Share

BAB 22

Kami sama-sama terdiam di dalam mobil. Aku yang duduk di belakang kemudian harus memfokuskan diriku pada jalan di depan, meskipun sejak tadi pikiranku tidak tenang. Sedangkan Reinard juga tak mengatakan satu kalimatpun sejak mobil kami meninggalkan basement hotel. Kami mungkin memang sedang bermonolog dengan pikiran kami masing-masing sekarang.

“Apa lukamu terasa sakit?” tanyaku memecah keheningan. Sejaka awal aku sudah ingin menegobati luka-luka itu agar tidak terjadi infeksi dan lebamnya semakin parah. Namun aku belum melakukannya selain karena belum menemukan mini market, aku juga masih ingin membiarkan Reinard menenangkan dirinya dulu.

“Sedikit.” Jawab Reinard dengan suara rendah.

Aku menghela nafas pelan. Mataku tiba-tiba melihat sebuah plakat minimarket beberapa meter di depan kami. Tanpa meminta peretujuan Reinard, aku membelokkan mobilku ke pelataran minimarket yang terlihat sepi. Melihat Reinard yang tak melayangkan protes, berar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status