"Baik, Para Pemegang Saham yang kami hormati. Jadi Pak Tristan ini adalah pihak yang akan menjadi pihak yang akan membeli 30% saham PT. Jansen Pharma. Perusahaan beliau adalah PT. Cahaya Mustika Ratu di Surabaya, nantinya akan menjadi sister company kita. Tentunya akan membantu rantai distribusi produk yang saat ini tengah tersendat," tutur Inez dengan profesional. Peserta rapat luar biasa pagi itu mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju dengan penuturan Inez. Setelah semua pihak tidak ada yang keberatan maka keputusannya bulat untuk melakukan private placement saham kepada pihak perusahaan Tristan. Inez pun berjabat tangan dengan Tristan tanda menerima kesepakatan kerjasama kedua pihak. Dengan spontan Tristan memeluk erat Inez di depan para pemegang saham di ruang rapat itu hingga Inez menegurnya agar tidak lama-lama memeluknya karena akan tampak aneh.Pria tampan itu pun tersenyum manis kepada Inez. Dia lalu menandatangani dokumen yang diperlukan untuk proses private placement ya
Dokter dan perawat IGD menyangka bahwa Tristan adalah suami Inez karena pria itu sangat perhatian saat menjaga Inez di bilik IGD selama wanita itu tak sadarkan diri. Padahal bukan dia suami sah Inez.Sementara suami sah Inez masih bekerja bertarung di atas arena octagon. Hari ini ada kompetisi fighter MMA pro seluruh Indonesia yang diadakan di Sasana Pemuda Sang Timur dimana berlokasi di Jakarta Pusat. Mario seolah melampiaskan kekesalannya kepada Tristan di atas ring octagon. Wajah lawannya semua nampak seperti wajah CEO asal Surabaya itu dan dihajar dengan bengis tanpa kenal ampun.Para atlet MMA yang menunggu giliran mereka bertarung selanjutnya pun begitu ngeri melihat cara Mario bertarung seperti kesetanan. Tinju dan tendangan kakinya begitu kuat hingga lawannya tak tahan lebih dari 5 menit di atas arena. "BUGGHHH!" Suara kaki Mario yang bertemu dengan perut lawannya terdengar keras disusul suara tubuh fighter yang tumbang membentur lantai ring octagon."MARIO! MARIO! MARIO!" S
Usai acara selebrasi kemenangan Mario petang itu, pria itu mandi di ruang ganti atlet. John Alvin yang telah sadarkan diri pun mandi di shower samping Mario dan memberikan ucapan selamatnya dengan sportif. "Mas Mario, congrats ya untuk kemenangannya sekali lagi tahun ini!" ujar John Alvin sembari mengusap shower gel beraroma musk di tubuhnya yang kekar berotot.Dengan senyum ramah, Mario menyahut, "Thanks, Bro Alvin. Maaf tadi kugebukin di atas arena, tapi memang kalau bertarung nggak boleh ragu-ragu buat nyerang. Istilahnya merem lah mau siapa aja lawannya harus dijatuhin secepatnya." Mario pun menyabuni bagian ketiak, dan punggung serta perutnya yang six packs dengan merata. Kemudian John Alvin melirik sekilas tubuh kekar Mario yang berotot liat itu basah tersiram air shower. Benar-benar pemandangan yang indah bagi kaum pria sekalipun. Maka ia pun bertanya, "Mas Mario sudah nikah ya? Badannya bagus banget lho, saya aja kagum, apalagi kaum Hawa kalau lihat dijamin histeris!"Menden
Selama perjalanan laut di atas kapal pesiar New Starlet Goddess melintasi Samudera Hindia menuju ke arah kepulauan Jepang, Edward begitu menikmati bulan madunya bersama Meirasty. Pagi, siang, sore, dan malam, kapanpun dia menginginkan untuk berhubungan dengan wanita, sudah ada Meirasty untuk melampiaskan birahinya."Mey, video spesial yang kukirim ke ponselmu tadi malam apa sudah kamu tonton?" tanya Edward saat mereka sedang sarapan pagi berdua di restoran kapal pesiar.Dengan wajah tersipu malu, gadis belia itu mengangguk perlahan dan melirik memandang wajah rupawan suami barunya. "Sudah, Kak Edu," jawabnya singkat. Ternyata semalam suaminya itu mengiriminya video JAV (Japanese Adult Video) yang mesum. Biasanya mereka mencoba gaya-gaya bercinta seperti di film biru itu."Hmm ... bagus. Berarti kita bisa praktik nanti di kamar sesudah aku bekerja—meeting pagi via zoom sepertinya kamu harus ikut untuk mencatat hasil rapatnya ya!" ujar Edward santai sambil menikmati Open Tuna Sandwich w
Usai menelepon mamanya, Edward merasa kemarahannya sedikit reda sekalipun masih ada rasa kesal tersisa yang mengganjal di hatinya. Dia bertolak pinggang lalu memanggil John Whitmann yang selalu mengawalnya kemanapun."John, aku mau kau tempatkan orang di sekitar Inez. Kalau ada pria selain suaminya yang berani menyentuhnya—hajar saja! Tsskkk ... aku kesal sekali mamaku ikut campur dengan rencana balas dendamku hingga membuat segalanya kacau," ujar Edward memberikan perintahnya kepada kepala pengawal kepercayaannya.Sebenarnya John sedikit enggan berurusan lagi dengan Inez, tetapi untungnya perkara ini hanya sekadar mengatur anak buah saja untuk mengawasi Inez. Dia pun segera menjawab, "Siap, Master Edward. Akan saya atur sesuai keinginan Anda!""Good job, John!" sahutnya memuji pria asal Inggris itu.Sejenak ia berpikir akan melakukan apa setelah ini lalu ia pun melenggang kembali ke kompartemen pribadinya di kapal pesiar yang dipadati oleh penumpang yang menikmati fasilitas New Starl
Setelah menyelesaikan perawatan kesehatan di rumah sakit selama 2 hari, Inez pun pulang ke rumah. Dia dijemput oleh Mario sebelum suaminya itu harus berangkat ke bandara untuk bertolak ke New York. Pekerjaan Mario lebih banyak ada di luar negeri karena ia salah satu model laris berkelas internasional, kali ini ia harus tinggal di New York agak lama sekitar 5 hari karena bertepatan dengan turnamen Pro MMA Asia Pasifik yang bertempat di New York juga selang tiga hari dari kedatangannya."Nez, kamu jaga diri baik-baik ya selama Mas tinggal pergi ke New York. Jangan lupa kasi kabar rutin lewat hape. Mas masih kuatir dengan keberadaan Tristan di dekatmu!" pesan Mario dengan nada risau yang jelas tersirat.Inez pun membelai pipi suaminya, ia menjawab, "Tristan itu berbeda dengan Edward, Mas. Dia pria baik—""Hahh! Baik, tapi maksa bini orang buat on night stand? Dia munafik—aku lebih percaya, Nez! Hubungan pria dan wanita yang netral tanpa campuran perasaan spesial itu sangat jarang. Kamu
Sesampainya Inez di depan pintu lobi Gedung Pusat Kantor PT. Jansen Pharma, ia segers turun dari mobil lalu bergegas naik lift ke lantai 30. Jalanan kota Jakarta agak macet tadi, dia cemas Tristan terlalu lama menunggunya.Ketika lift berhenti di angka 30 dan terbuka pintunya, Inez segera keluar dari lift. "BRUKKK!" Tubuhnya menubruk sesosok pria yang bertubuh keras hingga nyaris jatuh terpental ke lantai. Untungnya sepasang lengan bersegera menangkap punggungnya. Detak jantung Inez berpacu kencang dengan mata membulat terkejut. Segera ia menguasai kembali kesadarannya dan memisahkan diri dengan pria itu."Tris?" sebut Inez saat menatap wajah pria yang ada di hadapannya."Kamu buru-buru amat, Nez. Lain kali hati-hati ya, untung nggak jatuh!" tegur Tristan dengan senyum menghiasi wajahnya yang rupawan. Pipi Inez sontak merona, ia pun berkata, "I—iya. Kamu mau kemana, Tris? Aku harus tanda tangan dokumen apa?""Oke, aku nanti aja perginya. Yuk kita ke ruangan CEO, dokumen kesepakatan
Justin Balviere yang memegang jabatan sebagai manager Mario sejak setahun lalu sudah sampai terlebih dahulu di New York setengah hari sebelum kedatangan anak asuhnya itu. Ia menjemput Mario dengan mobil Hiace yang berkapasitas penumpang banyak yang dimiliki oleh Mario juga dan sengaja ditinggal di parkiran basement apartment pribadinya di New York.Hal itu dikarenakan pekerjaan Mario sering bertempat di kota metropolitan Amerika Serikat yang satu itu. Justin yang menyarankan pembelian beberapa unit apartment dan mobil pribadi itu. Karir Mario tak pernah meredup usai terpilih sebagai Mister International beberapa tahun lalu, attitude dan etos kerja yang bagus dari Mario yang menempatkannya sejajar dengan world male top model. Pundi-pundi uang Mario semakin menumpuk seiring popularitasnya yang tak kunjung surut.Dari gerbang kedatangan penumpang international Bandara John F. Kennedy, Mario melangkah ringan diikuti oleh para pengawalnya. Dia berpelukan dengan Justin Balviere seraya berk