Suasana rumah Hara yang tadinya terasa hangat kini berubah dingin. Hara dan kedua orang tuanya tampak terkejut dengan kedatangan Violet ke rumahnya, pun dengan Vier. Ya Vier tentu saja sedang ber-akting. “Violet?” Begitu kata Vier. “Jadi ini kerjaan Abang yang Abang katakan tadi? Menemani kekasih Abang yang ….” Violet menghentikan ucapannya dan tatapannya mengarah pada Hara. Wajah perempuan itu tampak sedikit pucat. “Sakit,” sambungnya dengan suara tegas. “Ya, Vier datang ke sini karena dia harus bertanggung jawab dengan apa yang terjadi pada Hara.” Suara ayah Hara menyebar di seluruh ruangan yang hening.“Bertanggung jawab?” tanya Violet sok tidak tahu. “Ada apa? Apa Hara hamil?” “Tutup mulutmu!” Ibu Hara meraung marah dengan pertanyaan singkat yang dikatakan oleh Violet dengan nada mencemooh. Mereka tidak buta untuk bisa melihat bagaimana Violet menampakkan wajah menyebalkannya. Violet mendekat pada Vier dengan langkah pelan tapi penuh dengan kepercayaan diri. Violet terlihat s
“Kalian sudah mendengarnya, kan? Vier tidak pernah mencintai Hara.” Violet dengan tegas mengatakan itu dan menatap satu per satu mereka yang ada di depannya. Violet bisa melihat kepalan tangan ayah Hara menguat. Hara mematung di tempatnya dengan air mata mengalir tanpa bisa dikendalikan, dan ibu Hara melingkari punggung putrinya dengan sebuah pelukan. Sejujurnya, melihat reaksi Hara, Violet merasa kasihan. Tapi tentu saja itu tak lantas membuat dirinya harus menunduk karena rasa kasihannya. Vier lebih kasihan lagi karena selama ini sudah terjebak dengan keluarga mereka yang tidak berperasaan. “Kamu benar-benar mengatakan itu dengan berani Vier?” Suara dingin datang dari ayah Hara. Tampak sekali lelaki itu tidak terima putrinya mendapatkan perlakukan seperti itu. “Saya sudah berusaha untuk mencintai Hara, Pak. Saya terus berusaha. Tapi hati saya tidak mengatakan apa pun kecuali dia adalah teman yang baik. Tentu, saat itu saya tidak peduli bagaimana perasaan saya kepada Hara, adalah
Vier masuk ke dalam mobil miliknya kemudian menelungkupkan wajahnya di atas setir mobil. Tangannya kuat menggenggam setir seolah ingin menghancurkannya. Apakah dia menjadi lelaki jahat sekarang? Dia mendorong orang-orang yang sudah menolongnya di masa lalu dari kehidupannya saat ini. Tapi, ini kan yang diinginkannya? Meskipun mungkin masalah ini belum sepenuhnya selesai, dia benar-benar sudah terlepas dari keluarga tersebut. Suara pintu tertutup di sebelahnya terdengar dan Violet masuk. Perempuan itu tak mengatakan apa pun kecuali hanya diam dan menunggu Vier di sana. Mereka diselimuti keheningan yang kejam. Vier tak lagi bisa berkata-kata, sedangkan Violet tampaknya juga tak berminat untuk bersuara. Mereka terjebak dalam keadaan beku. Vier menegakkan tubuhnya dan duduk dengan benar. Sedikit menoleh pada Violet dan memperhatikan perempuan itu dari samping. Untuk waktu yang cukup lama dia melakukan itu sebelum membuka suaranya.“Terima kasih,” katanya dengan nada suara parau. “Aku ng
“Violet!” Vier tiba-tiba memanggil istrinya. Kepalanya menoleh ke sisi kanan di mana Violet berada. Violet melakukan hal yang sama, menoleh ke sisi kiri. Mereka saling pandang untuk beberapa detik. Meskipun Vier ingin berbicara, entah kenapa suaranya tertahan di tenggorokannya. Mereka seperti dikelilingi oleh hawa dingin yang menyenangkan. “Ada apa Abang memanggilku?” tanya Violet. Vier tersadar dan buru-buru memalingkan wajahnya. Dia lebih dulu menenggak minumannya sebelum mengatakan sesuatu kepada Violet. Bahkan lelaki itu harus menarik nafasnya panjang sebelum memulai. Tampak kegugupan dan pertimbangan di dalam kepalanya.“Kita seharusnya tinggal dalam satu rumah, Violet.” Akhirnya Vier mengungkapkan maksudnya. “Kalau memang kamu tidak mau di rumahku, maka aku yang akan di sini bersamamu.” Sontak saja hal itu membuat Violet terkejut. Dari mana gagasan itu berasal? Begitulah kira-kira yang dipikirkan oleh Violet. “Aku tahu kamu sudah berjanji pada Ibu untuk tidak bersama dengan
“Jadi, ada apa dengan perempuan tengik itu?” Candy bertanya dengan nada malas seolah Hara adalah seorang yang tidak penting. Tapi, perempuan itu memang tidak penting, kan? Dia hanya bisa membuat ulah dan terus membuat ulah. Perempuan manja yang tidak ingin kalah dari siapapun tapi selalu saja mengandalkan orang tuanya untuk menyelesaikan masalahnya.Candy sering melihat orang-orang seperti itu di dunia ini. Dia dalam ‘dunianya’ juga tak kalah banyaknya. Anak-anak muda yang dari kalangan atas dan ingin mewujudkan mimpinya menjadi model, dia tak sungkan meminta ‘orang dalam’ dengan membayar uang agar bisa lolos. Sungguh memalukan. “Vier memutuskan Hara semalam.” Seketika, Candy membelalak lebar ketika mendengar kalimat yang baginya sungguh kabar yang sulit dipercaya. Sesuai dengan yang pernah dikatakan oleh Violet sebelumnya, Vier sudah ‘terjebak’ pada Hara dan tidak bisa keluar begitu saja. Terlebih lagi, Vier tampaknya juga tidak bisa mundur begitu saja dan membiarkan dirinya untuk
Tak terasa, Violet menunggu Vier sampai malam, tapi tidak ada tanda kedatangan lelaki itu di apartemennya. Tentu saja, ada perasaan kurang nyaman yang menggelayuti hatinya. Ada di sisi perasannya yang mengatakan jika ucapan Vier kemarin malam adalah benar. Setelah mereka bersama dan kemudian ‘berpisah’ seperti ini menimbulkan perasaan kurang. Kebersamaan mereka memang baru berjalan dua bulan. Tapi karena banyak masalah yang mereka hadapi bersama, mungkin itulah yang akhirnya secara tak langsung mengikat mereka. Violet memutuskan untuk ke kamar saat bel terdengar dari depan. Perempuan itu tampak terkejut dan jantungnya tiba-tiba berdetak tak karuan. Apakah itu Vier? Tanyanya dalam hati. Ada sebuah harapan muncul di dalam hatinya. Sebelum membuka pintunya, dia bahkan memperbaiki bajunya yang bahkan tidak ada yang salah. Dehemannya tampak sedikit dipaksakan entah dengan tujuan apa. Namun, saat dia membuka pintu, alih-alih Vier, Candy-lah yang datang. Perempuan itu nyengir sebelum meng
Vier terkejut dengan ucapan tiba-tiba yang dikatakan oleh Violet kepadanya. Dia tidak menyangka jika istrinya akan memberikan jawaban yang sangat mengejutkannya. Vier tentu saja tidak bisa menebak kenapa tiba-tiba Violet mengambil keputusan untuk menerima tawarannya. Tatapan laki-laki itu tidak bergeser sedikitpun dari wajah Violet. Tenggorokannya tercekat seolah dia tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Apa dia salah tidur semalam? Pikirannya mulai sedikit gila. “Abang!” panggil Violet. “Abang kenapa?” tanyanya. Vier mengusap wajahnya sebelum menarik nafasnya panjang. Setelah itu kepalanya menunduk, tapi tangannya yang ada di atas meja mengepal bulat. Violet yang ada di depannya sungguh tidak tahu ada apa dengan Vier. Lantas dia segera bertanya kembali.“Abang sudah menarik penawaran Abang yang Abang berikan padaku waktu itu?” tanyanya dengan kening mengkerut. “Ah, benar kata Candy. Lelaki itu, memang sukanya cepat-cepat.” Vier yang mendengar ucapan Violet itu segera mendongakk
Awal hubungan Vier dan Violet kini dimulai. Status mereka sekarang adalah kekasih dalam pernikahan. Sedikit menggelikan, tapi memang itulah yang terjadi. Layaknya sepasang kekasih pada umumnya, mereka mungkin nanti juga akan berkencan. Jalan-jalan sambil bergandengan tangan, nonton film, dan melakukan sesuatu yang menyenangkan berdua. Vier tersenyum ketika dia baru saja mengenakan pakaiannya pagi ini. Bayangan itu terasa indah memenuhi kepalanya dan menghangatkan hatinya. Dia dulu tidak seperti ini kepada Hara. Bahkan saat awal mereka dinyatakan ‘official’ berpacaran pun dia sama sekali tak memiliki perasaan antusias sama sekali. “Sarapan sudah siap, Pak.” Bibi memberi tahu saat Vier masuk ke dalam dapur. “Terima kasih, Bik.” Meskipun Violet sudah tidak lagi di rumahnya, Bibi tepat dipekerjakan di sana. Bantuan Bibi sangat membantu Vier. Dia tak perlu lagi sibuk mencari sarapan saat akan bekerja seperti ini. Atau bahkan hanya makan roti yang membosankan. “Sama-sama, Pak.” Bibi me