Akhirnya setelah mengetuk pintu beberapa kali, orang yang mereka cari akhirnya keluar. Orang itu langsung menatap kearah wajah Mama Maia dan juga Maura. "Maaf ada keperluan apa ya?" tanya orang itu yang diduga adalah Dito.
Mama Maia dan Maura langsung tersenyum manis menatapnya. "Apakah ini benar dengan Pak Dito?" tanya Mama Maia dengan nada ragu.
Laki - laki paruh baya itu menganggukkan kepalanya. "Iya benar saya sendiri," ucap laki - laki itu sambil menatap mata Mama Maia.
"Ada apa ya?" tanya laki - laki itu ketika Mama Maia dan Maura mencari nama dirinya.
"Hmmm ... K-kami mau mengajak Bapak untuk bekerja sama," ucap Mama Maia dengan gugup.
"Kerja sama? Kerja sama apa?" tanya laki - laki itu dengan keheranan.
"Jadi kami minta Bapak untuk memojokkan dan mengkambing hitamkan Savana agar ia yang menjadi tersangka kasus penusukan Erik," bisik Mama Maia pada laki - laki itu.
"Memojokkan?" tanya laki - laki itu, ia tampak heran dengan apa
Sementara itu Xabiru sedang gencar - gencarnya menyuruh Agri yaitu asisten pribadinya untuk menelusuri kehidupan pribadi Savana yang menjadi tahanan sementara kasus penusukan Erik. "Gue enggak akan bisa melepaskan siapapun itu dari siksaan gue! Gue enggak akan mungkin membiarkan orang yang telah membuat adik gue meninggal hidup bahagia dan juga tenang," batin Xabiru dalam hatinya.Sekarang Xabiru dan Agri sedang duduk berdua di teras rumah bak istana mewah milik Xabiru, ia masih belum bisa melepaskan adiknya, Erik. Begitu juga dengan Mama Yunita yang terus menangis terisak dan terus mengurung diri dikamar karena masih belum menerima kepergian sang putra tercintanya.Xabiru juga terlihat sangat merasa kasihan dengan kondisi Mama Yunita yang terus - menerus memanggil nama Erik padahal Erik sudah pergi untuk selama - lamanya dan tidak akan pernah kembali lagi, namun Mama Yunita terus berprilaku seolah - olah Erik masih hidup.
Sementara itu sekarang Aksa tinggal di rumah orang tuanya kembali karena rumahnya sudah tidak bisa ditempati lagi. Hatinya begitu hancur ketika dirinya diberitahukan oleh polisi jika ada bunga ketika Erik terbunuh dirumahnya, polisi mengatakan jika bunga itu milik diduga milik Erik yang akan diberikan kepada Savana."Apa yang telah kamu lakukan selama aku berada di luar kota Savana?" batin Aksa sambil menatap wajah istrinya pada foto di handphone yang ia pegang.Aksa sedang berada di kamarnya, pikirannya merasa kacau dan tidak karuan, ia merasa jika rumah tangganya kali ini tidak akan berjalan dengan lama, namun ia akan terus berusaha sekuat mungkin untuk mempertahankan hubungannya bersama dengan Savana, istrinya.Saat ia bertemu dengan Savana di kantor polisi, Aksa merasa sangat kasihan dengan kondisi sang istri, namun ia begitu merasa kecewa dengan apa yang telah terjadi, Aksa terus memikirkan bagaimana bisa Erik datan
Sementara itu Mama Maia terlihat sangat gelisah dan juga bingung karena ia harus mencari uang dan juga beberapa perhiasan untuk membayar orang yang akan membuat Savana menjadi tersangka di penjara."Bagaimana aku harus mencari semua itu," batin Mama Maia dalam hatinya."Bagaimana jika aku tidak bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Bahkan sekarang saja tabunganku belum mencukupi uang yang diminta oleh orang itu!" Mama Maia malam ini benar - benar tidak bisa tertidur karena ia harus memikirkan bagaimana caranya ia mendapatkan uang yang diminta oleh Pak Dito."Pastinya aku enggak mau melihat anak aku menderita! Aku enggak mau Maura tersiksa di penjara! Aku enggak tega. Aku akan terus berusaha untuk mencari uang itu supaya Maura tetap dalam posisi aman." gumam Mama Maia sambil mengerutkan keningnya.Mama Maia memang akan selalu melindungi Maura karena ia sangat mencintai anak yang selama ini selalu dicint
Diwaktu yang sama yakni pukul 23.30.Maura juga terlihat masih mondar - mandir didalam kamarnya karena ia susah untuk tertidur. Ia terus mencari cara bagaimana ia bisa merebut Aksa kembali dari Savana."Sudah malam seperti ini tapi rasanya gue belum mengantuk juga," gumam Maura sambil mengerutkan keningnya."Kira - kira Mama dapat uang lima ratus juta itu dari mana? Perhiasan? Atau mungkin tabungan? Aku rasa kalaupun Mama menjual perhiasannya dan juga mengambil tabungan miliknya itu semua akan tetap kurang dengan uang yang diminta oleh si Dito laki - laki tua yang kurang ajar itu," gerutu Maura dengan nada yang sangat kesal."Seharusnya aku harus membantu Mama untuk mencari uang sebanyak itu, aku harus bisa mendapatkan uang itu agar aku tidak dipenjara dan bisa terbebas dari kecurigaan polisi jika aku terlibat dalam kasus penusukan Erik." Maura membatin sambil mengerutkan keningnya.Maura langsung duduk diatas tempat tidur mewah milik dirinya sambil me
Sementara itu saat ini Savana masih harus merasakan dinginnya lantai penjara. Hatinya begitu pilu saat ia merasakan kedinginan yang menancap tulang rusuknya. Ia terus menitikkan air matanya. "Aku enggak salah kenapa aku harus menanggung semua ini? Aku tidak menusuk Erik! Aku enggak salah!" batin Savana dalam hatinya.Suasana penjara yang sudah mulai sepi karena malam sudah tiba semua orangpun banyak yang sudah tertidur pulas. Namun tidak dengan dirinya, Savana terus merasakan kegelisahan yang begitu luar biasa, ia terus menitikkan air matanya dan merintih jika ia memang tidka bersalah. Hati dan juga pikirannya ingin sekali segera pergi meninggalkan tempat biadab ini."Tempat aku memang bukan disini aku memang telah difitnah! Aku hanya korban disini! Kenapa polisi itu terus bersikeras menuduh aku jika aku adalah orang yang telah menusuk Erik hingga membuat Erik meninggal? Padahal aku sama sekali tidak melakukan hal itu! Bagaimana mungkin aku
Pagi ini semua orang di rumah Papah Rangga dan juga Mama Maia sedang menikmati sarapan pagi termasuk juga Maura yang tengah duduk di samping Mama Maia. Sementara itu Papah Rangga terus merasa gelisah karena kasus yang menimpa putrinya, Savana. "Kamu kira - kira udah sarapan belum ya Nak disana?" batin Papah Rangga dalam hatinya.Sementara itu Mama Maia dan juga Maura tampak sedang berbahagia menikmati menu sarapan mereka pagi ini. "Mama jangan banyak - banyak nasinya memangnya Mama mau aku gendut?" Maura merengek sambil tersenyum merekah pada Mama Maia."Enggak sayang ini sedikit loh, kamu itu harus banyak makan supaya lebih sehat," ucap Mama Maia pada putri kesayangannya.Mama Maia tampak begitu sangat bahagia melihat putri kesayangannya kini sudah mau makan dan juga terlihat sangat bahagia lagi. Tidak ada kebahagiaan dalam diri Mama Maia selain melihat putri kesayangannya itu tersenyum manis. "Mama bahagi
Besok adalah sidang dimana akan ditentukan Savana bersalah atau tidak dan sekarang Mama Maia sedang berusaha untuk mencari uang sebanyak lima ratus juta untuk menyogok orang yang akan menjadi saksi di pengadilan nanti. Mama Maia sekarang sedang berada di toko perhiasan untuk menjual semua perhiasan - perhiasan yang ia miliki. Namun ternyata benar saja semua perhiasan miliknya hanya berhasil terjual sebanyak delapan puluh juta dan itu artinya masih kurang banyak untuk mencapai angka lima ratus juta."Kemana lagi aku harus cari uang? Semua perhiasan aku saja hanya laku delapan puluh juta dan itu masih kurang banyak. Sementara itu orang yang meminta uang sebanyak lima ratus juta sudah sering menagih aku karena ia akan menjadi saksi di pengadilan besok," gumam Mama Maia sambil pusing memikirkan untuk mencari uang sebanyak lima ratus juta.Memang awalnya rencananya Mama Maia ingin meminjam uang kepada teman - temannya namun ia merasa malu dan tid
Sementara itu di rumah mewah bak istana dikediaman Xabiru Adiguna sekarang semua orang sedang mengkhawatirkan kondisi Mama Yunita yang semakin hari semakin memburuk. Xabiru juga merasa sedih karena melihat ibunya yang begitu depresi setelah kepergian adiknya, Erik.Xabiru baru saja keluar dari kamar Mama Yunita, ia benar - benar tidak tega melihat kondisi ibunya yang harus depresi seperti itu. Entah sudah beberapa kali dokter bolak - balik ke rumah mewah bak istana itu. Namun kedatangan para dokter dan juga psikiater itu tidak mempengaruhi kesembuhan Mama Yunita.Mama Yunita benar - benar depresi berat ketika harus kehilangan putra yang sangat ia cintai yaitu Erik. Erika adalah anak yang selalu ia manja karena Erik merupakan anak terakhir."Gue enggak bisa lihat Mama terus - terusan seperti ini!" batin Xabiru Adiguna dalam hatinya."Gue harus terus mencari cara bagaimana supaya Mama