“Apa-apaan kamu Ren? Aku itu belum bercerai dari Alex. Bagaimana mungkin kamu memintaku untuk mencari pria lain?” sungut Freya mendengar usulan gila sahabatnya.
Luka di hati Freya belum mengering, sahabatnya malah ingin menghadirkan pria baru dalam hidupnya. Dia saja masih berjuang untuk move-on. Freya tidak ingin menambah luka dengan mencari pengganti Alex secepat itu.“Hahaha." Renata malah tertawa keras. Freya yang gemas pun menumpuk lengannya sampai wanita itu meringis."Santai saja, Frey, aku hanya bercanda. Jangan terlalu serius, kamu itu harus menikmati hidup!” sahut Renata sembari mengibaskan tangannya.Bibir Freya mencibir, matanya melirik sebal. “Dasar Renata! Kukira kamu benar-benar memintaku untuk mencari pria lain. Rasanya aku masih belum sanggup bahkan untuk sekadar berkenalan dengan seorang pria, Ren,” tutur Freya yang masih diliputi kegalauan. “Makanya tadi aku mengusulkan untuk mencari pria baru, maksudku aku ingin kamu tampil kinclong, cantik memukau, bukan seperti calon janda kusut macam penampilanmu sekarang ini. Kita bisa ke salon, cuci rambutmu, creambath, perawatan, biar bayangan Alex kabur bersama panasnya angin hair dryer,” kelakar Renata sambil tertawa.“Ya, baiklah, habiskan saja uangku! Toh kamu harus menampungku, dan memberiku makan setiap hari, karena sekarang aku adalah pengangguran yang tidak memiliki tempat tinggal,” timpal Freya sambil meringis."Deal!"Bersama Renata, Freya menyenangkan dirinya sendiri dengan berbagai macam perawatan badan dan rambut.Dalam benaknya, Freya berpikir bahwa dia harus melupakan Alex secepatnya kemudian menatap masa depannya. Dia masih muda dan cantik, mendapatkan status Janda tidak masalah. Selain itu, kondisinya yang belum memiliki anak akan memudahkannya untuk mencari pengganti Alex bila luka hatinya telah sembuh. ‘Seharusnya sudah aku lakukan hal ini dari awal tanpa menunggu semua meledak menjadi bom! Yah, setidaknya aku akan segera terlepas dari belenggu pernikahan dengan Alex!’ batin Freya yang memutuskan untuk mengubah gaya rambutnya. “Rapikan sedikit, dan ubah jadi bergelombang saja, Kak. Saya bosan dengan rambut lurus,” pinta Freya memegang rambut lurusnya yang panjang. “Baik, Kak. Saya pastikan Kakak akan semakin cantik setelah perawatannya selesai." Hairdresser yang menangani rambut Freya berucap yakin.Sementara Freya bersenang-senang, Alex semakin sibuk dengan pekerjaannya. Pria pekerja keras itu tidak begitu mempedulikan kehidupan rumah tangganya yang akan berakhir. Baginya, karir merupakan hal yang paling utama. Beberapa hari setelah kepergian Freya, Alex masih asyik sendiri. Barulah di hari kelima ia mulai merasakan kekosongan ketika berada di rumah sendirian. Kesepian membuat dirinya enggan untuk pulang ke rumah. Alex sering lembur di kantor dan pulang larut malam.Awalnya, Alex mengira dia hanya kesepian karena tidak ada yang menyambutnya sepulang kerja. Ketiadaan Freya memaksa Alex untuk mengerjakan semuanya seorang diri. Seminggu dua kali, dia menghubungi jasa kebersihan untuk merapikan rumahnya. Namun, pagi itu mood-nya sedang tidak begitu baik. Ia tengah menikmati kopi paginya. “Kopi buatanku ternyata tidak seenak buatan Freya,” ucap Alex sembari mengernyitkan dahi. Dia mulai teringat akan kenangan bersama Freya. Wanita itu sering kali mengingatkannya untuk makan siang. Kesibukannya di perusahaan membuatnya sering terlambat makan siang, sehingga Freya selalu mengingatkannya. Bukan hanya itu, terkadang Freya datang ke perusahaan sambil membawakan makan siang. Freya bahkan memaksa untuk menyuapinya karena Alex tak kunjung menyantap makanannya.Dengan gigih, Freya menyodorkan makanan di mulut Alex yang akhirnya menyerah. Akhirnya Alex makan siang disuapi oleh Freya sambil tetap meneruskan pekerjaannya.Saat itu, Alex berpikir Freya sangat bawel, tetapi sekarang ia tersenyum mengingat kenangan mereka bersama. Wanita itu membuat hidup Alex penuh warna dengan segala tingkahnya. Hanya saja selama ini Alex tak menanggapinya sama hangat, sampai akhirnya foto mantan kekasihnya itu ditemukan oleh Freya, dan semua menjadi kacau.“Sial! Mengapa Freya bisa menemukan foto lama itu? Seharusnya kubuang saja semua foto wanita laknat itu,” umpat Alex kesal. Ia bahkan sudah lupa di mana dia menyimpan foto tersebut hingga bisa ditemukan oleh Freya.Pria itu mulai mengingat saat dirinya masih bersama dengan Claudia. Awalnya mereka sangat mesra, seakan tak terpisahkan. Namun setelah Claudia menjadi seorang aktris, hubungan mereka menjadi renggang. Mereka jarang berkomunikasi bahkan sampai berhari-hari. Putusnya hubungan mereka adalah saat Alex menemukan fakta bahwa Claudia telah mengkhianatinya. Saat itu, dia ingin memberikan kejutan pada Claudia karena hari itu adalah ulang tahun kekasihnya. Namun, yang dilihatnya adalah Claudia sedang berbuat mesum dengan seorang pria yang merupakan salah satu produser film terkenal.Claudia mengaku melakukan pengkhianatan itu untuk menaikkan kariernya agar semakin bersinar. Wanita itu ingin membintangi film layar lebar sehingga merelakan tubuhnya dicicipi oleh produser film. Selain itu, Claudia beralasan Alex tidak pernah menyentuhnya hingga dia membutuhkan pelampiasan dengan laki-laki lain. Alex yang mendengar penuturan Claudia marah dan mengakhiri hubungan mereka.Sejak hari itu Alex tak lagi peduli terhadap wanita. Ia hanya fokus bekerja dan bekerja.Pengkhianatan Claudia masih menyisakan kesedihan, tetapi kemarin dengan bodohnya Alex mengatakan kepada Freya bahwa ia masih mencintai mantannya itu."Ah, bodohnya diriku!" desahnya penuh penyesalan. Sayang semuanya sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur.Lalu Alex mulai membandingkan antara Claudia dan Freya. Freya tidak pernah mengkhianatinya, bahkan Alex tidak pernah melihat Freya pergi bersama pria lain. Selama menjadi istri Alex, Freya selalu memprioritaskan kebutuhan Alex. Ia saja yang terlalu bodoh, karena tak menyadarinya.Ia gelisah karena perasaannya sendiri. Beberapa hari ditinggalkan oleh Freya, terdapat perasaan aneh yang menggelitik di hatinya. Kesepian dan kekosongan menyergap pikirannya. Alex seolah tidak rela melepaskan istrinya.Lalu ia tersentak, dan menemukan satu hal yang terlambat disadarinya. “Sial! Jangan-jangan aku telah jatuh cinta kepada Freya!”Sesampainya di rumah sakit, Freya langsung ditangani oleh beberapa petugas kesehatan. Sebelumnya, Alex telah menghubungi pihak rumah sakit untuk mempersiapkan Freya yang akan melahirkan. Proses kelahiran putra pertama Freya cukup cepat. Air ketuban telah keluar membuat kelahiran pertama yang dialami oleh Freya berlangsung lancar. Alex melihat semua proses yang dialami oleh Freya. Pria itu mendekati sang istri setelah Freya melahirkan sang putra. "Terima kasih, Sayang. Aku mencintaimu," ucap Alex mengecup puncak kepala Freya. Freya tersenyum pada Alex. Terkenang beberapa memori selelum hubungannya dengan Alex sedekat ini. Tidak terkira perasaan bahagia yang dirasakan oleh Freya. Setelah dilakukan pelekatan pada bayi dan ibu, Freya tersenyum melihat sang buah hati. Menjalani proses melahirkan yang cukup mudah membuat Freya sangat bersyukur. Freya dipindahkan ke ruang rawat. Alex selalu menemaninya, pria itu tidak ingin melewatkan satu hal kecil dalam keluarga kecilnya. Br
Usia kandungan Freya memasuki bulan ke sembilan. Mendekati hari perkiraan lahir, Freya masih saja menginginkan untuk ikut ke kantor. Dia bosan bila berada di rumah. Meskipun, telah di larang oleh Brian dan Irene untuk ikut ke perusahaan. Freya tetap pada keinginannya untuk terus bersama dengan Alex. Entah mengapa wanita itu tidak ingin jauh dari sang suami. "Kau di rumah saja, Sayang. Aku akan segera kembali. Tidak akan lama," ucap Alex memperingati Freya. Freya menggelengkan kepala. "Aku bosan di rumah, apa kamu tidak menginginkan aku untuk dekat denganmu?" tanya Freya sambil merenggut. "Aku hanya tidak ingin kau kelelahan, Sayang," jawab Alex mengelus rambut Freya. Masih dengan wajah yang menahan kekesalan, Freya membalas perkataan Alex. "Justru, dengan aku sering berpergian, dapat membuat aku bergerak. Kata orang dengan bergerak dapat mempermudah jalan lahir," ucap Freya. "Begitukah?" Alex seakan tidak percaya dengan perkataan sang istri. Perut Freya yang sangat memb
Hari ini, Freya dan Renata bertemu untuk membeli perlengkapan bayi. Tentu saja, Alex tidak akan melewatkan kesempatan untuk berbelanja bersama sang istri. Walaupun, harus didampingi oleh Renata, sahabat Freya. Pun Felix yang tadinya tidak memiliki urusan untuk berbelanja terpaksa mengikuti Alex karena perintah bosnya itu. Pria yang tidak gemar berbelanja itu harus mengikuti dua wanita yang bersemangat membeli perlengkapan bayi. "Al, apa kita perlu membeli baju berwarna pink?" tanya Freya dengan lembut pada sang suami. Alex membulatkan matanya, hasil USG telah menunjukkan kalau sang buah hati kemungkinan berjenis kelamin laki-laki. Tidak mungkin dia membelikan baju warna pink untuk anaknya. "Ehm.... sebaiknya jangan sayang. Beli saja warna merah," jawab Alex dengan hati-hati. Berpikir sejenak karena mendengar jawaban Alex. "Baiklah, beli warna merah saja, Ren!" ucap Freya mengatakan hal tersebut pada Renata. Alex melihat Felix yang hampir menertawakannya. Jujur saja, sejak
Sepanjang perjalanan menuju tempat Claudia berada, Freya dipenuhi oleh ucapan Tania. Dia tidak menyangka kalau persahabatan antara Claudia dan Tania akan berakhir begitu saja. Dia pikir persahabatan mereka akan terus ada karena Tania selalu mendukung perbuatan Claudia. Alex memperhatikan Freya yang melamunkan sesuatu. Dia mengusap kepala Freya untuk mengalihkan perhatian istrinya. "Ada apa?" tanya Alex sambil menggenggam tangan sang istri. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya terpikir tenang persahabatan antara Claudia dan Tania. Kukira persahabatan mereka akan terus berjalan walau Claudia melakukan sesuatu yang salah," jawab Freya dengan jujur. "Tidak perlu memikirkan hubungan keduanya. Kau tidak usah mencampurinya. Mungkin memang takdir kalau persahabatan mereka dapat berakhir. Layaknya sebuah hubungan, persahabatan juga mengenal awal dan akhir," balas Alex mencoba berpikir secara logika. Pria itu tidak ingin Freya terlalu terlibat dalam hubungan persahabatan antara Claudia dan T
Sesuai janji yang dikatakan oleh Alex, dia akan menemani Freya untuk bertemu dengan Claudia dan Tania. Setelah mempertimbangkan berbagai hal, Alex mengatur agar Freya bertemu dengan Tania terlebih dahulu, baru menemui Claudia. Pria itu ingin Freya berbicara dengan Tania agar lebih mudah ketika bertemu dengan Claudia. Freya pun mengiyakan ucapan sang suami. Dia memang berencana untuk menemui Tania baru Claudia. Ketika sampai di sebuah gedung, Freya mengeryitkan dahi. Mereka berada di sebuah panti sosial. Freya menolehkan kepala pada sang suami. "Benarkah Tania berada di sini?" tanya Freya pada Alex. "Ya, aku sudah mencari tahu keberadaan Tania sebelum berangkat. Dia telah berada di panti sosial ini sejak keluar dari rumah sakit," jawab Alex dengan tenang. Tampak tidak percaya, Freya terkejut mengetahui fakta menyedihkan ini. Tania masih sangat muda, seharusnya dia masih dapat memulai kariernya walau keterbatasan yang dimiliki olehnya. Alex dan Freya masuk lalu bertemu denga
Permohonan yang diucapkan oleh Wenny diabaikan oleh Alex. Pria itu menatap angkuh Wenny yang berlutut di hadapannya. Tidak ada rasa kasihan pada sang karyawan. Pun Angel menatap Wenny sekilas, lalu menatap Alex dengan tajam. "Anda tidak bisa seenaknya memecat kami hanya karena kesalahan yang bahkan belum kami perbuat." Angel berusaha mencari celah untuk terhindar dari pemecatan. Alex menyunggingkan senyum sinisnya. "Aku rasa perbuatan kalian yang merencanakan menjadi seorang simpanan dapat menjadi sebuah alasan. Lagi pula, kalian berada di perusahaan ini untuk bekerja bukan menjadi wanita jalang!" tekan Alex dengan penuh ketegasan. Tangan Angel mengepal, baru saja dia merencanakan untuk menggoda sang atasan, tetapi hal tersebut harus dia urungkan. Kehadiran Freya membuat semua berantakan. Tanpa diduga, wanita itu berdiri lalu hendak menyerang Freya. Hal itu segera dicegah Alex dengan menghempaskan tubuh Angel hingga terjatuh. "Beraninya kau pada istriku! Aku akan membuat perhi
Sebelum kedua wanita yang mengganggu pikiran Freya datang, Alex telah mengatakan untuk menggantikannya di kursi kebesaran yang biasa dia duduki. Dia tidak ingin ikut campur lebih jauh, tetapi dia ingin karyawan baru itu mengetahui posisi mereka. Tidak akan ada yang bisa menggoyahkan Alex. Perasannya hanya tertuju pada sang istri. Alex membiarkan Freya melakukan apa pun yang diinginkannya. Bahkan, menghukum dua orang yang baru memiliki niat untuk menggoda Alex. "Lakukan apa yang kau inginkan! Aku akan mendukung semua tindakanmu!" ucap Alex pada sang istri. Freya tersenyum pada Alex. "Benarkah? Walaupun aku memecat kedua karyawanmu itu? Kau akan menyetujui semua tindakanku?" tanya Freya menaikkan alisnya. "Tentu. Kau boleh melakukan apa pun. Lagi pula mereka baru memasuki masa percobaan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jawab Alex dengan kalem. Diam-diam Alex meminta Felix untuk mencari tahu tentang kedua karyawan baru. Ternyata mereka masih menjalani masa percobaan. Pantas saj
Perintah yang dikatakan oleh Alex membuat Felix tersenyum. Rupanya, atasan sangat menuruti perkataan Freya. Walaupun memang seperti itu, tetapi ini merupakan profesionalitas dalam pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri, Freya membawa banyak pengaruh pada Alex. CEO dari Perusahan Kingston itu selalu pulang tepat waktu ketika Freya telah kembali pada dirinya. Kehilangan sang istri rupanya dapat mengubah semua kebiasaan Alex. Felix tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Alex karena dua karyawan tersebut telah berani menyinggung perasaan sang istri. Bila langsung memecat dua orang tersebut rasanya tidak mungkin. Akan tetapi, semua dapat terjadi sesuai dengan keinginan Freya."Baiklah, Tuan! Saya akan memanggilkan kedua orang tersebut," ucap Felix menjawab perintah dari Alex.Freya tersenyum puas, dia memikirkan beberapa hal tentang dia orang yang mengganggu pikirannya. Saat di toilet dia tidak menampik kalau kedua orang itu masih sangat muda. Freya cukup insecure, apa lagi melihat tubuhnya
Pergi dengan rasa kesalnya, Freya bergegas menuju ruangan Alex. Dia ingin menumpahkan kekesalan pada sang suami. Alex yang sedang membaca sebuah laporan terkejut dengan kedatangan Freya yang terlihat memendam emosinya.Alex mengalihkan perhatiannya pada sang istri. Beberapa bulan menemani Freya dalam kondisinya yang hamil, sudah dapat membuat Alex paham kalau ada yang salah pada sang istri. Entah hal apa yang mengganggu istrinya."Halo, Sayang. Kau sudah datang?" tanya Alex sambil menutup berkas di tangannya.Pria itu beranjak dan mendekati Freya yang masih kesal. Bodyguard Freya menunggu di depan ruangan, dia tahu kalau kedua majikannya membutuhkan privasi. Sebenarnya, dia penasaran apa yang terjadi di toilet. Akan tetapi, sangat jelas Freya tidak dalam mood yang baik. "Ya! Alex, aku ingin bertanya padamu. Apa standar penerimaan karyawan baru di Perusahaan Kingston telah melakukan tes psikologi? Aku rasa ada hal yang perlu dibenahi di devisi HRD!" Secara blak-blakan Freya mengungkap