Share

SB~ Chapter (9)

Samuel baru saja tiba di kantor tempat Nesya bekerja. Samuel segera menuju ke ruangan kerja Nesya yang berada di lantai 5. Ketika Samuel berada di dalam lift, dering ponselnya berbunyi. Ada telepon dari Nesya. 

"Iya Baby, ada aku lagi di dalam lift, " ucap Samuel ketika dirinya sudah menjawab telepon dari Nesya. 

"Lama banget sih, " ucap Nesya sinis. 

"Macet! Baby macet. " Samuel kesal juga dengan sikap Nesya yang tidak sabaran seperti itu. 

Tut! 

Nesya menekan tombol warna merah, dirinya memutuskan sambungan teleponnya. 

"Dadar perawan tua," kesal Samuel. 

Di tempat makan siang yang nantinya dihadiri Nesya juga. Di sana sudah tampak Leonard dan Desy, keduanya menggunakan warna pakaian yang senada. Rupanya Desy dan Leonard tidak mau kalah juga. Kedatangan Leonard dan Desy disambut hangat oleh Pak Wirya yang mengundang mereka makan siang bersama sekalian merayakan atas dirinya yang mendapatkan tender besar. 

"Selamat datang Tuan Leonard dan Nona Dedy," sapa Pak Wirya dengan sangat ramahnya. 

"Selamat Pak Wirya atas kemenangan nya." Leonard dan Pak Wirya saling berjabat tangan. 

Tak lama, Nesya dan Samuel juga datang keduanya tak kalah mesra dan terlihat sangat serasi apalagi dengan pakaian keduanya yang senada. Samuel terus saja menggandeng mesra tangan Nesya, sehingga membuat Desy dan Leonard iri melihatnya. 

"Selamat datang, Nona Nesya dan Tuan Samuel," sapa Tuan Wirya menyambut kedatangan pasangan yang kerap di perbincangkan warga Net. 

"Selamat Pak Wirya atas tendernya," ucap Nesya memberikan semangat kepada Pak Wirya.

"Terima kasih, Nona Nesya!"

Leonard dan Desy terus saja melirik sinis, keduanya tampak tidak suka dengan kedatangan Nesya dan suami berondongnya itu.

"Beruntung sekali sih si Nesya," ucap Desy dalam hatinya.

Acara makan bersama dengan seluruh rekan kerja berjalan dengan lancar, setelah selesai dengan acara tersebut Nesya dan Samuel memutuskan untuk pulang saja.

***

Malam telah tiba rasanya malam ini cuacanya begitu sangat dingin. Mungkin malam ini malam terakhir Nesya tidur di kamar ini sebab mulai besok keduanya akan pindah ke rumah baru. Mommy Gresya juga sebenarnya tidak rela jika Nesya harus meninggalkan rumah ini. Namun, jika terus tinggal bersama Nesya semakin tidak bebas, dirinya harus bersikap manis kepada Samuel.

"Kau tidak mau tidur disini disebelahku?" tanya Nesya kepada Samuel yang sedang merebahkan tubuhnya di atas sopa.

"Enggak ah! Takut khilaf," jawab Samuel santai sembari memainkan ponselnya.

"Khilaf juga gak masalah kali, kan status kita sudah sah di mata agama maupun hukum." Nesya merasa sangat ingin jika Samuel tidur disebelahnya. Saat ini, ia sedang membutuhkan kehangatan meskipun sedang datang tamu bulanan. Tapi cukup dengan pelukan saja agar dirinya tidak merasa dingin lagi.

"Enggak ah! Males," ucap Samuel cuek sehingga membuat Nesya semakin gemas saja.

"Ya sudah, aku tidur duluan," cetus Nesya nada kesal.

Nesya tidur miring membelakangi Samuel yang masih merebahkan tubuhnya di atas sopa. Samuel menutupi tubuhnya dengan selimut tebal.

Jam menunjukan pukul 10 malam, rasa dingin sudah mulai masuk ke tulang-tulang rusuknya, bulu kuduknya juga sudah merinding. Padahal AC kamar sudah dimatikan tapi tetap saja rasa dingin itu masih terasa. Di luar hujan turun cukup deras disertai petir juga, Samuel yang tidak bisa menahan rasa dinginnya langsung pindah posisi. Samuel tidur di atas tempat tidur disebelah Nesya. 

"Ternyata setelah memeluknya seperti ini terasa hangat sekali, rasa dinginku seketika berubah menjadi hangat," gumam Samuel ketika dirinya memberanikan diri memeluk Nesya.

Nesya berusaha untuk menahan senyumnya, dirinya terbangun kala mendapat pelukan hangat dari Samuel, tapi Nesya tetap pura-pura tidur. Ia sangat takut jika Samuel melepaskan pelukannya ketika mengetahui jika Nesya bangun.

"My God! Kenapa rasanya begitu hangat seperti ini," ucap Nesya dalam hatinya.

Tiara merasa tidak betah selama beberapa hari ini tinggal bersama dengan baby siter, Tiara meminta Baby Sister itu untuk menghubungi Samuel.

"Tapi ini sudah malam, pasti Kak Samuel sudah tidur," ucap Baby Sister itu kepada Tiara yang sedari tadi merengek.

"Tapi Tiara ingin bertemu dengan Kak Samuel." Bocah itu terus saja merengek dan keras kepala. Sehingga sang baby sister memutuskan untuk menghubungi Samuel.

Dering ponsel Samuel mengganggu tidur Samuel dan Nesya yang pulas. Keduanya sama-sama membuka matanya secara bersamaan, Samuel masih memeluk tubuh Nesya.

"Katanya tidak mau tidur sebelahku karena takut khilaf, tapi nyatanya ini apa? kau tidur disebelahku sampai memeluk tubuhku dengan erat seperti ini," cetus Nesya membuat Samuel merasa malu.

"Sorry! Khilaf!" Samuel langsung saja melepaskan pelukannya dan segera beranjak bangun, Samuel mengambil ponselnya yang ia taruh di atas sopa.

"Kenapa pindah sih," kesal Nesya dalam hatinya.

Comments (21)
goodnovel comment avatar
Alexandra
ya elah ini ga lanjut tau gt ga kubaca ishh ishh ishhh gantung amattt gini nih
goodnovel comment avatar
Nietha Emelia
lg seru2nya mlh g dlnjutin......
goodnovel comment avatar
Byone
bangke tamat apa ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status