Share

5. Mas Ganteng

"Aduh, maaf ya! Sibuk banget sampai nggak lihat jalan." Aku berkata entah apa. Kenapa ya, kok jadi gak nyambung gini sih.

Haduh!

Aku menggeleng pelan, beberapa kali.

"Tidak apa-apa. Mbaknya baik-baik saja?"

Oh, my!

Mbak? Dia panggil aku, Mbak? Emang muka aku setua itu kah?

"Eh, aku gak papa kok! Oh iya. Panggil aku Siska. Jangan mbak. Aku belum tua loh!" kataku sedikit tak suka.

Lihat-lihat. Pemuda yang belum aku ketahui namanya itu malah tersenyum. Dan ah, senyumnya bukan bikin sehat, malah bikin aku diabetes.

Ya Tuhan ... sehatkan aku, supaya aku bisa deket-deket terus sama pemuda yang tak hamba ketahui namanya itu.

"Mbak?" panggilnya padaku. aku terkesiap. Namun, belum mampu aku jawab.

"Kok malah diem aja. Mbak gak papa 'kan mbak? Saya jadi gak enak, karena udah nabrak mbaknya. Eh, maksud saya ... Siska."

"Wah, kamu ganteng sekali! Ehm, iya, aku baik-baik aja. Aduh, ngomong apaan ya, aku?Tapi, terima kasih sudah bertanya."

Huh! bodoh, bodoh, bodoh! Pake acara keceplosan segala lagi, ini mulut.

Ya ampun!

"Terima kasih, kamu juga cantik."

Ya Tuhan. Demi apa?

Mataku membulat dengan sempurna saat mendengar kata-kata yang terucap dari bibirnya yang seksi itu. Dia bilang aku cantik? Oh, my. Apa aku lagi ngimpi? Ah, rasanya enggak deh. Aku sadar kok. Seratus persen sadar. Bahkan, aku masih sadar, kalau aku ini belum mandi dan masih dasteran.

Walah!

"Hehe. Makasih loh, udah bilang aku cantik. Kamu orang yang entah keberapa yang mengakui kecantikan aku."

Lihat! Dia senyum lagi.

Ya Allah ... senyumnya bener-bener bikin aku diabetes, kalau terus-terusan dilihat. Tapi, kalau gak diliat sayang juga sih.

Mubadzir!

"Heh, Siska! Ganjen banget sih, jadi perempuan! Mentang-mentang kamu itu janda, bisa seenaknya godain laki yang baru dikenal."

Aku menoleh! Suara si Juminten yang kurang kerjaan itu terdengar nyaring di telinga.

Gak bisa apa, kalau dia gak ganggu aku sebentar aja. Gak bosen apa, gangguin hidup aku terus? Dasar wanita jadi jadian.

"Sirik! Tanda tak mampu!"

"Apa kamu bilang? Sirik! Ih, sorry ya. aku gak sirik sama kamu. Aku tuh cuma heran aja sama kamu."

"Heran kenapa?" tanyaku tak mengerti.

"Mentang-mentang janda bisa seenaknya begitu. Gak bisa lihat yang ganteng dikit, langsung di embat! Langsung di godain."

Wah! Bener-bener gak di sekolahin nih mulut si Juminten. Bisa-bisanya dia ngatain aku yang enggak-enggak.

"Dijaga ya, punya mulut. Jangan suka fitnah! Nanti aku kasih sambel tuh mulut. Tau rasa kamu! Tau 'kan kalau sambel buatan aku itu paling enak!"

"Halah! Pakai bawa-bawa sambal segala lagi. percuma bisa bikin sambal enak juga kalau nggak ada yang makan. Situ 'kan janda!"

"Heh! Jumi alias Juminten! Si janda yang sekarang udah jadi mantan janda! Ada masalah apa sih kamu sama aku? Suka banget gangguin aku! Aku merasa kayaknya kamu tuh benci banget sama aku. Kenapa sih?!"

Ku keluarkan semua kekesalanku pada si Juminten. Hati ini sudah menggebu ingin sekali mengeluarkan semua unek-unek mengenai wanita nyinyir ini.

"Heh, Siska--"

"Ekhem!"

Aku menoleh. Si Juminten pun melakukan hal yang sama denganku. kami berdua sama-sama menoleh ke arah sumber suara yang baru saja berdehem saat si Juminten hendak mengeluarkan kata-kata yang entah apa itu. Namun yang pasti suaranya pasti akan menyakitkan telinga. Takan salah lagi.

"Maaf sebelumnya."

Walah! Aku langsung meleleh saat laki laki itu bersuara. Cuma ngomong gitu aja, bisa buat jantung aku dangdutan. Apalagi kalau dia nyatakan cinta barusan. Sudah pasti jantungku bakal tawuran sama organ yang lainnya.

Bener bener udah gak sehat aku ini kayaknya.

Tapi eh, eh, eh ... ternyata bukan cuma aku aja yang terpesona dan meleleh hatinya karena melihat ketampanan pemuda di hadapanku ini. Tapi juga si Jumi alias Juminten. Bahkan, ekspresi wajahnya itu jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kalian bayangkan.

Mulut lebarnya terbuka hampir sepenuhnya. Ilernya bahkan hampir saja terjatuh jika saja aku tak menyenggol dengan keras bahunya pakai lenganku ini.

"Heh! Janda yang udah jadi mantan! Inget suami! Gak usah berlebihan kayak gitu ekspresi wajahnya. Ngeri!" sindirku tajam. Setajam tatapan matanya saat ini padaku.

"Ngapain liat liat aku kayak gitu? Situ demen? Merasa kalau apa yang aku omongin itu benar?" cerocosku sambil menuduhnya.

"Sinting!" Satu kata dan dia kembali mengalihkan tatapannya pada laki-laki ganteng di hadapan kami.

"Aku Jumi, alias Juminten." Tak kusangka dan tak kuduga. Mantan janda itu mendahului aku berbicara dengan laki laki ganteng ini. Tangannya yang mungkin bau jigong itu terulur pada si ganteng. Dengan wajah tak tahu malu, ia tersenyum sangat manis padanya. Bahkan, saking manisnya, malah berubah jadi pait.

Wah, keterlaluan! Ini tak bisa di biarkan. Dia ini 'kan sudah ada yang punya. Mana boleh begitu?!

"Bang Joko Kesemsem!" Teriakku kencang. Bahkan, saking kencangnya teriakanku itu, si Mas ganteng yang ada di depan, langsung menutup telinga dengan kedua tangan. Si Jumi pun langsung celingukan.

"Bininya nih ..., ganjen sama cowok ganteng! Mana masih muda, lagi, alias berondong!" Aku berteriak kembali. Si Juminten semakin gelagapan. Dia gelisah! Tubuhnya udah persis kayak cacing kepanasan.

Hiii ... ngeri!

"Awas kamu, ya!" ancam si Juminten padaku. Matanya yang masih ada setitik kotoran itu, melirik sinis ke arahku.

Aku terkikik Pelan. Pergi juga dia dari hadapanku.

"Eh, sampai lupa. Mas di depan sampai di anggurin." Aku membenarkan rambut yang berantakan dengan gaya lembut.

Aih, di pandangi juga aku olehnya.

"Siska gak papa 'kan? Jangan banyak teriak, nanti tenggorokannya sakit."

Gimana, gimana?

Aku terkesima sesaat. Merasa diperhatikan oleh mas ganteng yang satu ini.

"Kenalin, nama saya Reyhan."

Aduhai ... belum usai keterkejutanku, pemuda ganteng itu malah semakin membuatku terkejut dengan memperkenalkan namanya.

'Reyhan' begitu dia berucap.

"Neng Siska! Kalau mau nyari gebetan baru, jangan di sini! Akang sakit hati liatnya."

Aku menoleh sinis. Ternyata si kang sayur yang berbicara. Apa maksudnya coba, bilang begitu di hadapanku dan si mas ganteng. Eh, Reyhan maksudnya.

"Suka suka aku dong, mau kenalan di mana aja."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status