Beranda / Romansa / Suami Bayaranku Ternyata Bos / Bab 4 Wanita Yang Baik Hati

Share

Bab 4 Wanita Yang Baik Hati

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-29 23:58:34

Mendengar ancaman dari Bella, membuat emosi Ronald menjadi terpancing. Tangannya mengepal dan rahang wajahnya mengeras. "Lalu apa yang kamu inginkan hah?" tanya Ronald.

"Kamu ingin aku menikahimu begitu? Itu tidak mungkin!" lanjut Ronald.

Bella tak punya pilihan lain lagi selain hanya diam. Mana mungkin dia mengharap Ronald menikahinya. Kini Bella hanya bisa pasrah. Pikiran Bella yang semakin kalut membuatnya menjadi bertambah mual. Tak bisa menahanya lagi ia kemudian berlari meninggalkan Ronald dan pergi ke kamar mandi.

Anehnya walau sudah beberapa menit berlalu Ronald masih belum beranjak dari kost Bella. Kakinya seakan terpaku. Merasa tak nyaman dengan perasaannya sendiri kemudian Ronald menyusul Bella ke kamar mandi. Entah kenapa dia takut terjadi sesuatu pada gadis itu.

Dengan cekatan ia memijat tengkuk Bella agar merasa lebih lega. Kaget bukan kepalang Bella mengetahui tindakan Ronald yang secara tiba-tiba. Merasa risih ia kemudian menepis tangan Ronald.

"Tolong jangan lakukan itu Pak," cegah Bella.

Ronald memundurkan langkahnya. "Aku hanya berniat membantumu, tak lebih," elaknya.

"Saya bisa mengurus diri saya sendiri, Pak," sahut Bella. Kepalanya pusing dan perutnya masih mual namun Bella tahan sampai Ronald akhirnya pergi.

Setelah Ronald pergi Bella melanjutkan kegiatannya mengeluarkan cairan yang membuatnya tak nyaman dalam perut. Setelah selesai kemudian Bella berbaring di kasurnya. Bella mulai memejamkan mata dan mencoba untuk tidur.

Namun saat dirinya hampir tertidur matanya kembali harus terbuka saat mendengar suara dering ponselnya. Tertera nama Laura di sana. Bella yang masih lemas mengangkatnya. 

"Halo Bel. Kamu gimana keadaannya?" tanya Laura mengawali percakapan di ujung telepon.

"Saya sudah agak mendingan Bu Laura," jawab Bella. 

"Sudah periksa ke dokter?" tanya Laura yang ingin memastikan Bella sudah benar-benar sembuh.

"Sudah Bu," jawab Bella.

"Syukurlah kalau begitu. Berarti besok kamu sudah bisa ke rumahku lagi ya?" tanya Laura.

"Sudah Bu. Besok saya sudah bisa bekerja seperti biasanya lagi," jawab Bella. Lebih baik dia kembali bekerja. Daripada Laura akan curiga nantinya.

"Maafkan aku Bella karena harus memaksamu untuk langsung bekerja. Padahal kamu baru saja sembuh. Hanya saja kamu tau kan kalau besok kita akan ada klien penting. Aku nggak bisa mengurusnya sendiri," ungkap Laura panjang lebar di ujung telepon.

"Saya mengerti Bu. Saya akan mengurusnya besok," sahut Bella dengan nada ramah.

"Terimakasih ya Bella. Aku tahu kamu bisa diandalkan," ucap Laura dengan tulus.

"Sama-sama Bu. Itu sudah tugas saya," sahut Laura.

"Okey. Sampai ketemu besok ya Bel," pungkas Laura mengakhiri sambungan teleponnya.

"Baik Bu Laura. Sampai bertemu besok." Kemudian Bella menggeser tombol merah pada layar.

Hanya beberapa menit Bella berbincang-bincang dengan Laura lewat telepon. Namun entah kenapa hal itu sudah cukup membuat hatinya tak nyaman. Ada pergolakan yang hebat dalam hatinya. Dia merasa sudah mengkhianati Laura. Meskipun semua itu bukan kesalahannya.

Bella mencoba menarik napas panjang dan ternyata begitu sulit. Sesulit membayangkan ketika nanti ia harus bertemu dengan Laura. Akankah dia dapat bersikap biasa-biasa saja setelah kejadian itu? Setelah kehamilannya saat ini. Rasanya Bella tak akan bisa tidur dengan tenang malam ini.

**

Pagi harinya Bella bangun dari tidurnya. Tak ada tidur nyenyak. Ia bahkan lupa hanya berapa jam tidurnya semalam. Hal itu membuat kepalanya menjadi berat.

Dengan malas ia bangkit dari tempat tidurnya. Kemudian ia mengambil handuk dari jemuran. Lalu berjalan menuju ke kamar mandi dan lekas bersiap-siap ke rumah Laura.

Setelah siap Bella keluar dari rumah. Kebetulan ada taksi melintas di depannya. Kemudian Bella panggil dan masuk.

Sepanjang perjalanan Bella merasa cemas. Ia takut bertemu dengan Ronald. Padahal sesungguhnya ia ingin bertemu dengan lelaki itu dan meminta penyelesaian dari masalahnya. Hingga tanpa sadar Bella sudah sampai di rumah Laura.

"Mbak. Sudah sampai," beber supir taksi membuyarkan lamunan Bella.

Bella terkejut, kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Oh. Maaf Pak. Maaf," ucapnya. Lalu membuka dompet dan menyerahkan uang argo taksi.

Bella mulai berjalan melewati pintu gerbang rumah Laura. Dan sesampainya di pintu utama secara kebetulan ia bertemu dengan Laura. Seperti biasanya wanita itu akan menyapanya dengan hangat.

"Astaga Bella. Kemarilah," sapa Laura sambil merentangkan kedua tangannya. Kemudian tanpa ragu ia memeluk Bella dan mengelus punggungnya dengan lembut.

"Baru satu hari kamu nggak datang ke rumah ini aku udah rindu banget sama kamu," ucap Laura. Kalimat ini tulus dari hatinya.

Sesaat Bella terhanyut dalam pelukan Laura. Bella tersenyum sambil menyadarkan kepalanya dengan nyaman di bahu Laura. Rasanya masih sama seperti kemarin. Ia dapat merasakan nyaman bagai dalam pelukan seorang ibu. Karena Laura ini memang punya sifat keibuan. 

Namun sekelebat bayangan ketika Ronald menodainya malam itu dengan keji. Juga dengan tawarannya untuk menggugurkan bayinya membuat hati Bella seketika remuk redam. Ia membeku dan seakan merasakan rasa sakit menjalar di sekujur tubuhnya.

Menyadari hal itu Laura kemudian mengurai pelukannya. Ia pegang kedua pundak Bella lalu menanyainya karena cemas. "Kamu kenapa kayak orang yang lagi ketakutan gitu?" Mata Laura mulai menyelidik mimik wajah Bella.

"Hah! Astaga," seru Laura terkejut. Ia berpikir Bella seperti itu karena mengetahui jika sebelumnya ada orang yang ingin berbuat jahat dengan menaruh sesuatu di minumannya ketika di pesta ulang tahunnya. Padahal bukan.

Instingnya yang protektif seperti seorang kakak membuatnya kembali merengkuh Laura dalam pelukannya. "Kamu tenang aja ya Bel. Nggak akan ada orang yang akan berani nyakitin kamu selama ada aku di sini," ucap Laura dengan yakin.

Bella tanpa sadar meneteskan air mata. Dan di saat yang sama ia melihat Ronald keluar dari rumah dan mendekat ke arahnya. 

"Kenapa kalian mengobrol di luar. Ayo bawa Bella masuk Laura," suruh Ronald pada istrinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 129 Tamat

    Waktu telah lama berlalu, Norma mulai menunjukkan tanda tanda perubahan. Dia terlibat dalam program program rehabilitasi di dalam penjara dan mulai memperdalam pemahamannya tentang dirinya sendiri. Dia belajar mengelola emosi dan membuat keputusan yang lebih bijaksana, serta merencanakan langkah langkah untuk masa depannya setelah keluar dari penjara.Ketika hari pembebasannya semakin dekat, Norma merasa campur aduk antara kegembiraan dan ketakutan. Dia tahu bahwa kehidupannya akan berubah lagi ketika dia kembali ke dunia luar, dan dia berharap bahwa dia siap untuk menghadapinya. Dengan dukungan dari keluarga dan tekad yang baru ditemukannya, Norma bersumpah untuk menjalani hidup yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab setelah dia dibebaskan.*** Norma duduk di sebuah kafe, mencerna sensasi kebebasan yang baru ia rasakan. Setelah beberapa tahun di penjara, setiap momen di luar terasa seperti anugerah yang tak terhingga baginya. Namun, di antara kegembiraannya, ada perasaan cemas

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 128 Kedua Ibu Jona Kini Sahabat

    Nyonya Evelyn merasa prihatin dengan kondisi ibu kandung Jona yang sudah lumpuh bertahun tahun. Dia merasa perlu untuk mencari bantuan profesional yang terbaik untuk membantu kesembuhan ibu Jona. Setelah melakukan penelitian dan mencari referensi, Nyonya Evelyn menemukan seorang dokter ahli terkenal dalam rehabilitasi medis dan pemulihan kondisi fisik yang serius.Dokter tersebut dikenal karena keahliannya dalam merancang program rehabilitasi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kemampuan mereka. Dia memiliki pengalaman luas dalam merawat pasien dengan berbagai kondisi fisik, termasuk lumpuh, dan memiliki reputasi yang baik dalam membantu pasien mencapai kemajuan signifikan dalam pemulihan mereka.Dengan harapan untuk membantu ibu kandung Jona mendapatkan perawatan terbaik, Nyonya Evelyn mengatur pertemuan dengan dokter tersebut. Mereka bertemu di kantor dokter, di mana dokter tersebut melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi ibu Jona dan merencanakan program rehabilit

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 127 Keakraban Kedua Ibu Jona

    Kehadiran ibu kandung Jona, Nyonya Margaret, bersama dengan perawatnya, menyebabkan gemuruh di rumah Bella dan Jona. Meskipun Bella merasa sedikit tegang dengan kedatangan mendadak itu, dia menyambut ibu Jona dengan senyum hangat, memperkenalkan cucu cucunya dengan penuh kebanggaan.Nyonya Margaret, dengan wajah yang dipenuhi dengan campuran antara senyum dan raut penyesalan, mengamati Aurora dan Rafael dengan penuh kasih sayang. Meskipun ada ketegangan yang tersisa di udara, Bella berusaha untuk menciptakan suasana yang hangat dan ramah.Namun, ketegangan di rumah semakin bertambah ketika ayah Jona dan ibu tiri Jona tiba tak lama setelah itu. Kecanggungan yang luar biasa melanda ruangan saat ketiga orang itu bertemu di hadapan yang lainnya.Ayah Jona, seorang pria yang serius dan berwibawa, menyambut Bella dan anak anaknya dengan sapaan yang sopan, tetapi tetap menjaga jarak yang terasa tegang. Sementara itu, Nyonya Evelyn, ibu tiri Jona, mencoba untuk menjaga ketenangan dengan senyu

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 126 Kelahiran Anak Kedua

    Sembilan bulan kemudian…Sembari berbaring di ranjang rumah sakit, Bella menahan rasa sakit yang melanda tubuhnya dengan erat. Wajahnya terhuyung huyung di antara ekspresi keteguhan dan kelelahan yang tak terelakkan. Nyonya Evelyn, ibu tiri Jona yang setia, berdiri di sampingnya dengan tatapan penuh perhatian dan kekhawatiran yang dalam.“Ibu akan di sini untuk menemani perjuanganmu, sayang,” ucap Ibu tiri Jona.“Berjuanglah, Sayang,” kata Bella ikut memberikan dukungan. Sementara Bella sibuk berkonsentrasi memperjuangkan kelahiran anaknya.Bunyi detak mesin yang mengawasi detak jantung bayi yang belum lahir terdengar di ruangan itu, menciptakan ketegangan yang mendalam. Dokter dan perawat bergerak dengan cepat dan cermat, siap untuk membantu Bella melalui proses yang mengharukan ini.Bella menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang luar biasa saat kontraksi mengguncang tubuhnya. Dia merasakan tubuhnya bergetar dengan kekuatan alam yang menggerakkan proses kelahiran. Tatapan mat

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 125 Hari Hari Menyenangkan Bersama Ibu Mertua

    Bella, meskipun Norma telah dipenjara, masih merasakan dampak traumatis dari peristiwa yang telah terjadi. Dia merasa takut dan tidak aman, bahkan di lingkungan yang seharusnya memberinya perlindungan. Trust issue yang dia alami membuatnya sulit untuk mempercayai siapa pun, termasuk asisten pribadi yang diberikan oleh Jona untuk membantunya.Jona, yang sangat peduli dengan kesehatan mental Bella, berusaha keras untuk memberikan dukungan dan bantuan yang dia butuhkan. Dia berharap bahwa dengan hadirnya asisten pribadi, Bella akan merasa lebih terbantu dan didukung dalam mengatasi trauma yang dia alami.Namun, rencana Jona tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Bella tetap waspada dan tidak bisa membuka diri bahkan kepada asisten pribadi yang telah ditunjuk khusus untuknya. Setiap upaya yang dilakukan untuk mendekatinya bertemu dengan tembok percaya diri yang kokoh yang telah dibangun oleh pengalaman traumatisnya.“Aku tidak tau lagi harus bagaimana untuk menghilangkan rasa traumatisnya

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 124 Masuk Penjara Untuk Instropeksi Diri

    Setelah berjanji untuk berubah menjadi lebih baik, Norma tampaknya mengalami kemunduran yang mengkhawatirkan. Ketika dia mengetahui bahwa Bella sedang hamil anak Jona, gelombang kemarahan dan kecemburuan kembali memenuhi pikirannya. Meskipun dia telah berusaha untuk menahan diri, namun dorongan untuk membalas dendam terhadap Bella dan Jona kembali menghantui dirinya.“Nggak! Ini nggak bisa dibiarkan. Seharusnya aku yang mengandung anak, Jona. Bukan kamu, Bella!” Norma mengamuk sambil menyapu semua yang ada di meja riasnya. Akibatnya semua peralatan make-up nya berserakan di lantai.“Kamu nggak boleh bahagia di atas penderitaanku, Bella. Tidak boleh. Aku harus lakukan sesuatu!”Tanpa memikirkan konsekuensi dari tindakannya, Norma merencanakan sesuatu yang gelap. Dalam kegelapan malam, dia merayap ke rumah Bella dan Jona dengan niat yang tidak baik. Dengan hati yang penuh dendam, dia mencoba untuk menyakiti Bella, dan mungkin juga calon bayi mereka.Namun, sebelum dia dapat melaksanakan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status