Share

Menjemput Suami

Setibanya di sekolah, Devan masih memasang wajah masam karena rasa kesal di hatinya masih begitu kental. Bagaimana tidak kesal jika sebagai saudara laki-laki dirinya tidak dianggap bahkan untuk hal yang sangat besar, Tiara tidak memberitahunya tentang perjodohan yang dilakukan oleh sang bibi. Terkadang Devan berpikir apakah dirinya begitu tidak berarti untuk siapapun baik itu sebagai suami maupun sebagai Abang.

“Mas, kamu masih marah?”

“Apa Masmu ini berhak untuk marah?” nada suara itu terdengar sangat dingin.

Tiara merangkul lengan Devan. “Jangan gitu, Mas. Tiara bukannya nggak mau ngasih tahu sama Mas tapi Mas aja baru pulang tadi malam kan.”

Akhirnya Devan membalas pelukan tangan sang adik pada lengannya. Dia menggamit tangan sama adik. Tidak peduli berapa banyak pasang mata memperhatikan mereka. “Berjanjilah sama Mas, kedepannya kamu harus ceritain semuanya sama Mas.”

Tiara tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. “Janji.”

Devan ikut tersenyum, tangannya terulur mengacak-acak ra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status