Share

Bab 44

Author: Mita Yoo
last update Last Updated: 2025-09-07 07:00:58

Ian selesai mengajar tepat pukul enam sore. Ia melajukan mobil milik Venus yang dipakainya bekerja—menggantikan Eric menuju sebuah kafe yang biasa dikunjunginya di masa lalu. Mobil berhenti dengan halus di area parkir kafe. Dia masih mengenakan setelan kerja yang rapi, akan tetapi wajahnya terlihat lebih lelah dari biasanya, seolah bekas pertemuan tegang dengan Nova tadi pagi masih membayangi pikirannya.

Sebelum masuk, dia melirik lukisan yang terpajang di dinding depan kafe itu. Senyum terlihat di wajah tampannya. Namun ia tak berlama-lama menatap lukisan itu, meneruskan langkah untuk memesan kopi.

Ia tahu persis bagaimana Eric menyukai kopi. Setiap harinya, ia memesan kopi demi memerankan lelaki itu. Namun saat ini, Ian tidak memesan kopi hitam pekat ala Eric. Dia memesan dua cup kopi latte dengan caramel drizzle dan extra shot vanilla. Pesanan yang pernah secara tidak sengaja diucapkan Venus sebulan lalu, saat mereka melewati kafe yang lain.

<
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 58

    Mobil Ian berhenti persis di tempat dia menurunkan Venus tadi. Senyumnya, yang sudah siap menyambut istrinya, sedikit memudar ketika dia melihat Venus tidak sendirian. Seorang pria tinggi dengan aura seniman yang santai berdiri di sampingnya, terlibat dalam obrolan yang tampak akrab.Ian mematikan mesin mobilnya dan keluar dengan langkah yang tenang namun penuh wibawa. Wajahnya netral, tetapi matanya yang tajam sudah memindai setiap detail tentang pria asing itu. Postur tubuhnya, cara berpakaian, dan yang paling penting, jarak antara pria itu dan Venus.“Sayang,” sapa Venus, sedikit terkejut melihat Ian benar-benar sudah datang menjemput. Senyumnya mendadak kaku. "Oh, iya. Ini Virgo, dia kakak kelasku waktu SMA. Kakak kelas kita,” katanya.Ian mengalihkan pandangannya ke Virgo. Tangannya yang biasanya langsung merangkul Venus sekarang tergantung di samping tubuhnya. “Kita pernah bertemu?” tanyanya, suaranya datar, tidak bersahabat, tetapi ju

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 57

    Pagi datang dengan harapan baru bagi Venus. Usai sarapan bersama, Venus mengatakan jadwal kelas melukisnya hari itu. Dan Ian bersedia mengantarkan sekaligus menjemputnya hari itu.Mobil hitam yang dikemudikan Ian berhenti dengan halus di sisi trotoar. Venus mendekatkan tas lukisnya ke pangkuannya, bersiap untuk turun.Ian membungkuk, bibirnya menyentuh pipi Venus dengan lembut, hangat, dan familiar. Lalu, dengan gerakan alami, dia mengecup bibir istrinya itu. Singkat, manis, penuh sisi romantis. Sebuah ritual perpisahan yang sudah menjadi rutinitas mereka.“Hati-hati di jalan,” pesan Venus, tangannya membelai lengan Ian sebentar. “Jangan ngebut.” Sebuah pesan yang tulus terpancar dari matanya.Ian mengangguk, senyum kecil menghiasi bibirnya. “Iya. Aku akan menjemputmu selesai kuliah hari ini,” dia berjanji. Suaranya terdengar seperti sebuah melodi di telinga Venus.“Iya. Bye,” ucap Venus, membuka pintu dan melangk

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 56

    Sementara itu, cahaya lilin temaram menari-nari di dinding kamar, memantulkan bayangan tubuh Venus yang sedang bersiap. Aroma vanilla dan sandalwood, parfum favorit Ian—memenuhi udara, menciptakan aura sensual yang memabukkan.Venus berdiri di depan cermin panjang, menatap pantulan dirinya. Lingerie merah darah itu melekat sempurna di tubuhnya, menonjolkan setiap lekuk yang biasanya tersembunyi. Kain rendanya transparan di beberapa tempat, memberikan bayangan kulitnya yang mulus dan sudah dibalur lotion berkilau.Dia menggosok tubuhnya lebih lama tadi, bukan hanya untuk membersihkan kotoran dan debu halus, tetapi untuk memastikan setiap inci kulitnya terasa seperti sutra, siap untuk disentuh. Jari-jarinya dengan hati-hati mengatur rambutnya yang tergerai bebas di bahu, menambahkan sentuhan akhir yang sempurna.Drrtt … drrttt …Ponselnya bergetar di atas meja rias. Sebuah pesan dari Ian.[Ian]: Aku pulang, sayang.

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 55

    Mobil yang dikemudikan Ian meluncur pelan memasuki area apartemen mewah. Lampu-lampu kota berkelap-kelip di kejauhan, menciptakan bayangan panjang yang menari-nari di wajahnya yang tegang. Dia memarkir mobilnya di tempat yang sedikit tersembunyi, matanya mengamati sekeliling dengan waspada sebelum akhirnya mematikan mesin.Dia tidak langsung keluar. Tangannya masih memegang kemudi, erat, seolah mencari kekuatan. Pikirannya berputar pada grafik medis yang diberikan Dokter Argus, pada ancaman halus Arjuna, dan pada suara Venus yang masih hangat di telinganya. Semuanya bertabrakan, menciptakan badai dalam kepalanya.Dengan napas berat, dia akhirnya keluar dari mobil. Langkahnya mantap menuju pintu masuk apartemen, melewati lobi yang sepi dengan kepala ditundukkan. Dia naik lift menuju lantai tujuh, jarinya menekan tombol di lift dengan pasti.Ding.Pintu lift terbuka. Koridor yang mewah dan sepi terbentang di depannya. Ian berjala

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 54

    Ponsel Ian menempel di telinganya, mesin mobil masih menyala lembut. Suara Venus di seberang sana terasa hangat, sebuah kontras tajam dari dinginnya malam dan beban di pundaknya.“Halo, Sayang,” sapanya, berusaha menormalkan suaranya, menyembunyikan kelelahan dan ketegangan dari kunjungannya dari pertemuan dengan Arjuna dan laboran bernama Steel itu.“Ya? Kamu di mana?” tanya Venus, nada suaranya menunjukkan sedikit kekhawatiran.“Maaf, aku akan pulang terlambat,” jawab Ian, matanya menatap jalanan sepi di depan. “Aku juga harus cuti dua hari dari Kampus karena mendadak ada pekerjaan mendesak selain mengajar.” Ian tak sepenuhnya bohong, hanya alasan itu sangat disederhanakan demi tetap mendapatkan kepercayaan Venus. “Kita bertemu lagi besok, Sayang.”Dia mendengar Venus menghela napas, tapi bukan sebuah kekecewaan. “Iya. Jangan lupa makan. Kamu harus menjaga kesehatan.”Ian tersenyum tipis. Kekhawatiran Venus yang

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 53

    Gedung menjulang itu berdiri seperti monumen kesunyian di tengah malam, jendela-jendelanya gelap kecuali beberapa titik lampu yang berpendar seperti kunang-kunang yang sedang mengundang calon pasangannya untuk kawin. Ian melangkah keluar dari mobilnya, wajahnya keras diterpa cahaya bulan yang pucat.Seorang lelaki bertubuh tegap dengan masker hitam dan kacamata gelap muncul dari balik dinding seperti bayangan, menyambutnya dengan anggukan singkat. Tidak ada kata yang diucapkan. Lelaki itu hanya menuntun Ian melalui serangkaian pintu baja yang masing-masing terkunci dengan sistem biometrik canggih.Mereka memasuki ruang ganti yang steril. Di sana, Ian harus mengganti dan menanggalkan pakaian sipilnya. Jas, kemeja, ikat pinggang, dan semuanya lalu mengenakan pakaian khusus Laboratorium yang terbuat dari bahan polymer putih tanpa cela. Setiap gerakan terlatih, efisien, seolah ini adalah ritual yang telah dijalani berulang kali.Pintu pembersiha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status