Share

Bab 15.A

bab 15. A

Ada bisikan dalam dada untuk mencegah dan menghajar mereka. Namun, di sisi lain aku pun berfikir jika sikap seperti itu tak ada gunanya, membiarkan Mas Heri menemui wanita itu mungkin akan mempercepat proses perpisahan kita, dan itu sangat menguntungkan untukku.

Aku ingin mereka mendapatkan penyesalan yang terdalam saat sudah membuangku, sebuah penyesalan yang tak bertepi.

Setelah selesai membuat pentol untuk jualan esok, jemariku bergulir membuka aplikasi belanja online, untuk menghindari diri dari lamunan yang tak berguna, aku belanja apa saja yang dapat menyenangkan hati.

"Amira, bangun sudah subuh."

Sebuah tepukan di pipi membuat mataku mengerjap.

"Hei."

Orang itu menepuk pipiku lagi, saat mata terbuka aku begitu terperangah ternyata ia Mas Heri, tumben sekali membangunkanku untuk salat subuh, biasanya ia akan begitu jika minta dibuatkan makanan karena lapar.

"Sudah adzan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status