Yoona memasang wajah datar, masih tidak percaya dengan perubahan sikap yang begitu mendadak.
"Baiklah, tapi aku harus mandi. Aku akan menyusul kalian," ujar Yoona masih terlihat enggan.
Dalam hati Yoona terus berkata, mungkin putri Dante mulai menerima kehadirannya, atau Daddynya yang telah berhasil membujuk anak itu setelah dia pergi begitu saja meninggalkan toko kemarin sore.
Apapun itu, Yoona berharap dia dan Priyanka dapat hidup rukun, paling tidak untuk alasan yang sama, yaitu Dante.
Setelah membersihkan diri Yoona menghampiri keduanya yang begitu asik menikmati pemandangan indah di pagi hari yang begitu cerah.
Pulau-pulau tampak kecil, seperti sebuah tumpukan lumut besar dari kejauhan.
"Kemarilah, Sayang … aku sudah membuatkan susu jahe untukmu." Dante menunjuk cangkir yang masih mengepul.
Aroma susu dan jahe begitu kenal terhirup yang terbawa oleh angin, dan membuat Yoona tidak sabar untuk segera mencic
"Harus fresh, yah?" tanya Dante ragu, dan berharap Yoona mengubah keputusannya."Ya, menurutku tidak sulit mencari restoran seperti itu di negara penuh destinasi wisata seperti di sini," ujarnya mematahkan harapan Dante.Dante sedikit berfikir. Mungkin apa yang dikatakan oleh Istrinya ada benarnya. Seharusnya tidak sulit mencari restoran seperti itu yang menyajikan makan flash. Walau banyak pizza beku yang sengaja mereka buat agar menghemat waktu"Baiklah, aku akan mencari rekomendasi terbaik," ucap Dante akhirnya.Dante menghubungi seseorang dan menanyakan tempat yang bagus untuk mereka singgahi dan membuat perut kenyang."Aku punya dua tempat yang bagus yang akan kita kunjungi hari ini dan untuk besok kita akan memutuskannya nanti." Infonya memberitahu Yoona dan putrinya.Dante mengajak Yoona dan Priyanka ke sebuah restoran Amerika yang lumayan terkenal di Pater Euwensweg z/n Willemstad, Danny's Restaurant.Sesuai janjinya pad
Dante menggendong putrinya dengan lengan satunya menggandeng tangan Yoona. Dari jauh sudah ada fotografer yang membidik mereka.Melihat ada kameramen, Dante tidak ingin membuang kesempatan. Mereka kembali banyak mengambil foto keluarga kecil yang bahagia, walau ternyata putrinya menyimpan luka di dada."Priyanka, ayo berganti pakaian." Yoona langsung mengambil gadis itu dalam gendongan Dante dan membiarkan suaminya mengganti pakaiannya sendiri.Yoona mulai melepaskan seluruh pakaian gadis itu dan menggantinya dengan baju renang, mengikat rambut yang keriting dengan rapi dan memberikannya sunblock.Priyanka melihat ketulusan wanita dihadapannya. Yoona benar-benar teliti mengurus keperluannya, walau terlihat acuh tapi wanita ini memenuhi semua yang dia butuhkan."Tante apa kamu mencintai Daddyku, seperti mommy mencintai Daddy?" tanya Priyanka sungguh-sungguh.Yoona menatap gadis kecil itu dengan serius."Aku tidak tahu seperti apa
Guncangan yacht membuat langkah Priyanka goyang. Tubuhnya sedikit condong kedepan dengan kaki yang tidak bisa dikendalikan. Apalagi teriakan Dante membuatnya hilang fokus.Tubuh kecil Priyanka terpental sampai keluar yacht. Yoona yang hendak menyentuh lengan gadis itu hanya dapat menyentuh ujung jamarinya."Priyanka!" teriak Yoona saat tubuh gadis itu melayang di hadapannya. Wajahnya sudah sangat pucat.Byurr! Tubuh kecil itu masuk kedalam air dan tidak kembali mengapung. Tanpa pikir panjang Yoona langsung terjun kedalam air dan mencari keberadaan Priyanka.Dante melakukan hal yang sama. Saat kakinya menyentuh lantai, dia langsung menceburkan diri dan menyelamatkan putrinya.Di dalam air. Yoona tidak dapat melihat apapun. Dia terus mengedarkan pandangannya dengan napas yang hampir habis.Dimana anak itu? Bayangannya sama sekali tidak dapat dilihat. Laut ini sangat gelap, tapi ada sedikit cahaya dari atas.Dante melihat Yoona ham
Dari kejauhan para tim medis yang dipanggil oleh Dante melihat sebuah pergerakan dalam riak air dengan penerangan cahaya remang.Salah satu dari mereka bahkan melihat dua tangan yang berusaha menggapai. Dengan cahaya dari lampu boat, pria itu memeriksa sesuatu yang mencurigakan.Mereka tercengang saat melihat tubuh yang semakin terbenam."Ada yang tenggelam!" ujar pengemudi boat.Dia langsung mematikan perahu motornya dan menyelam hanya dengan pelampung yang melekat ditubuh."Cepat telpon rumah sakit terdekat dan siapkan ambulan," ujar dokter yang seharusnya memeriksa Priyanka.Salah satu diantara mereka melakukan apa yang diperintahkan.Si pengemudi terus berenang ke dasar lautan. Berusaha menggapai tubuh yang semakin terperosok ke dalam. Saat menggapainya, pria itu langsung membawa ke permukaan dengan satu tangan terus mengepak dan mengayun."Cepat buntu!" ujar dokter saat melihat si pengemudi berhasil membawa tubuh ses
Dante setengah berlari saat menghampiri kamar dimana Yoona dirawat. Saat pintu terbuka Dante melihat Yoona dengan selang oksigen di hidung mancungnya. Pemandangan itu begitu memilukan. Wanita itu begitu berusaha keras untuk menyelamatkan keselamatan putrinya yang bukan siapa-siapa bagi wanita itu. Menahan air mata, Dante langsung bergegas menuju ranjang dan langsung memeluk tubuh Yoona. "Kenapa kamu tidak menyerah dan kembali?" ucapnya penuh sesel. Kenapa dia tidak berteriak saat sudah menemukan Priyanka yang ketakutan. Tapi tidak, karena kecerobohan, dia hanya fokus pada tubuh putrinya yang menggigil dan ketakutan, dan lihatlah sekarang, Yoona seperti ini itu karena dirinya. Merasa sesak, Yoona sedikit menggeliat dalam dekapan Dante dan membuat pria itu melepaskan dekapannya, menatap wajah Yoona yang seputih kapas. "Dan—teh," ucap Yoona dengan susah payah. Yoona begitu sulit hanya mengucapkan nama suaminya. Matanya terbuka
Anita mengabaikan Dante. Gerakannya sangat cepat, nyaris seperti angin. Anita ingin segera membawa pulang putrinya sebelum Dante bertindak dengan kuasanya."Anita, berhenti!" panggil Dante lagi.Pria itu berusaha keras untuk menghentikan Anita dan membiarkan Priyanka tinggal bersamanya. Paling tidak selama mereka berada di Curaçao.Saat pintu kamar di mana Yoona dan Priyanka dirawat hendak dibuka, Anita menghentikan gerakannya. Dia begitu tercengang saat mendengar keakraban antara anak dan ibu sambung itu."Ante cantik, apa kamu yakin ada yang menarik kakimu? Dan berapa banyak air yang kamu telan?" Terdengar kikikan di setiap katanya. Seharusnya ini adalah pertanyaan yang menegangkan, akan tetapi Priyanka malah tertawa seolah ada hal yang lucu.Jelas saja Priyanka merasa geli, Yoona menceritakan pengalaman yang menyeramkan dengan mimik wajah yang lucu, sangat kontras dengan cerita sesungguhnya.Suara Priyanka yang riang membuat
Anita memeluk Priyanka dan mengelus rambutnya yang keriting. "Ya, Tante ini tidak bersalah. Tapi, Moms mau kamu ikut Moms pulang ke Hotel." "Moms … aku masih mau tinggal dengan Daddy," rengek gadis kecil itu. Untuk kali ini, Priyanka ingin tinggal dengan Daddynya, anak itu ingin meminta haknya. Dante duduk di sofa dengan kaki bersilang. "Kamu bilang masih ada banyak urusan? Jadi, biarkan Priyanka bersamaku untuk beberapa hari kedepan." "Tidak bisa, Dante. Aku tidak mau meninggalkan Priyanka saat ini. Mungkin nanti setelah dia lebih baik kamu bisa menjemputnya di Bali," Anita bersikeras. Jelas dia masih mengkhawatirkan putrinya. Anita tidak ingin meninggalkan Priyanka disini dengan ibu tiri yang tidak menjaganya. Dante menyerah Mantan istrinya ini memang selalu keras kepala. Dante tidak ingin berdebat dengan Anita dan membuat putrinya berada dalam posisi yang serba salah. Yoona merasa prihatin dengan kesedihan suaminya. Dari yan
Dante mengerang frustasi saat dirinya bangun kesiangan. Padahal, pagi ini dia memiliki janji dengan ABRIPDA Yanto Sudradjat. "Ini semua karena Mommy yang menjauhkanku dari Yoona!" ujarnya penuh amarah sambil turun dari ranjang. Dari balkon kamar tamu, Dante melihat Yoona duduk termenung. Terlihat jelas Yoona memiliki banyak pikiran. "Sebenarnya apa yang di dia pikirkan?" monolognya sambil menuruni tangga, "Mungkin beberapa hari di sini dan mengundang para sahabatnya akan membuat Yoona kembali ceria," ucapnya optimis. Dante setuju dengan apa yang dikatakan oleh Ainun. Istrinya tidak boleh sendiri, apapun yang terjadi. Selain untuk membuat Yoona bahagia, ini juga demi keselamatannya. Tadi malam saat Yoona sudah tidur akibat pengaruh obat, Dante ditegur habis-habisan oleh Dorian dan Ainun. Kelalaiannya tidak bisa dimaafkan. "Honey …," panggil Dante lembut. Wanita itu menoleh, terlihat senyum tipis di bibirnya. Wajah Yoona ma