Status Sindiran istriku
Di dalam ruangan bos mereka bercumbu hingga Sofie melayani lelaki itu dengan nafsu memburu. Setelah, selesai anak bos memberikan beberpaa lembar kertas untuknya.
Detak jantungku berdetak cepat. Ingin menampar wajah wanita itu. Ternyata, ia kotor. "Mereka sudah berhubungan selama empat bulan. Sempat ketahuan sama saya. Tapi, mereka teralih dengan masalahmu. Seolah-olah kamulah yang berselingkuh. Ini ada pesan percakapan mereka. Saya berhasil menyadapnya." Mereka memberikan hasil percakapan Sofie dengan anak bos mengunakan aplikasi hijau. Lagi-lagi aku terkejut. Benar kata istri anak bos. Mereka menjadikanku kambing hitam agar hubungan mereka tak diketahui publik. Dengan cara Sofie berdekatan denganku, maka para wartawan dan orang-orang akan teralih. Mereka lebih melihat masalah rumah tanggaku. Licik sungguh licik. Menikmati kebahagiaan di atas pStatus Sindiran IstrikuMenuruni tangga dengan langkah gontai tak peduli suara Sofie meminta tolong dan memanggil namaku.Wanita, memang kalimat yang sudah pasti memiliki beribu makna mendalam, bahkan tak bisa dikiaskan. Jiwanya lembut, hatinya bak serpihan embun. Ia tidak pernah menuntut untuk sempurna, tetapi kenapa aku selalu menyalahkan dan mengabaikan Rima.Anggun, kewibawaan, bahkan mahkota indahnya selalu menjadi sasaran duniaku. Memaksanya untuk mengikuti segala keinginanku.Ia tidak pernah menuntut sempurna, ia rapuh karena dia makhluk yang tidak bisa melupakan kehambaran dan kepahitan ini.Apakah dia memiliki jiwa pemaaf. Memaafkan kesalahan suaminya yang telah melakukan kesalahan. Perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga yang aku lakukan.Hati ini menyesal mengetahui kebusukan Sofie. Aku tak ingin Rima di
Status Sindiran Istriku"Siapa kamu?" ucapku lantang. Tubuhku terasa merinding. Apa mungkin ada penunggu di sini. Tidak mungkin. Aku tak percaya hantu.Segera menuang mie rebus ke dalam mangkuk dan mengambil sebotol air dingin. Aku melangkah ke lantai atas menuju kamarku. Tak menghiraukan seseorang berdiri di pojok ruangan. Entah siapa dia. Aku tak peduli.Melahap mie rebus dengan nikmat. Tak mempedulikan berat badanku yang pasti akan bertambah. Aroma ayam bawang tercium membangkitkan napsu makan.Mie habis beserta kuahnya. Tak kusisakan sedikitpun. Mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Menguyur semua tubuhku dengan air dingin. Sengaja tak menyalakan pemanas air.Biasanya, Rima akan menyiapkan semua keperluanku."Mas, mandi dulu. Aku siapkan air panas," ucapnya.
Status Sindiran IstrikuSuara orang yang mengetuk-ketuk membuatku terperajat. Segera aku menyelimuti tubuh dengan bedcover. Aku tak peduli dengan hawa panas yang terasa di kulit. Senter ponsel masih menyala, tak akan melepasnya sampai lampu kembali menyala.Suara seseorang memanggilku. Aku tak peduli dengannya. Segera memaksa untuk terpejam. Hantu sialan gangguin aja.Suara ketukan pintu membuatku terperajat. Segera keluar dari dalam selimut. Lampu senter ponsel masih menyala.Karena takut dengan suara benda terjatuh semalam yang berulang-ulang mengakibatkan tubuhku lemas tak bertenaga. Kepala terasa sakit sekali."Ajit, buka!" teriak mba Shela yang tak sabaran
Status Sindiran Istriku"Jual, tidaklah. Harta satu-satunya milikku adalah mobil. Tak mungkin aku menjualnya." Tanpa mobil aku tak bisa berpergian jauh."Lalu ke mana mobilmu?" Mba Shela mengangkat dagunya. Tatapannya tajam."Ada di garasi mobil," ucapku santai. Masa ia tak melihat mobilku terparkir di garasi rumah pasti wanita itu melewatinya. Apa matanya yang bermasalah. Mobil sebesar itu tak lihat."Gak ada! Kamu juga gak tutup pagar. Aku sengaja lewat rumahmu. Aku pikir kamu pergi. Pas aku lihat pintu rumahmu juga terbuka pasti ada kamu. Tapi, mobilmu gak ada." Perkataannya sepertinya jujur.
Status Sindiran IstrikuBab 17Kedatangan MertuaAku yang tertidur di ruang televisi, tiba-tiba terlonjak kaget. Suara ketukan pintu dengan teriakkan memanggil namaku.Semalam aku malas bertemu Mama. Akhirnya, kembali ke rumah ini."Ajit! Ajit!""Gawat! Suara papanya Rima." Bergegas bangun mencuci muka tanpa mengosok gigi.Membuka pintu rumah dengan jantung yang tak menentu. Papa mertuaku sudah berkaca pinggang. Matanya melotot tajam. Keberanianku tiba-tiba menciut."Kamu, kurang ajar. Mengapa menyakiti anak saya." Ia mendorong tubuhku hingga terjungkal ke belakang.Tenaganya sangat kuat. Diumurnya yang hampir enam puluh tahun masih saja terlihat muda. Lelaki itu masuk tanpa membuka alas kakinya."Kamu, berani menganiyaya Rima. Rasakan akibatnya." Ia menghajarku hanya dengan melebarkan tangannya. Jangan ditanya rasanya sangat sakit hingga panas di kulit.Bar
Status Sindiran IstrikuRima Kembali Ke Dunia ModelMenjadi Model Majalah Pasca KDRTRima kembali menghiasi sebuah majalah Jakarta, yaitu majalah Beauty. Pemotretan solonya kali ini terasa sangat spesial dan menjadi kabar bahagia bagi para ZomRima, penggemar dari Rima Melati.Majalah Beauty merilis dua foto Rima untuk edisi bulan Juni. Wanita cantik ini menampilkan senyumannya yang cerah dan dapat melelehkan hati semua orang.Selain menggemparkan ZomRima dengan kehadirannya kembali, penampilan baru Rima juga menjadi sebuah kejutan yang menyenangkan.Rima terlihat fresh dengan rambut panjangnya yang saat ini berwarna cokelat. Sebelum Rima hiatus, ia dikenal dengan gaya rambut pendek yang sempat viral.Berita ini mengejutkanku. Rima kembali ke dunia model. Ternyata, apa yang diceritakan mba Shela benar.Kubaca lagi berita online tersebut dengan dada yang terasa panas. Melihat foto di majalah Beauty, istrik
Status Sindiran IstrikuKecurigaankuAku mengikuti Ridho dengan mengunakan motor. Lelaki itu masuk ke dalam rumah yang besar. Aku tak terkejut dengan keadaan rumahnya. Ia lelaki tajir dan hartanya gak habis-habis.Tak lama lagi, ia keluar lagi dan masuk ke dalam mobil. Segera kustarter motor matic mengikutinya kembali. Baju oblong polos dan celana levis. Penampilannya terlihat santai.Jalur jalan Ridho sepertinya sama dengan jalur yang sering aku lewati. Melihat bangunannya dan warna cat rumahnya yang ia kunjungi adalah rumah orang tuaku. Mau apa dia datang ke mari.Mama menyambutnya dengan senyum merekah. Ia juga tak segan-segan mencium pipinya. Ridho menyerahkan paperbag kecil. Mama terlihat bahagia.Segera kuparkir motorku agak jauh dari rumah. Ingin tahu apa yang mereka lakukan di dalam. Mengendap-endap bagaikan maling di rumah sendiri."Tante, kangen," ucap mama manja."Ridho
Status Sindiran IstrikuBadanku bergetar, ketika mendapatkan kabar dari rumah sakit kalau mama mengalami kecelakaan. Aku bergegas masuk ke ruangam UGD. Melihat Mama terbaring lemah dengan infus yang menempel. Matanya terpejam, namun hatiku lega melihat napasnya masih berhembus.Di sekitar tubuhnya terdapat beberapa luka lecet dan perban di bagian kepala." Mama ...." Air mataku terjatuh melihat kondisi wanita yang telah berjuang dalam hidupku. Merawat dan manafkahiku."Suster, bagaimana keadaan mama saya?" tanyaku kepada perawat yang berada di UGD."Bapak siapanya pasien?""Saya anaknya dari ibu Ririn yang berada di UGD tiga." Ia melihat kertas yang berada di tangannya."Tunggu sebentar, dokter sedang melayani pasien lain." Kulihat dokter sedang berbincang..Setelah nama mamaku dipanggil, aku segera menghampiri wanita yang berpakaian serba putih itu. Matanya melirikku sekilas, mungkin i