Lingerie berbahan chiffon selapis itu merosot dari bahu Inez. Suaminya terlalu ahli melucuti pakaian dinas malamnya yang sexy. Bisikan rayu yang terkesan begitu posesif dikirimkan Mario di tepi telinganya, membuat pipinya merona seiring tangan lincah suaminya membelai-belai sepasang bulatan menggoda di dadanya. Inez melepaskan desahan pasrah tak berdaya seraya berkata, "Mass ... mau pemanasannya lama apa cepet? Kan capek habis terbang jauh dari New York—" "Kamu maunya gimana? Mas asal kamu senang sih ayo aja!" balas Mario sambil menyusuri tubuh polos di hadapannya dengan bibir dan lidahnya dari atas ke bawah menuju ke inti kewanitaan istrinya membelainya dengan lembut seraya menyesapnya."Aaakkhh ... Mass ... bandelnya masih sama deh!" Kepala Inez tersentak ke belakang dengan mata terpejam. Namun, sentuhan sensual itu berlanjut menuruni pahanya hingga ke betisnya, bahkan hingga ke telapak kakinya. "Mas ... geli!"Mario terkekeh mendengar jeritan tertahan istrinya yang cantik. Dia sa
Setelah mengarungi Samudera Atlantik, kapal pesiar New Starlet Goddess sampai juga di negara Nordik yang paling kecil dan terletak di posisi paling selatan yaitu Denmark. Negara itu terdiri dari kepulauan kecil dan pulau utama dimana kota besar pusat perekonomiannya berada.Negara kecil ini sangat makmur dengan tingkat pendapatan per kapita yang tinggi. Denmark berbatasan dengan Norwegia di utara dan Swedia di sebelah timur laut. Kapal pesiar itu merapat di kota Skagen yang ada di pesisir pantai utara yang berhadapan dengan Laut Baltik.Sebelum kapalnya merapat siang itu di salah satu pelabuhan besar Denmark, Edward mengajak Meirasty melihat dari geladak kapal pemandangan sekitar pesisir pantai. Dia merangkul bahu istrinya sembari berkata, "Nanti kita cicipi Danish pastry di kota Koppenhagen ya, Mey! Kalau di Indonesia biasanya kan yang terkenal butter cookies kalengan, nanti kita coba yang fresh from the oven. Dijamin kamu pasti ketagihan deh.""Wow, pastinya lezat ya, Kak Edu!" sahu
Jelang petang di Denmark, Edward mengajak Meirasty keluar hotel untuk mencari restoran di Kopenhagen yang menarik. "Sepertinya cobain Bofsandwich besok siang aja ya, Kakak Sayang," ujar Meirasty menyebutkan burger siram saus cokelat yang terkenal di Denmark.Edward yang memerhatikan pemandangan jalanan dari balik kaca jendelanya pun menoleh kepada istrinya. Dia menanggapi dengan anggukan. "Boleh, besok siang kuantar kamu ke gerai penjual Bofsandwich yang terkenal. Sekarang kita fine dinning ala Denmark aja dulu ya," balas Edward sambil meremas pelan tangan istrinya.Mereka berdua pun turun di depan pintu masuk restoran mewah berarsitektur gaya Barok. Pahatan relief di tembok dan patung dewa dewi Yunani menghiasi dinding sekeliling restoran itu. Seorang waitress berambut pirang yang diikat model ekor kuda menyambut kedatangan Edward dan Meirasty lalu mengantarkan mereka berdua ke meja yang masih kosong. Rupanya banyak yang ingin makan malam di restoran yang dikunjungi Edward dan Meir
Birahi suaminya yang di atas normal membuat Meirasty merasa tubuhnya serasa lemas dan luluh lantak. Memang Edward sangat ahli dalam hal memuaskan dan melakukan sentuhan intim dengan kelembutan. Namun, empat kali semalam cukup membuat Meirasty terkapar hingga nyaris ngesot meninggalkan ranjang mereka di pagi hari saat kandung kemihnya penuh.Saat ia bergerak akan bangkit dari ranjang, lengan kekar Edward meraih pinggangnya hingga Meirasty jatuh terlentang di atas kasur kembali. Dia pun memprotes suaminya karena sudah nyaris terkencing-kencing, "Kak Edu, lepasin! Mey udah mau ngompol kalau nggak dibolehin ke kamar mandi."Edward membuka matanya yang masih terasa berat kelopaknya dan terkekeh. "Oke, cepetan balik lagi ya! Aku masih pengin dikelonin sama kamu, Mey," selorohnya."Ya ampun ... dasar bayi gede!" tukas Meirasty sembari terkikik kabur ke kamar mandi usai lengan kekar itu beranjak dari tubuhnya yang ramping.Dia pun teringat untuk melakukan test kehamilan mandiri dengan alat ya
Ketika Mario terbangun, matahari telah tinggi di langit. Tubuhnya rasanya masih lemas, tetapi ia tahu bahwa dengan guyuran air dingin shower sel tubuhnya akan terbangun sempurna. Inez sepertinya sudah berangkat ke kantornya, jadi Mario berencana untuk bersiap-siap berangkat juga ke kantor perusahaan jasa kebugaran tubuh miliknya yaitu Top Adonis. Selama ini Max, yang mewakilinya mengurus perusahaan itu. Biasanya bila ada waktu luang dari kesibukannya memang Mario mampir ke kantor.Usai berpakaian kemeja biru lengan panjang tanpa dasi dan celana panjang kain rapi, Mario mengambil ponselnya yang ia letakkan di nakas samping tempat tidur. Sebuah pesan dari nomor Anna Bianca Blanche yang menarik perhatian Mario, perasaannya tak enak.'Datanglah ke NY dan hapus satu foto spesial kita ini sendiri.' Sebuah pesan singkat disertai foto yang membuat Mario geram. Dugaannya benar, foto yang ia hapus di ponsel Anna Bianca Blanche telah disalin di media lain dan buruknya ia tak tahu masih ada bera
"Tris—aku nggak bisa. Kamu sudah janji bahwa one night stand yang lalu adalah yang pertama dan yang terakhir bukan?" tegas Inez. Ia tak ingin membiarkan Tristan terus berharap sesuatu yang tidak benar darinya.Sebuah helaan napas dalam mengawali jawaban Tristan. Dia melarikan jemari tangannya membelai pipi Inez yang halus. "Pertama dan terakhir itu sesuatu yang kini kusesali, Nez. Kita begitu cocok, gairah itu nyata ... kau yang tak mengakuinya!" "Aku ini bini orang, Tris! Kamu mau kumpul kebo atau mau jadi pebinor? Dua-duanya sama-sama buruk, aku nggak mau kamu jadi pria yang terjerumus dalam lembah dosa. Apa kamu mengerti yang kupikirkan?" tegur Inez berusaha membawa logika pria muda itu kembali ke dalam otaknya.Dengan perasaan kesal Tristan bangkit dari sofa lalu memasukkan tangannya ke saku celananya. Dia melangkah mendekati kaca dinding ruang CEO yang menampakkan pemandangan lautan gedung pencakar langit di kota metropolitan itu.Sedangkan, Inez menggigit bibir bawahnya bimbang
Setelah menghabiskan 3 hari di Denmark dengan mengunjungi beberapa tempat wisata yang menarik seperti museum, glyptotek, dan istana Denmark. Pasangan suami istri itu menyeberangi perbatasan Denmark dengan Swedia melalui Jembatan Oresund. Swedia sendiri adalah negara nordik Eropa yang tenang yang dikelilingi oleh perairan. Ada beberapa tempat di Swedia yang ketika malam tiba dapat orang dapat melihat fenomena alam Aurora Borealis berupa cahaya terang menyerupai selendang berwarna hijau, ungu, merah di langit luas.Kali ini Edward ingin mengajak Meirasty melihat Aurora Borealis berdua saja di Swedia. Mereka menginap di Hotel Nobis. Hotel bintang 5 ini menempati 2 bangunan abad ke-19 yang bergaya di Alun-Alun Norrmalmstorg, di tengah-tengah distrik perbelanjaan utama Stockholm. Kamar yang dipilih oleh Edward bertipe Deluxe King yang paling luas tipenya dan tertata dengan mewah. Dia selalu memilih hal yang terbaik dalam setiap perjalanan."Wow, pemandangan kota Stockholm terlihat jelas d
Hari yang ditakutkan oleh Mario pun tiba, bersama managernya dan kepala pengawalnya ia terbang ke Bali dengan pesawat siang. Terpaksa ia membooking kamar bersebelahan dengan kamar yang akan ditempati oleh Anna Bianca Blanche di Melia Resort. Rasanya pikirannya tak tenang dengan persoalan yang tak kunjung selesai ini. Ada terlalu banyak risiko dari dilema yang ia hadapi. Mario pun banyak berdiam diri selama penerbangan singkat Jakarta-Denpasar hingga sedikit membuat Justin kuatir dengan kondisi mental anak asuhnya itu."Mas Mario, jangan dibuat stres ... kita coba selesaikan baik-baik sama seleb itu. Kalau memang nggak ada itikad baik dari dia, terpaksa kita hadapi saja skandalnya," ujar Justin menepuk-nepuk lengan Mario.Mario pun menghela napas sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia lalu menanggapi, "Aku sudah nggak bisa percaya omongan Anna, dia menggunakan foto itu untuk mengancamku terus menerus. Yang dia inginkan hanyalah seks saja. Menurutmu—apa aku harus melayaninya, Just