Share

3. Sekolah Baru

Penulis: Blue Ice
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-31 20:18:19

Aku terus memikirkan alasan paling masuk akal mengenai Pernikahan yang menimpaku karena menggantikan Keyla. Jika hanya sebatas janji yang dibuat Kakek dan sahabatnya, tidak mungkin keluarga pihak laki-laki akan menerima begitu saja.

Ternyata, setelah aku tak sengaja mendengar ucapan Abizar hari ini aku tahu alasan utama mereka menerima perjodohan itu untuk menyelamatkan Keyla. Yang membuatku bingung, mereka menyelamatkan Keyla dari apa?

Aku tidak merasa ada sedikit pun kekurangan dari kembaranku itu. Entahlah, mungkin bisa jadi terjadi sesuatu setelah kami berpisah selama 10 tahun. Hal ini membuat rasa penasaranku memuncak sehingga aku masih bersembunyi untuk lanjut menguping pembicaraan Abizar dan Tante Sandra.

“Abizar, Mama sudah bilang jangan bahas ini lagi!” sentak Tante Sandra.

“Bagaimana mungkin, Ma?! Haruskah kita tetap diam dan melihat dia semakin hancur di sana?” balas Abizar.

Aku semakin bersemangat mendengar percakapan itu. Saat aku berniat untuk menguping lebih dekat, tanpa ku sadari kakiku menginjak ekor kucing yang tengah tiduran di lantai. Sontak saja, Kucing itu terperanjat dan mencakar kaki ku.

“Aaww! Sakit, Cing!” Aku berteriak spontan karena cakaran itu. Sadar teriakan ku mengagetkan Abizar dan Tante Sandra, aku langsung menutup mulut ku dengan kedua tangan.

“Keyra, kenapa Nak? Kemarilah!” panggil Tante Sandra.

Duh, aku beneran ketahuan. Karena sudah tertangkap basah, lebih baik aku keluar dari persembunyian. Aku tersenyum canggung berusaha menutupi rasa gugup karena ketahuan menguping.

Kucing yang tadi ku injak sudah berpindah ke pangkuan Abizar. Melihat kucing itu bergelung manja padanya, aku tebak pasti Abizar sangat menyayangi kucingnya.

Bahkan hewan berbulu itu terus mengeong ke Abizar seolah tengah melapor akan kejadian barusan. Abizar langsung melayangkan tatapan mematikan padaku.

“Kamu apakan dia?” marah Abizar dengan tangan yang mengelus si Kucing.

“Maaf, aku nggak sengaja injak ekornya. So-soalnya dia yang tiduran di jalan dan aku nggak sadar dia di sana. Nih, dia juga nyakar aku,” jelas ku dengan mengangkat kaki kanan ku yang kena cakaran kucing.

“Sudahlah. Kenapa meributkan hal sepele begitu, sih? Sini Keyra, Mama lihat lukamu,” ujar Tante Sandra.

Wajah Abizar tak terima senang. Dia langsung pindah membawa kucingnya saat aku mendekat ke Tante Sandra. Pelipisku berkedut karena sikapnya. Namun di sisi lain aku lega karena mereka tidak mempertanyakan kehadiranku.

Lantaran terlanjur muncul di dapur, aku menawarkan diri untuk membantu Tante Sandra memasak. Kami memasang berbagai hidangan untuk makan malam. Katanya untuk menyambutku juga makanya banyak makanan yang akan disajikan.

Saat aku akan mengambil tomat dari Kulkas, aku bertabrakan dengan Abizar yang muncul dari pintu. Aku mengusap hidung ku yang rasanya seperti patah karena menabrak dadanya.

“Ck, jalan pakai mata!” sentak Abizar. Dia mendorongku ke samping karena menghalangi jalannya. Aku menarik napas dalam-dalam untuk meredam emosi ku. Padahal salahnya sendiri yang tiba-tiba tanpa suara.

‘Sabar Keyra. Biarkan saja. Abaikan dia!’

Tante Sarah juga langsung menegur Abizar karena tindakan kasarnya barusan. Abizar tak mengindahkan ucapan Tante Sarah untuk meminta maaf. Pemuda itu hanya datang karena ingin pamit keluar.

“Jangan pulang sebelum Magrib!” kata Tante Sarah.

“Aku Sholat di Masjid, Ma. Aku pergi dulu. Assalamu alaikum!” pamit Abizar.

Lantas pemuda itu mencium punggung tangan Ibunya. Saat melewati ku, dia melayangkan tatapan yang terlihat seolah sedang jijik padaku. Aku balas dengan mendelik padanya meski Abizar tetap melengos begitu saja.

Aku pikir sikap dingin Abizar hanya sebatas itu saja. Ternyata masih berlanjut hingga ke ranah yang aku sendiri sampai geleng-geleng kepala.

Tiga hari aku di rumah ini, dia enggan bergabung di meja makan karena ada aku. Pemuda itu memilih keluar membeli makanan di luar. Tante Sandra mengusap bahuku karena merasa bersalah atas sikap anaknya.

Aku tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa. Padahal dalam hatiku ingin sekali menjelaskan pada pemuda itu bahwa aku juga tidak ingin terjebak di sini bersama pemuda tak punya hati sepertinya.

Dari Jum'at di mana hari pernikahan dilaksanakan hingga di hari Minggu, Abizar selalu menghindari ku. Tak ingin sekalipun dia berdekatan denganku atau pun menegur.

Bertatapan pun hanya tatapan dingin yang ku dapatkan. Abizar benar-benar menunjukkan ketidaksukaan nya atas kehadiran ku di sana. Arrghh..., andai saja dia tahu bahwa aku juga tak suka berada satu atap dengannya.

Senin pagi, aku fokus menyiapkan diri untuk hari pertama di SMA Nusa Bangsa. Meski Ayah berbohong mengenai alasan utama aku dipindahkan ke kota, namun perlengkapan untuk sekolah sudah dia siapkan semua. Ayah juga akan menjemputku untuk berangkat karena harus mendaftarkan diri menjadi Murid baru di kelas XII.

Saat aku keluar kamar, aku dan Abizar tak sengaja keluar bersamaan. Dahi pemuda itu langsung berkerut melihat aku yang mengenakan seragam Nusa Bangsa.

Dari raut wajahnya terlihat bahwa Abizar ingin bertanya. Mungkin karena egonya masih menghalangi, Abizar memilih pergi turun duluan.

"Cih, apa-apaan itu?" Aku mendengus sinis melihat sikapnya seperti biasa.

Tetapi, jika dilihat-lihat Abizar sepertinya akan berangkat sekolah. Lantaran dirinya juga mengenakan seragam SMA. Aku tidak tahu ini hanya perasaan ku atau bagaimana. Karena dirinya terlihat memakai seragam yang sama denganku.

Bedanya, Abizar mengenakan Jas warna merah seperti Almamater yang biasa Mahasiswa pakai. Aku yakin dia masih SMA bukan kuliah. Apakah Jas itu ciri khas dari Sekolah nya?

Saat aku ingin bertanya ke Tante Sandra, suara Klakson ayah membuat ku harus segera keluar. Setelah pamit kepada orangtua Abizar, aku menghampiri ayah yang menunggu di mobil.

“Keyla mana, Yah?” tanya ku saat tak melihat Keyla di dalam mobil.

“Dia naik mobil sendiri,” balas Ayah.

Aku ber-ohh ria. Aku tidak ingin menambah pembicaraan dengan Ayah. Ku alihkan pandanganku ke jendela. Hingga tanpa sadar kami telah tiba di sekolah. Mataku berbinar melihat bangunan 3 lantai di depan sana.

Setelah Ayah membawa ku bertemu Kepala Sekolah, aku diputuskan masuk di kelas IPS 5, kelas terakhir di jajaran IPS. Aku tahu akan begini karena syarat nilai untuk sekolah ini sangat tinggi. Sementara nilai dari sekolah lama ku tidak memenuhi syarat karena perbedaan akreditas sekolah.

Aku dituntun Wali Kelas IPS 5 menuju kelas baru ku. Karena tadi di ruang Kepala Sekolah cukup lama, para siswa sudah masuk ke kelas untuk mengikuti pembelajaran.

Aku menghela napas lega. Dengan wajah yang serupa dengan Keyla, mereka pasti akan melihatku seperti melihat artis karena ku dengar Keyla sangat populer di sekolah ini.

“Tunggu sebentar ya!” ujar Wali Kelas kepadaku.

“Baik Bu!” balas ku mengangguk pelan.

Wali Kelas itu masuk dan mengintrupsi guru yang sedang mengajar. Setelah menjelaskan situasi yang terjadi, aku dipanggil untuk masuk. Aku menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi rasa gugupku. Kemudian, melangkah masuk dengan percaya diri dan senyum lebar.

“Woah! Dia?”

“Lihat, bukankah dia Keyla?”

“Bodoh! Ya, bukanlah. Keyla itu anak IPA bukan IPS.”

Sudah ku duga mereka akan langsung heboh dengan segala pertanyaan mengenai diriku yang mirip Keyla. Guru segera menyuruh mereka diam. Hanya dengan satu gertakan, kelas berubah sunyi.

“Silakan, perkenalkan dirimu kepada mereka!” ujar Wali kelas.

“Baik Bu!” ucap ku dengan sedikit membungkuk kepada Wali Kelasku. Lalu aku beralih menatap ke penjuru kelas.

“Hallo, selamat pagi semuanya! Perkenalkan namaku Keyra Azzahra. Kalian bisa panggil aku dengan Keyra. Salam kenal semuanya!” ujar ku lancar diakhiri senyum bulan sabit untuk menyapa teman-teman sekelasku.

Namun mereka malah terdiam. Aku mengerjap bingung. Apakah ada yang aneh dengan penampilanku? Mereka terlalu syok karena wajah ku atau karena perkenalan ku yang terdengar aneh?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Pengakuan Kak Rangga

    “Keluarga Sanjaya tidak mungkin menyakiti ibumu karena mereka masih membutuhkan ibumu. Namun kita juga harus segera menyelematkanya sebelum hal buruk terjadi. Maka dari itu, biarkan mereka menyetirmu sementara waktu, Keyra. Kita akan mencari celah untuk menjatuhkan mereka.”****Keyra masih terngiang-ngiang ucapan Ayah mertuanya. Dengan bukti-bukti yang telah dikumpulkan oleh keluarga Bimantara, dirinya yakin ibunya masih hidup. Akhirnya..., dia bisa sedikit bernapas lega.Tetapi sebelum ibunya diselamatkan, Keyra tak bisa hanya diam saja. Dia sudah sangat kecewa pada keluarga Sanjaya. Keyra berjanji tak akan pada jebakan mereka lagi.“Ya, aku akan menangkap kedok mereka! Sejak mereka menculik ibu, mereka bukan lagi keluargaku!” monolog Keyra dengan tangan terkepal di depan dada. Di sisi lain, Abizar sendari tadi hanya diam memperhatikan Keyra dari kejauhan. Mata gadis yang sedang duduk di ayunan itu nampak berapi-api. Secarik senyum tipis terbit di wajah kaku Abizar. Keyra yang sel

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Kinara Berada...

    Di sebuah ruangan bawah tanah kediaman Sanjaya, dua pria dewasa berjalan di lorong gelap dengan bantuan senter. Mereka berhenti di salah satu ruangan dengan pintu besi. Saat kunci pintu telah dibuka, terdengar deritan berat dari besi yang berkarat.Di dalam sana, seorang wanita duduk menatap tajam kedua pria yang mengunjunginya. Kaki dan tangan wanita itu dirantai dengan bola besi. Hanya 1 lampu temaram yang menjadi penerangan di ruangan itu. Meski begitu, mata berkilat marah dari wanita itu tetap terlihat meski dalam kondisi gelap.“Kinara..., apa kabar?” Wira terkekeh melihat kondisi mantan istrinya.“Lepaskan aku! Apalagi maumu, Wira? Mengapa kamu mengurungku di sini- lagi?!” pekik Kinara seraya berdiri menunjuk marah wajah Wira.CTAKK! CTAKK!“Arghhhh!”Tangan Kinara dipukul dengan rongkat kayu. Wanita itu berteriak sakit karena pukulan itu tak main-main kerasnya. Bahkan dirinya sampai jatuh karena tak kuat menahan keseimbangan.“Diam Kinara! Jangan memberontak lagi. Kami hanya in

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Bukti-Bukti

    “ARRGGHH! KELUARR!”Ketika Abizar membuka pintu, Keyra sementara ganti baju. Pemuda itu mematung lantaran kaget dengan teriakan Keyra sekaligus bingung dan canggung.Sontak saja Keyra menutupi tubuhnya (yang sebenarnya masih memakai baju dalaman tipis). Lalu dia mendorong Abizar untuk keluar, sebelum kembali menutup pintu kamarnya. Tak peduli kondisi Abizar yang terjungkal di sana.“Sshhh..., sakit sekali! Haruskah sekasar itu?!” keluh Abizar lantaran bongkongnya mendarat begitu keras.Pemuda itu bangkit dengan bertumpuan tembok. Pinggulnya terasa nyeri karena berbenturan dengan lantai marmer yang keras. Aduh.., tulang ekornya terasa cenat cenut.“Ah, tunggu dulu! Bukankah kami sudah menikah? Seharusnya Hallal untukku melihat tubuhnya,” guman Abizar yang baru menyadari Keyra masih istrinya.‘Sudahlah..., tujuanku datang ke sini untuk membujuknya, bukan memarahinya. Lebih baik aku mengalah!’Abizar menarik napas dalam-dalam seraya mengelus dadanya untuk menebalkan kesabaran. Dia masih

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    BENAR NYATA!

    Telinga Keyra terasa berdenging sesaat, tak percaya dengan ucapan Abizar. Pemuda itu hanya fokus ke arah jalan dengan wajah datar. Sesekali mulutnya mendumel tak jelas dengan berdecak kesal entah pada siapa.Harapan Keyra kembali tenggelam. Dia pikir Abizar berbicara dengannya. Ternyata dirinya lah yang berhalusinasi Abizar memberitahunya bahwa sudah ada informasi mengenai Ibunya.Anggap saja dia salah dengar!Keyra memilih untuk serong ke jendela dengan tangan menyilang di dada. Biarlah dia merajuk saat ini. Lagipula itu salah Abizar yang membuatnya berharap mengenai ibunya. Iya, kan?‘Pokoknya aku nggak mau bicara sama dia lagi!’ putus Keyra bulat.Abizar yang baru saja mengendalikan laju mobil karena hampir bertabrakan saat ingin berbelok mendadak bingung saat melirik Keyra lagi. Ada apa dengan gadis itu?Bukankah seharusnya dia senang jika diberitahu tentang Ibunya? Apa ini? Kenapa Keyra malah bersikap memusuhinya?“Keyra!” panggil Abizar.Keyra tak menjawab. Hanya lirikan sinis y

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Berita Tak terduga!

    Bel pulang sekolah telah menggema membuat kebanyakan siswa menghela napas lega. Berbondong-bondong mereka bersemangat mengemasi barang-barang ke dalam tas.Berbeda dengan Keyra yang malah melamun memperhatikan luar jendela. Tepukan ringan di bahunya membuat gadis itu terjingkat. Ternyata Giselle dan Ririn telah berdiri di sampingnya.“Ra, udah waktunya pulang. Kamu nggak mau pulang, kah?” tanya Ririn.“Jelas mau, lah! Kamu juga bertanya yang nggak penting gitu,” cibir Giselle sambil menepuk dahinya. Heran dengan pertanyaan absurd Ririn.Keyra tersenyum malu karena tak memperhatikan sekitar. Saat ini kelasnya hampir kosong. Hanya menyisakan mereka bertiga.“Ma-maaf, aku nggak fokus sampe nggak sadar kalo udah jam pulang. Ya udah, yuk, pulang!” kata Keyra mulai membereskan perlatan tulisnya.“Nggak usah minta maaf, Ra. Lagian salahnya Ririn juga asal nyablak. Btw, kamu merasa dia beda nggak?” tanya Giselle.Keyra meringis bingung, lantas menggeleng. Dia menatap Ririn dari atas sampai ba

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Sedikit Bukti

    Kegiatan sekolah semakin menumpuk saat mendekati ujian semester. Keyra yang belum stabil sepenuhnya tetap harus bersekolah. Gadis itu melangkah di koridor dengan wajah lesu, seolah telah kehilangan cahayanya.3 hari Keyra izin dengan alasan sakit. Sejak kejadian di kediaman Sanjaya waktu itu, Keyra menjadi pusat perhatian sejak muncul kembali di sekolah. Sepanjang jalan yang dia lewati ke arah kelasnya, banyak siswa siswi yang berbisik mengungkit kejadian ‘Kolam Berenang’.“Hey, Keyra!” sapa Giselle yang langsung merangkul Keyra. Dia juga baru tiba di sekolah. Melihat Keyra sudah bisa hadir, betapa bahagianya Giselle.Akan tetapi, Keyra hanya membalas dengan tersenyum tipis. Reaksi tak bersemangat dari Keyra itu cukup mengganggu Giselle. Dia yakin pasti ada hubungannya dengan kejadian di pesta Ulang tahun si Kembar.“Ra, are you okay?” tanya Giselle.“Oh-umnt..., Oke, kok. Emang kenapa?” balas Keyra.Giselle tahu bahwa Keyra hanya berusaha terlihat baik-baik saja. Jadi dia tak ingin b

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Melangkah dengan Hati-hati

    Tante Sandra duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangan Keyra yang masih pingsan. Wajahnya tampak cemas, sementara Kak Rangga menatap ke arah jendela dengan rahang mengeras. Di dalam benaknya, dia mulai menyambungkan benang merah untuk kejadian ini.“Sebenarnya apa yang direncanakan Keluarga Sanjaya? Mengapa mereka tiba-tiba mengonfirmasi jika Tante Kinara telah meninggal?” ujar Kak Rangga perlahan.Tante Sandra menggeleng pelan. “Mama juga tidak tahu, Rangga. Sepertinya..., mereka telah melakukan sesuatu kepada Kinara,” kata Tante Sandra mulai menangis.Penyesalan dan rasa bersalah kembali merebak di dadanya kala teringat bahwa dirinya lah yang menjadi Mak Comblang sahabatnya, Kinara, dengan Wira yang merupakan teman suaminya.Seandainya dia tahu Wira seorang bajingan yang kasar dan licik, dia tak akan mendekatkan Kinara pada iblis itu. Namun apalah daya. Nasi sudah menjadi bubur. Yang tersisa hanyalah penyesalan dan tak mungkin bisa memperbaiki hubungannya kembali dengan Kinara

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    TEKANAN

    Perlahan mata Keyra mulai terbuka. Dia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Sesaat otak Keyra masih memproses ingatannya. Hingga gadis itu benar-benar sadar sepenuhnya."ARRGHHH!"Sontak gadis itu memekik heboh sambil melompat dari ranjang. Dia ingat terakhir kali masih berada di kediaman Sanjaya dalam rangka merayakan ulang tahunnya. Lalu sampai kejadian terakhir saat dia jatuh ke kolam bersama Keyla dan dimarahi ayahnya.Keyra menutup mulutnya yang hampir berteriak lagi saat melihat dirinya di pantulan cermin. Dia sudah berganti dengan piyama tidur. Siapa yang mengganti gaun basahnya?Dia ingat, Abizar yang datang untuk menyelamatkannya. Hanya saja, setelah itu dia tak tahu apa yang terjadi karena sakit kepalanya kumat.'Pasti keluarga Bimantara membawaku pulang. Astaga, apa yang harus aku katakan pada mereka? Aku belum siap bertemu mereka.'Gadis itu menggigit bibir bawahnya teringat hal yang disampaikan oleh Ayah dan Kakeknya mengenai Ibu. Meski

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Kecurigaan

    “Abizar, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Tante Sandra.Saat ini mereka telah berkumpul di ruang keluarga setelah menggantikan pakaian basah Keyra serta memastikan gadis itu terlelap. Tante Sandra gelisah melihat kondiis Keyra yang masih sedikit sesegukan meski matanya sudah terpejam.Abizar yang ditanyai menghela napas berat. Dia menegakan tubuhnya dengan wajah yang berkerut, mengingat kejadian di kediaman Sanjaya.“Tadi kami sudah pindah ke halaman depan, Ma. Hanya Keyra dan Keyla yang berada di samping kolam. Setelah itu, kami mendengar suara teriakan dari arah kolam. Saat aku ke sana, mereka sudah sama-sama tenggelam,” jelas Abizar.Mendengar penjelasan itu, Kak Rangga mendengus pelan. Sepertinya dia sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan si Kembar. Apakah Abizar tak bisa melihat kebenarannya? Atau hanya berusaha menutupi kebenaran demi gadis kesayangannya?Reaksi Kak Rangga barusan membuat semua orang menatapnya heran. Terutama Abizar, karena Kakaknya terlihat sedang terta

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status