Share

13. Gibah berujung fitnah

Sebaik apapun manusia, masih saja ada celah yang orang temukan untuk mencari kejelekan kita. Mereka bebas menilai orang lain sesuka hati, tak peduli itu benar atau salah.

Dulu sewaktu aku masih sekolah hingga kuliah, penampilanku seadanya, sesuai budget seorang anak yang masih minta uang jajan dari orang tua. Penilaian orang cenderung positif.

"Ashanna itu anaknya baik, ya, manis, sederhana, rajin," celetuk seseorang penuh pujian.

"Iya, pintar pula. Sejak SMA sampai kuliah juga dia selalu dapat beasiswa," timpal yang lain menyetujui.

Kurang lebih semacam itu komentar orang-orang, baik yang kudengar langsung ataupun dari teman yang melaporkan padaku. Bangga, dong, diriku mendapatkan banyak pujian.

Sebagai anak sulung dari empat bersaudara dari keluarga sederhana, aku tahu biaya hidup dan sekolahku tidak murah. Ayahku hanya bekerja sebagai buruh pabrik, dan ibuku berjualan makanan.

Mereka tak pernah mengeluh, selalu tampak gembira di depan anak-anak atau orang lain. Namun, suatu k
Teha

Terima kasih sudah membaca kisah Yudistira dan Ashanna sampai bab ini. Sempatkan utk berkomentar, ya. Sumbangan gem juga sangat saya hargai.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status