"Hmmpphh ... aakkhh ...," desahan yang terlepas dari bibir Meirasty yang terbuka saat Edward membenamkan kepalanya di antara pangkal pahanya.Seusai meeting online mingguan yang mereka ikuti berdua setengah jam yang lalu, bos sekaligus suami Meirasty mulai menggarap tubuh wanita muda itu di atas meja kerjanya. Blouse sutera warna hitam yang tadi membungkus tubuh Meirasty telah teronggok di lantai sejauh 3 meter dari meja kerja tempat saat ini ia duduk di tepinya dengan kepala terdongak memejamkan matanya terangsang hebat di bagian intimnya.Edward tidak membiarkannya tak terjamah, tubuh yang hanya terbalut bra saja itu dicumbuinya di atas meja kerjanya. Bermula dari ciuman bibir iseng yang bertukar-tukaran berlanjut menjadi sebuah gairah yang meledak-ledak. Lipatan merah muda di antara pangkal paha wanita itu menjadi bengkak memerah karena isapan dan sapuan lidah Edward. "Kamu begitu sensitif, Mey. Apakah sentuhanku membuatmu meleleh di bawah sini?" goda Edward sembari memasukkan jar
Setelah melalui badai tornado bawah air, kapal pesiar mewah New Starlet Goddess akhirnya berhasil merapat di pelabuhan yang ada di Teluk Tokyo. Para penumpang diizinkan untuk turun dari kapal dan berjalan-jalan ke daratan Jepang selama 5 hari sesuai waktu mereka akan berangkat lagi melanjutkan perjalanan. Ditawarkan 2 pilihan yaitu melanjutkan perjalanan ke Eropa Utara atau mengakhiri pesiar dengan pindah ke kapal pesiar lain milik VES yaitu Moonlight Starship yang akan mengantar penumpang kembali ke Jakarta.Perjalanan pesiar lanjutan ke Eropa Utara dipatok biaya tambahan 1200$ per orang. Hal itu membuat sebagian besar penumpang memilih untuk pulang ke Jakarta saja. Akhirnya hanya sepertiga jumlah penumpang semula yang terdaftar untuk tetap berlayar bersama New Starlet Goddess.Senja itu Meirasty berjalan dengan tangannya yang digenggam erat oleh suaminya menyusuri garis pantai pulau Honshu yang merupakan pulau utama di Jepang. Sang surya berwarna jingga nyaris tenggelam di garis ba
Hari kedua fashion show di New York, pengunjung event mode internasional lebih membludak dibanding hari pertama. Tak hanya orang Amerika yang menghadirinya, orang Asia dan Eropa pecinta mode atau pekerjaannya berkaitan dengan fashion juga begitu antusias menyaksikan pagelaran busana haute couture itu. Mario dengan langkah tenang yang menyiratkan aura kegagahan model pria melenggang di runway dan berpose di ujung panggung memanjang. Membuat kontak mata dengan penonton acak di front row tengah.Dua sosok wanita cantik yang kemarin berkenalan dengan dirinya duduk di sana. Sepertinya sengaja, pikir Mario. Dia melepas senyum berkarismanya kepada Anna Bianca Blanche yang membuat jantung wanita itu berdebar tak karuan."Rene! Kau lihat tadi Mario tersenyum kepadaku!" seru Anna Bianca heboh menatap wajah sobat kentalnya.Serene Waldorf pun menertawakannya lalu berkata, "Nanti malam aku akan mengadakan exclusive party, mungkin kau bisa menggaetnya, Anna. Tertarik untuk mengajaknya datang?"Ki
Sayang sekali Hernandes disibukkan oleh perbincangannya dengan dua model cantik nan sexy dari Victoria's Secret, brand pakaian dalam terkenal. Dia kehilangan jejak Mario di tengah pesta yang semakin malam pengunjungnya semakin membludak. Belum banyak peserta pesta yang teler dan semua masih sibuk bersosialisasi mencari kenalan baru yang menarik perhatian masing-masing. Sementara Hernandes mengelilingi tiga lantai rumah Serene Waldorf dengan panik mencari keberadaan Mario. Dia sudah tidak bisa lagi menikmati pesta meriah bertabur selebritis Holywood itu. Lantas dimanakah Mario berada? Di sebuah kamar yang hanya berpencahayaan terang dari luar kaca jendela itu, pria asal Indonesia itu terbaring di atas ranjang dengan pakaian yang telah dilucuti. Malam ini impian Anna Bianca Blanche terwujud. Ia menyalakan kamera infrared ponselnya yang canggih lalu mengambil gambar dirinya yang telanjang bersama Mario.Sesaat memang Mario mengalami hilang kesadaran akibat obat khusus yang dicampur ke
Sesampainya di Royal Heist Tower, Mario memasuki kamar tidurnya pukul 03.00 pagi waktu New York. Badannya terasa seperti kehabisan batere, lemas dan butuh recharge. Dia hanya teringat samar-samar petualangan gilanya bersama Anna Bianca Blanche beberapa jam lalu. Kemudian Mario menghidupkan alarm ponselnya sesuai waktu seharusnya agar ia dapat bersiap-siap sebelum berangkat kerja kembali pagi ini.Entah obat apa yang dicekokkan kepadanya yang jelas efeknya masih sedikit terasa di alat kelaminnya. Bentukan memanjang berurat menonjol itu masih setengah tegak tanpa disentuh sedikit pun. Namun, Mario memilih untuk memejamkan matanya mencoba rileks dan tidur di waktunya yang tersisa.Saat ia tengah tertidur, ponselnya menerima sebuah pesan di inbox dari Anna Bianca Blanche. Sebuah foto telanjang mereka berdua yang tampak jelas raut wajahnya disertai tulisan 'semalam tak pernah cukup' di bagian bawah foto panas mereka berdua.Tepat pukul 07.00 pagi waktu New York alarm ponsel Mario berdering
Suasana di backstage pagelaran busana internasional itu sangat ramai, semua personil pendukung acara seolah selalu sibuk berlarian ke sana ke mari. Mario yang sudah menyelesaikan separuh tugasnya dan menunggu giliran berikutnya di sore nanti memilih untuk duduk di kursi tunggu backstage bersama beberapa rekan model yang ia kenal. Tanpa ia duga sesosok wanita cantik bertubuh bak gitar Spanyol melenggang mendekatinya. Siulan nakal model-model pria yang duduk bersama dengan Mario seolah tak membuat wanita itu jengah. Tingkat kepercayaan dirinya sangat mengagumkan. Dia berhenti tepat di depan Mario duduk sejauh setengah meter hingga pria itulah yang justru salah tingkah.Mario berdehem-dehem berharap Anna Bianca sedikit mundur, tetapi nampaknya percuma malahan wanita itu duduk di pangkuan Mario dan mengalungkan kedua tangannya di lehernya seolah mereka berpacaran. "Wow, apa dia pacarmu, Mario?" tanya Gabriel MacKenzie yang duduk di sebelah kiri Mario sembari tersenyum lebar menilai pena
"Apa foto itu sudah beres, Mario?" tanya Justin Balviere saat ia menemani anak asuhnya itu menuju ke mobil Hiace untuk pulang ke apartment."Beres! Aku sendiri yang menghapus foto itu di ponselnya, kecuali dia mengirim salinannya ke gadget lain. Kuharap tidak—" Mario mengabaikan hirup pikuk para fans dan wartawan di sekelilingnya saat naik ke mobilnya.Setelah semua pengawalnya ikut naik ke mobil Hiace itu, sopir sewaan mereka melajukan kendaraan itu menuju ke Royal Heist Tower. "Apa Anna Bianca Blanche merelakanmu begitu saja meninggalkannya, Mario?" selidik Justin karena ia tak ingin ada skandal kejutan atas artisnya di kemudian hari.Mario menoleh menatap managernya seraya tertawa kering ia menjawab, "Sepertinya aku telah memberinya servis yang sangat memuaskan tadi—keterlaluan bila ia berani menipuku sekali lagi!"Mendengar jawaban Mario yang bermakna terselubung itu, Justin terkekeh. "Oke, aku percaya kepadamu dan berharap banyak wanita itu tak macam-macam lagi," sahutnya.Semen
"Mario! Mario! Mario!" Teriakan para penggemar berat fighter pro MMA asal Indonesia membahana dari tribun tempat duduk penonton. Pria bertubuh kekar dengan kulit kecoklatan mengkilap oleh keringat itu pun melambaikan tangan kanannya menyapa suporternya di atas arena ring octagon. Dia merasa bangga karena sekalipun ia berasal dari satu negara kecil di Asia Tenggara, tetapi sosoknya dikagumi di kancah dunia MMA internasional.Lawannya pada babak penyisihan kali ini berasal dari Nigeria, salah satu negara di benua hitam. Marcus Owakamanua bertubuh tinggi kekar dengan kulit hitam gelap. Kepalanya gundul mengkilap. Mario tidak pernah menganggap remeh setiap lawannya siapa pun itu dan kali ini dia pun serius untuk bertarung dengan Marcus Owakamanua."Gentlemen approach. On three, okay? One ... two ...three ... FIGHT!" ujar wasit pertandingan MMA sebelum menyingkir dari tengah arena ring octagon yang ganas.Perbedaan Mario dengan petarung lainnya adalah gaya bela dirinya sulit ditebak. Baru