Share

16. Membuat Rencana

"Apa kamu tidak bisa membeli sepeda motor yang agak bagusan dikit?!"

Aku berseru dengan keras dari boncengan motor Abra yang bisa dikatakan hampir seperti rongsokan. Seluruh badan motor itu begitu tipis karena hanya tinggal kerangka. Di sepanjang jalan aku terus dibuat khawatir kalau-kalau motor yang kami tunggangi ini akan terbelah karena tidak mampu menahan bobot kami berdua.

"Siapa yang tahu aku akan membonceng orang suatu saat nanti," timpal Abra turut berteriak karena suaranya dihanyutkan oleh angin.

"Tsk!" Aku mendecakkan lidah dengan tidak puas.

"Nanti deh aku beli yang baru," ucap Abra kemudian dengan entengnya.

" ... "

Aku tidak menimpali. Seluruh tubuhku tegang karena waspada. Jika sepeda motor ini menunjukkan gejala aneh, aku akan langsung melompat. Aku bahkan meminta pada Abra untuk berkendara dengan pelan, dan mengambil sisi pinggir jalan.

"Itu dia kos-kosannya," celetuk Abra.

Dia menghentikan sep
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status