diajak oleh Erik melakukan sesuatu yang sangat tidak pantas," gumam Maura dengan bibir pucat nya.Ia kembali mengingat saat malam itu ia dan Erik merasa dikhianati oleh pasangannya, mereka merasa sakit hati oleh pasangannya.Maura kembali mengingat saat dirinya bersama Erik melakukan sesuatu yang cukup fatal. "Bagaimana jika gue hamil," batin Maura."Gue enggak mau jadi ibu dulu!" batin Maura yang merasa dirinya belum siap untuk menjadi seorang ibu."Gimana reaksi Mama sama Papah saat nanti gue hamil?" ba
Sementara itu Savana hanya dapat menangis terisak di kamarnya hatinya begitu pedih. Kepalanya pusing badannya juga terasa lemas. Seharusnya sekarang dia bahagia karena tiga hari lagi pernikahannya bersama Aksa akan segera dilaksanakan.Tok ... Tok ... Tok ....Suara ketukan pintu terdengar dari balik pintu kamar Savana.Masuk! Perintah Savana dengan nada lemah dan tidak bersemangat.Ternyata yang mengetuk pintu kamarnya adalah asisten rumah tangga di rumahnya. "Ini Mbak saya buatkan sarapan pagi untuk Mbak," ujar Bi Ina"Iya Makasih ya Bi," sahut Savana dengan lemah."Mbak kenapa? Mbak Savana sakit?" tanya Bi Ina yang merasa khawatir dengan kondisi Savana.Savana tersenyum menatap wajah Bibi yang ada dihadapannya. "Enggak usah Bi aku hanya pusing biasa," sahut Savana pelan."Yaudah Bi Ina keluar dulu ya buat ambil obat untuk Mbak Savana," ujar Bi Ina."Iya Bi makasih," sahut Savana sambil tersenyum.Bi Ina segera pe
"Gimana Dok?" tanya Maura dengan wajah pucatnya setelah melihat Dokter cantik itu telah memeriksa dirinya.Dokter itu tersenyum manis. "Mbak enggak kenapa - kenapa kok," ujar Dokter cantik itu dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.Maura menghela nafasnya dan tersenyum manis. "Syukurlah," batin Maura dalam hatinya."Selamat Mbak, sekarang Mbak hamil, sebentar lagi Mbak akan menjadi seorang ibu," ucap Dokter cantik itu."Saya turut berbahagia, saya permisi dulu ya Mbak," ujar Dokter cantik itu.Setelah dokter cantik itu pergi Maura langsung lemas seketika, ia langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan keadaan hati yang hancur, Maura segera masuk kedalam mobilnya.Didalam mobilnya Maura terus menangis ia tidak mempercayai semua ini, ternyata apa yang ia pikirkan menjadi kenyataan ia hamil anak dari Erik. "Ternyata apa yang gue takutkan sekarang menjadi kenyataan," batin Maura dalam hatinya.Maura menatap kearah perutnya
Saat ia akan masuk kedalam mobil tiba - tiba Mamanya memanggilnya. "Hei Erik! Kamu mau kemana?" tanya Mama Yunita."Aku mau main Mah," sahut Erik sambil tersenyum manis menatap wajah sang Mama."Yah sayang Mama hari ini pengen quality time bareng kamu," ujar Mama Yunita dengan nada memelas."Duh! Gimana nih kasian juga Mama kalau enggak di turutin," batin Erik dalam hatinya."Gimana sayang? Kamu tega nolak permintaan Mama?" tanya Mama Yunita dengan nada memelas."Yaudah iya Mah aku mau quality time bareng Mama," ucap Erik sambil tersenyum kearah Mama Yunita."Oke sayang terimakasih, nanti Mama akan ajak Xabiru juga, kamu siap - siap ya karena kita akan quality time di Singapore," ujar Mama Yunita."Iya Mama," sahut Erik.Erik dan juga Xabiru memang sudah biasa bolak - balik keluar negri, apalagi hanya untuk sekedar menghabiskan waktu bersama, Erik dan juga Xabiru memang sangat dekat dengan Mama Yunita apalagi setelah ayahnya me
Hari ini bagaikan mimpi indah bagi Savana dan juga Aksa. Savana kembali mengingat saat dimana ia pertama kali bertemu dengan Aksa, saat itu ia memang baru saja diselingkuhi oleh mantan kekasihnya, Erik. Savana tersenyum simpul saat mengingat kembali momen - momen ia diberikan sebuah cincin berlian yang sangat cantik oleh Aksa.Savana sedang duduk diatas ranjangnya ia kembali mengingat saat ia bersama Aksa fitting baju pernikahan, Aksa yang memilih desainnya, Savana yang langsung menyetujuinya, Savana juga mengingat saat ia memilih desain cincin pernikahan mereka dengan menuliskan inisal nama mereka A&S.Savana juga tersenyum saat teringat Aksa begitu bersemangat ketika diskusi dengan pihak wedding organizer, sedangkan Savana selalu menuruti hasil dari keputusan Aksa.Savana mengakui jika Aksa memiliki selera yang bagus dan juga berkualitas. "Rasanya baru kemarin aku ketemu dan mempersiapkan pernikahan kami sekarang waktu yang ditunggu - tunggu telah tiba," b