공유

Part 5. Melampaui Batas

작가: Loyce
last update 최신 업데이트: 2022-10-21 06:05:50

Setelah ucapan Violet tersebut terlontar, bukan hanya Hara yang terkejut, tapi Vier pun sama. Bagaimana bisa, perempuan yang sudah mengambil kekasih orang lain masih berbicara begitu sombong. Ya, karena dia adalah Violet. Perempuan yang tidak bersedia kalah dari siapa pun. 

“Saya bersedia datang menemui Anda adalah untuk mengatakan dua poin penting. Meminta maaf dan berterima kasih. Saya bukan orang tak tahu diri yang akan bertindak seenaknya ketika ada orang berbaik hati membantu saya. Tapi tampaknya saya harus menarik kembali niat saya untuk melakukannya. Bukan saya yang melewati batas tapi Anda yang sudah mengatakan sesuatu yang tidak saya sukai,” jawab Violet dengan nada santai. 

Vier paham betul jika Violet adalah perempuan yang tidak bisa disinggung dalam bentuk apa pun. Lelaki itu juga sudah mengatakan kepada kekasihnya bagaimana tabiat Violet agar Hara tidak mengatakan sesuatu yang bisa menyentil amarah Violet. Sayangnya, mungkin karena hati perempuan itu sedang tersakiti, maka dia tak bisa menahan ucapannya.

“Saya sudah mengatakan kepada Vier tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di antara kami selama kami bersama,” imbuh Violet, “jadi seharusnya Anda tidak perlu mengajari saya bagaimana saya harus bertindak.” 

“Jadi Anda merasa tersakiti sekarang?” tanya Hara sinis, “bukan Anda yang seharusnya merasa tersakiti, melainkan saya.” Hara tak segera melanjutkan. Menenggak minumannya hanya untuk sekedar membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Karena berbicara dengan Violet sepertinya membuatnya kehilangan banyak tenaga. “Dengarkan saya, Ibu Violet. Yang Anda lakukan ini adalah sesuatu hal yang sangat menyakitkan buat saya. Bagaimana kalau semua ini saya beberkan ke media? Bukankah Anda akan malu? Bukan hanya itu, Anda pasti tidak akan bersikap sombong seperti ini.” 

“Anda bisa melakukannya.” Violet menantang. “Tapi Anda juga harus tahu, saya tidak akan pernah tinggal diam. Saya akan membalasnya seratus kali lipat dengan apa yang Anda lakukan. Mencari informasi tentang keluarga Anda bukan sesuatu yang sulit bagi saya. Tertarik melakukannya?” 

“Sudah!” Vier yang sejak tadi hanya menjadi pihak pendengar dari perdebatan antara Hara dan Violet itu menengahi. Mereka berdua akan terus saling beradu argumen jika tidak dihentikan. “Ibu, kita kembali saja ke kantor. Ada banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan. Dan Hara, kamu juga kembalilah ke kantor. Aku akan menghubungimu nanti.” Semakin lama mereka saling berhadapan, maka akan ada banyak ucapan buruk dari keduanya yang saling terlontar. Memisahkan mereka sekarang akan lebih baik. 

“Kamu akan benar-benar meninggalkanku?” Hara menarik tangan Vier yang ada di atas meja. “Seharusnya di saat seperti ini, kamu memberikan banyak waktumu untukku sebagai penebus kesalahan.” Hara kini sudah menangis, membuat Vier harus menarik nafasnya panjang. Violet yang tak sudi melihat drama yang tercipta di depannya itu berdiri. 

“Saya akan tunggu di mobil.” Menyahut kunci mobil Vier yang tergeletak di atas meja, Violet berlalu begitu saja. Perasaannya kesal luar biasa. Pertemuan yang seharusnya digunakan dirinya untuk mengakui kesalahannya itu pada akhirnya berakhir dengan perdebatan. 

Setelah kepergian Violet, Hara segera menatap Vier dengan tatapan yang sangat tidak bersahabat. Meskipun air mata semakin lama semakin deras keluar dari netranya, amarah masih memancar dari tatapan perempuan itu. 

“Kamu dengar, kan apa yang dikatakan oleh perempuan itu? Dia itu perempuan jahat. Bisa saja ini adalah tak-tiknya untuk menekan kamu agar kamu bisa bersama dengannya.” 

“Hara, tolong tenanglah.”

“Bagaimana aku bisa tenang, Vier!” Hara membentak kekasihnya dengan suara tinggi sampai membuat orang-orang yang ada di sekeliling meja mereka menatap ke arahnya. Tidak. Vier tidak malu karena mereka menjadi pusat perhatian. Tapi baginya, ini sangat menjengkelkan. 

“Kamu tidak percaya denganku?” tanya Vier. Mereka sudah menjalani hubungan ini cukup lama. Dia tak pernah melakukan hal-hal yang tidak-tidak selama ini. Jadi seharusnya, Hara bisa mempercayainya sampai akhir. 

“Aku percaya denganmu. Tapi tidak dengan bosmu itu,” ungkap Hara. Tidak ada satu wanita pun yang akan merasa baik-baik saja ketika kekasihnya yang sudah dijaga begitu lama pada akhirnya menikah dengan perempuan lain. Pernikahan itu memang hanya sebuah kontrak yang akan berakhir sesuai isi kontrak tersebut. Tapi selama waktu kontrak, apa saja bisa terjadi. Kekhawatiran itu merambat di dalam otak Hara. Tangis tak bisa berhenti untuk mengalir.

“Yang terpenting sekarang adalah aku. Aku akan menjaga hatiku buat kamu.” Vier menarik tangan kekasihnya. “Hara. Kita sudah saling mengenal begitu lama. Kamu tahu aku tidak akan melakukan sesuatu di luar batas.” Vier mencoba terus meyakinkan kekasihnya tersebut dengan lembut dan sabar. “Sekarang aku pergi dulu.” Vier akan bangkit ketika Hara lagi-lagi mencegahnya.

“Tapi kamu nggak mau berjanji sama aku untuk tidak jatuh cinta sama dia.” Vier terpaku sejenak. Cinta dan janji. Vier tak bisa memprediksi atau memperkirakan bagaimana keadaan hatinya kedepannya. Ini bukan matematika yang memiliki rumus pasti. Hati bisa berubah. “Kamu hanya mengatakan untuk menjaga hatimu.” Hara menatap Vier. “Hampir sebelas tahun, tapi kamu tidak pernah mengatakan cinta kepadaku.”

“Bukankah yang terpenting aku bersama denganmu? Aku ada di sisimu? Apakah itu tidak cukup?” Vier menunduk untuk menatap Hara. Vier tahu kekasihnya sedang dalam masa krisis. Krisis percaya diri dan menjadi sensitif. “Tenangkan dulu hatimu. Aku akan menelponmu nanti. Aku pergi sekarang.” Vier mengelus puncak kepala Hara dengan lembut sebelum benar-benar pergi meninggalkan kekasihnya. 

Vier masuk ke dalam mobilnya dan Violet sudah berada di sana menunggu. Tidak ada hal apa pun yang dikatakan oleh Vier. Dia tahu Violet tak suka basa-basi. Mereka hanya menikmati kebekuan selama berada di perjalanan menuju kantor. 

Violet keluar dari mobil dan segera masuk ke dalam gedung kantornya setelah sampai. Bahkan tanpa pamit kepada Vier. Ketukan sepatunya terdengar mengalun dalam keheningan. Beberapa orang yang bersisipan dengannya menyapa dan hanya dijawab dengan anggukan kaku. Sedangkan Vier, dia masih berada di dalam mobil mencoba untuk tetap tenang dengan segala masalah yang merundungnya. Kepalanya terasa berdenyut nyeri. Belum lagi orang-orang di kantor yang melihatnya terlihat menilainya. Bagaimana tidak jika dia tiba-tiba menikah dan menjadi suami bosnya. 

“Saya tahu mungkin kamu sekarang tertekan dengan pernikahan ini, Vier. Tapi saya minta tolong kepadamu agar kamu bisa bertahan.” Saat Vier baru saja sampai ke dalam ruangan, Rizal sudah menghadangnya agar mereka bisa berbicara berdua. Setelah acara pernikahan itu, Rizal dan Vier belum sempat berbicara. “Violet adalah harta kami yang paling berharga. Setidaknya kalau kamu sekarang yang berada di sisinya dan kemudian di masa yang akan datang, keadaan berbalik dan kalian saling memiliki rasa, saya akan dengan senang hati memberikan harta kami itu untukmu.”

***

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
11 th pacaran atau kredit rumah??
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 45. Happy Ending (End)

    “Eve … Everest, lihat Bunda, Nak. Ya betul.” Melody terkadang bertepuk tangan untuk menarik perhatian Eve, bocah itu tertawa, lalu seorang fotografer melakukan tugasnya. Mengambil gambar dengan berkali-kali jepretan dan sesekali berpindah tempat untuk mengambil angle yang pas. Ini bukan pertama kalinya Eve melakukan pemotretan. Saat dia masih berusia satu bulan, Sagara sendiri yang menjadi fotografernya. Karena hari ini Sagara sibuk, jadi dia tak bisa lagi menjadi fotografer dadakan untuk si kecil Eve. Samudra yang melihat gambar dari laptop yang sudah terhubung dengan kamera, tersenyum gemas. “Assalamu alaikum.” Semesta masuk dengan membawa banyak makanan. “Ih, lucunya,” ucapnya saat menatap bocah kecil yang berada di atas sofa dengan gaun princess. Di kepalanya dipakaikan mahkota yang terbuat dari ranting pohon beserta bunga dan daunnya. “Udah dapat berapa gaun, Kak?” tanyanya pada Melody. “Ini yang terakhir. Setelah kami bertiga berfoto, lalu kita sekeluarga. Sagara ke man

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 44. Kebahagiaan

    Melody keluar dari mobil dengan pelan kemudian berjalan dengan pelan menuju rumah barunya. Dia tentu sudah tahu rumah besar itu saat masih ada beberapa tempat yang perlu diperbaiki. Saat masuk ke dalam lewat pintu samping, dia segera disuguhkan ruang keluarga yang luas dengan sofa besar hijau matcha berada di tengah ruangan. Samudra tak main-main saat membeli rumah untuk istri dan anaknya. Kedua saudara Samudra bahkan tidak ada yang bekerja karena Eve hari ini pulang ke rumah. Bayi yang ditunggu-tunggu kedatangannya. “Abang tahu nggak kalau kami semua akan menginap di sini malam ini?” Semesta bertanya kepada Samudra saat semua orang sudah duduk di sofa ruang keluarga. “Tahu. Bunda sudah bilang.” Ini adalah bentuk support system yang diberikan oleh keluarga Samudra kepada Melody. Bagaimanapun, Melody adalah ibu baru dan dia membutuhkan banyak dukungan dari keluarga serta sang suami. Violet sudah memberikan banyak wejangan kepada putranya itu agar menjadi lelaki yang bertanggung jaw

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 43. Bayi Mungil

    Hari-hari itu akhirnya berlalu. Tidak doyan makan, mengidam, bahkan morning sickness yang tadinya tidak ada jadi ada, semua telah usai. Rasa kekhawatiran yang dirasakan oleh Samudra atas kehamilan istrinya benar-benar telah berakhir. Saat itu, dia bahkan meminta tolong agar mertuanya datang untuk menemani Melody. Barangkali ibunya ada di sana membuat Melody bersedia untuk makan makanan yang dimasakkan oleh sang bunda. Sayangnya, aksi malas makannya itu tidak berubah dan bertahan sampai tiga bulan. Kini seorang bayi perempuan mungil telah lahir di dunia dengan berat 2,4kg. Masih sangat merah dan tampak lemah. Untuk sekarang, percampuran wajah kedua orang tuanya sangat kental di wajah bayi itu. Kata orang tua dulu, wajah seseorang itu akan berubah sebanyak tujuh kali sejak dia lahir sampai dewasa, dan Samudra tidak sabar untuk melihatnya. “Selamat datang ke dunia yang keras ini, Eve.” Semesta yang tadi sedang meeting bersama stafnya itu mempercepat meeting-nya setelah Samudra mengirim

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 42. Peran Suami

    Samudra mengangkat Melody ke dalam kamar setelah perempuan itu sudah tidur dengan lelap. Mengelus perut sang istri dengan lembut sebelum dia menyusul tidur di samping perempuan itu. Terkadang di dalam keheningan seperti ini, Samudra bertanya-tanya. Bagaimana kalau dia dan Melody tidak terjebak pada masalah yang mengharuskannya menikahi asisten pribadinya itu? Apakah mereka juga akan bersatu seperti ini, atau bahkan sebaliknya. Tapi jika dipikirkan lagi, memang inilah takdir yang memang harus dia jalani. Begitulah cara takdir mempersatukan mereka. “Mas, kita udah ada di kasur ya?” gumaman itu menyadarkan Samudra dari lamunannya. Menepuk punggung Melody dengan lembut. “Iya, kita udah di kamar. Kamu butuh sesuatu?” “Nggak ada, tapi kenapa dingin sekali?” Samudra melihat pendingin ruangan dan memastikan suhunya tidak terlalu rendah. Tapi memang masih wajar. “Mau aku matiin saja?” tanya Samudra. Dan Melody menganggukkan kepalanya setuju. Samudra melakukan yang diinginkan oleh M

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 41. Kebiasan Baru Calon Ibu

    Kalau Melody bukan istrinya, Samudra pasti sudah membentaknya. Sayangnya dia tak bisa melakukannya. Bagaimana mungkin dia menyakiti perempuan yang sudah dijaga seperti anaknya sendiri. Astaga, mulai lagi kan melanturnya si calon bapak muda ini. Ya lagi pula, istrinya bikin darah tinggi. Minta berhentikan mobil sudah seperti jalanan ini punya nenek moyangnya. “Nanti lagi, kalau kamu mau apa-apa, bilang dulu ya, Sayang. Seenggaknya jangan tiba-tiba begini. Bahaya.” Samudra sebisa mungkin menekan perasaan kesalnya supaya tidak keluar. “Iya, maaf,” katanya. “Di sana itu ada jajanan, aku pengen beli.” Tatapannya penuh harap dan itu membuat Samudra lemah. Mereka keluar dari mobil dan segera mendekati jajanan di pinggir jalan tersebut. Melody tampak antusias. Makanan itu benar-benar sangat menggoda dirinya. Samudra yang berada di belakang istrinya itu hanya mengikuti saja tanpa berkomentar. “Mas mau yang mana?” tanya Melody. Jajanan itu seperti jajanan Ramadhan. “Aku ingat pas puasa ka

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 40. Kabar Baik

    Kabar yang dibawa oleh Samudra dan Melody adalah kabar yang membahagiakan. Semua keluarga Samudra bahagia luar biasa. Violet dan Vier yang sebentar lagi menjadi nenek kakek tampak terharu. Kehidupan baik selalu menyertai mereka. Kebetulan Sagara dan Semesta pulang berbarengan. Dan mereka juga sangat bahagia. Akhirnya, mereka akan memiliki keponakan. “Apa kira-kira mereka juga kembar?” tanya Sagara tampak antusias. “Kalau iya, gen bapaknya benar-benar kuat.” “Belum bisa dilihat dong. Kalaupun iya, itu bagus. Apalagi kalau langsung cewek cowok seperti kita, itu dinamakan apa, Bang?” Semesta menunjuk Sagara. “Sekali jadi.” Sagara dan Semesta bersuara berbarengan. “Wah, kalau kita bertiga punya anak kembar, bukannya Bunda dan Ayah akan punya banyak cucu?” “Bunda nggak punya saudara. Ayah punya saudara cuma satu. Jadi kalau banyak cucu, itu akan lebih baik. Kalian kalau tua juga nggak kesepian kalau punya anak banyak.” Samudra hanya mendengarkan saja dua saudaranya berbicara tanpa

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status