Home / Romansa / Stuck On You / Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

Share

Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

Author: Brightwin
last update Last Updated: 2021-04-03 12:21:53

“Saya pesan kamu!” tegas Kim yang mengeluarkan nada suara baritonenya yang sejak dari tadi ditunggu oleh Sasi, bahkan begitu terdengar maskulin oleh telinga Sasi.

Sasi masih tercengang karena tidak mengerti maksud perkataannya.

“Pesan saya, maksudnya?” tanya Sasi tak paham. Tidak hanya Sasi yang tercengang, melainkan sang sekretaris pun menampilkan wajah yang sama seperti Sasi. Win merasa bingung dengan ucapan atasannya itu.

Kim mengubah posisi duduknya menghadap Sasi sekarang. Fokus kepada perempuan itu yang sedang berdiri di hadapannya, membuat Sasi sedikit merasa canggung ketika melihat dengan jelas rupa salah satu pengunjung spesialnya itu yang memang sangat tampan, dan mampu menggoda para perempuan.  

“Iya, saya pesan kamu untuk menemani saya malam ini di sebuah hotel berbintang,” tukasnya sambil tersenyum tampan, seperti tanpa beban bagi Kim mengatakan kalimat itu.

“Saya akan memberikan apapun yang kamu mau, dengan syarat berikan tubuh kamu ke saya, mudah ‘kan.” Kim mengucapkan kalimat tanpa merasa bersalah sedikit pun kepada perempuan yang baru dilihat dan dikenalnya. Bagi Kim, jika dirinya mulai tertarik kepada seorang perempuan, ia akan rela melakukan apapun untuk mendapatkannya. Dan hal itu terjadi pada Sasi sekarang, karena wajah Sasi mampun membuat Kim langsung terpana dalam satu kali pandangan.

Sasi langsung membulatkan matanya sekilas, sedangkan mulutnya sedikit menganga. Ucapan dari pria di hadapannya ini begitu keterlaluan dan dirasa telah melecehkannya. Padahal ia baru melihat dengan sosok pria ini. Ingin sekali Sasi mengarahkan kepalan tangannya ke arah wajah pria itu yang sudah berani melecehkannya. Namun, dirinya hanya seorang pelayan yang tak memiliki kuasa lebih untuk melawan pria kaya sepertinya. Bahkan mata para pengunjung yang terus diarahkan kepadanya menjadikan sebagai objek tontonan.

Kekesalan Sasi sudah naik ke ubun-ubun dengan perkataan Kim. “Apa maksud bapak, yah? Bapak pikir saya perempuan murahan yang suka mengobral tubuh saya ke setiap pria!” gertak Sasi dengan nada sedikit tinggi kepada Kim. Gertakan dari Sasi terdengar oleh para pengunjung yang lain, termasuk oleh sang manajer sendiri sampai membuat Keiko menekan-nekan pelipisnya pusing karena mendengar kegaduhan yang dilakukan oleh salah satu pelayannya itu.

“Kamu nggak usah panggil saya dengan sebutan bapak, itu terlalu ketuaan. Kamu panggil saya Kim saja, karena usia saya baru 28 tahun dan saya kira usia kita nggak jauh berbeda,” ungkap Kim yang tidak peduli dengan kekesalan Sasi.

“Masa bodoh,” gertak Sasi cepat.

Tawa Kim meledak seketika mendengar gertakan dari Sasi, bahkan menurut Kim jika dalam keadaan marah pun Sasi masih terlihat cantik dan lucu.

Sasi terus memperhatikan sikap Kim yang terus memberikan senyuman kepadanya, seperti tidak merasa bersalah. Ia pun tak mengerti dengan jalan pikiran tamunya kali ini, bahkan Sasi berpikir jika pria ini tak waras. Belum kenal tapi sudah menginginkan dirinya. 

“Saya sebenarnya nggak melecehkan kamu kok, buktinya saya nggak menyentuh sedikit pun kulit kamu, dari ujung rambut sampai ujung kaki kamu. Saya hanya ingin bermalam dengan kamu dan kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu mau, daripada bersusah payah bekerja sampai malam, bukankah itu penawaran yang bagus,” ucapnya yang merayu Sasi kembali untuk melancarkan keinginannya.

Sasi bergidik ngeri, walaupun pria di hadapannya ini memang begitu tampan. Namun, Sasi bukanlah perempuan murahan yang ditawari bermalam dengan seorang pria mau saja. Bahkan dengan tegas Sasi menolak ajakan dari pria aneh itu.

Sasi menyiratkan senyuman aneh ke arahnya. “Nggak!” tegasnya menolak. “Pak Kim memang nggak menyentuh saya seujung kuku pun, tapi ucapan dari Pak Kim yang sudah melecehkan saya dan itu termasuk pelecehan verbal. Pak Kim nggak usah mengada-ngada  deh, kalau mau mencari perempuan penghibur yang mau memberikan tubuhnya demi uang, bukan di sini tempatnya. Tapi di sana di tempat hiburan malam. Ini restoran bukan bordil! Dan ingat yah, Pak .... ” Sasi dengan berani mengarahkan jari telunjuknya ke arah wajah Kim. Membuat Win, sang manajer, para tamu dan pelayan yang lain tercengang dengan sikap berani Sasi kepada Kim.

“Ingat yah, Pak. Saya perempuan baik-baik, jadi Pak Kim nggak bisa seenaknya melecehkan saya dengan ucapan dari Pak Kim itu. Mana mungkin saya mau memberikan harta yang paling berharga saya kepada orang yang nggak dikenal seperti Pak Kim ini!” seru Sasi yang masih mengarahkan jari telunjuknya di hadapan wajah Kim. “Dan harta yang saya punya khusus untuk suami saya kelak, bukan untuk pria kurang aja seperti bapak ini!” tegas Sasi dengan berani.

Sudut bibir Kim sedikit melengkung, ada rasa ketidakpercayaan dengan yang diucapkan oleh Sasi terhadapnya, bahkan dengan jari telunjuk perempuan itu  yang masih mengarah ke wajahnya.

 “Apa sikap seperti itu sopan dilayangkan kepada seorang tamu spesial seperti saya ini,” ucap Kim dengan tersenyum simpul.

Sang manajer langsung menghempaskan telunjuk Sasi dari wajah tamunya. Karena sikap salah satu karyawannya ini memang sudah keterlaluan menurutnya.

“Apa yang telah kamu lakukan, Sasi!” gertak Keiko yang begitu kesal kepada Sasi, bahkan ia ingin mengacak-acak wajah Sasi karena sudah membuat malu di depan Pak Kim dan di depan umum, tapi ia berusaha menahannya.

Sasi langsung terdiam dan menundukkan wajahnya dalam, karena apa yang dilakukannya memang salah, tapi ia melakukannya karena merasa jika harga dirinya sebagai perempuan direndahkan begitu saja oleh pria ini. Jadi wajar jika dirinya melawan pria yang sudah kurang ajar kepadanya.

“Maafkan sikap salah satu karyawan saya, Pak,” ucap sang manajer yang meminta maaf sembari menundukkan wajahnya menahan malu akibat kelakukan Sasi.

“No problem,” jawab Kim yang tidak mempermasalahkannya.

Sasi mengangkat wajahnya ke arah sang manajer. “Loh, kenapa Pak Kei yang meminta maaf sih. Seharusnya ‘kan dia yang meminta maaf ke saya karena telah melecehkan saya dengan ucapannya itu, bukan Pak Kei yang meminta maaf,” gertak Sasi yang langsung mencerocos karena ingin membela diri. Emosinya benar-benar sudah naik ke ubun-ubun.

“Sasi diamlah!” seru Keiko memerintah.  

“Sampai kapanpun lo nggak bakalan menang melawan orang berduit dan punya kuasa. Sedangkan lo sendiri hanya seorang pelayan biasa. Mana mungkin dibela atas kesalahan orang lain,” gerutu Sasi dalam hati yang mencengkeram kuat ujung celemek yang dikenakannya.

“Pak Kim, saya benar-benar meminta maaf atas sikap tidak sopan karyawan saya kepada anda. Tolong maafkan saya yang telah membuat Pak Kim merasa malu, karena dilihat oleh para pengunjung di sini. ”

Kim menyandarkan tubuhnya di kepala kursi dan terlihat santai dengan kejadian yang terjadi malam ini, bahkan menurut Kim kejadian ini bukanlah masalah besar.

“Saya udah bilang nggak apa-apa kok, toh karena saya suka sama dia,” papar Kim yang melebarkan bibirnya seketika. Membuat orang-orang seisi restoran tercengang, bahkan tidak terima jika pangeran impiannya malah menyukai seorang pelayan biasa seperti Sasi.

“Bagaimana Nona Sasi, apa kamu mau bermalam dengan saya?” tanya Kim kembali yang masih menanyakan tentang itu. Padahal sudah beberapa kali Sasi menolak.

“Sebenarnya apa sih yang dia mau dari gue. Udah ngomongnya ngelantur gak jelas dan sekarang malah bilang suka sama gue,” gerutunya dalam hati sambil mengepalkan kedua tangannya erat. Sasi hanya menganggap biasa ungkapan suka dari Kim kepadanya, karena hal itu tidak akan pernah terjadi.

Sekian menit Sasi terdiam, dan wajah sang manajer yang terus diarahkan kepadanya, menunggu jawaban dari Sasi.

Secara pelan Sasi mengangkat wajahnya ke arah Kim, walaupun begitu malas baginya harus berhadapan dengan pria aneh sepertinya.

“Kalau Pak Kim menginginkan tubuh saya, Pak Kim nikahi saya terlebih dahulu. Baru saya akan memberikan apapun yang Pak Kim inginkan termasuk ... tubuh saya ini kepada Pak Kim. Saya nggak mau memberikan cuma-cuma sebelum menikah, karena kedua orang tua saya nggak pernah mengajarkan hal seperti itu kepada saya.” Tegas Sasi menjawab.

To be continued...


Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Stuck On You   Masa Lalu Kim Andersean

    “Nggak!” jawab Sasi singkat. “Mantan kekasih?” tanya Kim kembali yang begitu penasaran dengan kehidupan Sasi sebelum ia bertemu dengannya, tidak mungkin juga bagi perempuan itu tidak pernah berpacaran selama hidup, karena Sasi memiliki wajah yang cantik namun terasa sedikit pendiam dan mungkin kejadian di masa lalu yang tidak diketahui oleh Kim, membuat perubahan di sikap perempuan itu. Sasi begitu malas untuk membicarakan mengenai mantan kekasih, baginya setelah dikhianati oleh cinta pertamanya yang bernama Dave, ia sudah benar-benar mengubur ingatan dan kenangannya dengan Dave. Bahkan sekarang karena perasaannya yang masih digantung oleh Linggar tanpa ada kepastian, membuat Sasi pun sudah tidak memperdulikan lagi akan perasaan Linggar kepadanya, walaupun di dalam hatinya masih ada sosok pria itu. Sasi sudah benar-benar membuang kenangan dan menganggap keduanya sudah mati bak ditelan bumi, dan tidak penting harus dibicarakan kepada orang lain.

  • Stuck On You   Apa Kamu Sudah Punya Kekasih, Si?

    Sasi sedang berdiri menunggu taksi online yang sudah dipesannya tadi sesaat dirinya bergegas untuk segera pulang, karena melihat awan yang sudah mulai mendung membuat Sasi memilih untuk menumpangi taksi saja kali ini, daripada ia kehujanan karena harus menempuh perjalanan lagi menuju halte untuk menunggu bus. Karena jarak perusahaan dengan halte bus tidak terlalu dekat dan membutuhkan sedikit waktu.Sesekali Sasi mengarahkan matanya ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, perempuan itu terlihat was-was ketika taksi online yang sudah dipesannya tak kunjung datang. Dirinya harus segera pulang untuk menyiapkan makan untuk sang ayah, karena ia tidak bisa mengharapkan banyak kepada ibu tirinya itu. Setelah menyiapkan makan untuk ayahnya, Sasi akan kembali bekerja di restoran sampai malam. Bukankah, hal itu begitu melelahkan fisiknya. Namun, tak ada yang dapat dilakukannya lagi selain bekerja untuk kesembuhan ayah tercintanya. Diberikan kesempatan untuk bekerja d

  • Stuck On You   Pak Kim 'Kan Pria Berengsek!

    “Maaf, jika saya mengganggu obrolan Pak Kim dengan Nona Sasi, tapi saya datang ke sini hanya ingin memberikan pesanan dari Pak Kim,” ucap Win yang menghentikan kedua orang yang sedang bertatapan lekat, seperti seorang pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara.Mendengar suara Win, baik Kim mampun Sasi kembali menormalkan keadaannya seperti semula, seolah tidak terjadi apap-apa.Win masuk begitu saja ke dalam ruangan Kim dengan penuh senyuman, sembari menatap ketidakpercayaan ke arah Kim dan juga Sasi. Win merasa heran, karena baru perempuan yang terlihat sederhana inilah yang dapat masuk dan bercengkerama dengan atasannya. Mungkinkah jika perasaan atasannya ini memang benar adanya, dan bukan hanya kepura-puraan semata.Antara Kim dan Sasi tampak serempak menoleh ke arah Win yang sudah berdiri, dengan wajah yang masih menyiratkan senyuman. Sasi yang sebentar menatap Kim dan langsung dibalas tatapannya oleh Kim yang tersenyum aneh. Bahkan, di dalam posisi sepert

  • Stuck On You   Karena Saya Suka Sama Kamu, Si.

    Sasi ingin segera keluar dari ruangan atasannya yang memang dirasa tidak waras. Bahkan dengan tatapannya yang semakin menggila, membuat jantung Sasi terus berdegap dengan kencang dan berpikirannya sudah ke mana-mana, karena ucapan dari Kim yang melantur.“Saya permisi, Pak Kim,” pamit Sasi yang akan segera pergi. Namun, langkah kakinya kembali dihentikan ketika Kim mencekal pergelangan tangannya mencegah Sasi untuk pergi.Antara Sasi dengan Kim saling pandang, Sasi yang tanpa sadar terus menatap wajah atasannya dari jarak dekat, membuatnya sedikit terbuat. Tersadar, Sasi pun langsung menurunkan pandangannya. Sudah dua kali bagi pria itu dengan berani menyentuh anggota tubuhnya, walaupun hanya tangannya saja tidak lebih. Namun, hal itu mampu membuat jantungnya terus berdetak tak karuan.“Lepaskan tangan saya, Pakm” pinta Sasi dengan sopan dan mencoba melepaskan diri dari cekalan Kim.Pergelakan Sasi tidak mampu membuat Kim melepaskan tangannya dengan begit

  • Stuck On You   Karena Kamu Yang Akan Menjadi Istri Saya Kelak, Sasikirana.

    Sasi sudah berada di depan pintu ruangan Kim, ketika salah satu kepala divisi ruangannya memberitahukan kepada Sasi jika sang atasan memanggilnya. Dengan cepat Sasi segera menghentikan pekerjaan untuk menemuinya. Bahkan sekarang terpampang dengan jelas papan nama dari sang presdir yang bertuliskan Kim Andersean Bharaswarra ketika ia masih berdiri di depan pintu ruangannya. Begitu bodohnya bagi Sasi tidak mengenal sosok pria itu, yang Sasi tahu hanyalah nama depannya saja Kim saat di restoran. Namun ternyata nama panjangnya adalah Kim Andersean.Sasi masih berdiri dengan tatapan kedua bola matanya yang tampak lekat menatap papan nama itu. Perasaannya sedikit was-was ketika ia harus berhadapan dengan pria menyebalkan di hari pertamanya bekerja, dan posisinya hanya ada ia dengan Kim.

  • Stuck On You   Panggilan Pertama Bagi Sasi Sebagai Karyawan Kim Andersean

    Hari pertama bagi Sasi untuk memulai pekerjaannya sebagai Graphic Designer di Perusahaan TBC milik Kim Andersean Bharaswarra. Terlihat Sasi yang mengembuskan napasnya secara pelan jika mengingat dirinya akan berhadapan lagi dengan pria menyebalkan seperti Kim. Sasi mencoba menyemangati dirinya untuk bekerja pagi ini, dirinya harus bersikap profesional dalam bekerja tidak boleh memasukkan urusan pribadi ke dalam pekerjaannya, terutama urusan dengan sosok Kim, walaupun ia begitu malas harus bertemu dengan pria aneh yang pertama kali ditemui di muka bumi ini.“Semangat Sasi, gue yakin kalau Pak Kim nggak mungkin berbuat yang macam-macam sama lo, jika dia nggak mau reputasinya hancur di perusahaan karena kelakuannya itu,” lirih Sasi yang kembali menatap penampilannya yang sudah rapi di depan cermin, walaupun begitu terlihat sederhana tidak mencolok dan menonjol apapun. Mana ada pria yang mau melirik kepadanya.Sasi segera mengambil tas kerjanya yang tergeletak di atas nakas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status