Share

17). Debat Pagi

***

"Kita sampai."

Adara mengukir senyum tipis ketika porsche yang dikendarai Danendra berhenti persis di depan lobi kantor. Masih memakai celana pendek juga kaos hitam yang dia pakai kembali setelah sempat dilepas, dengan senang hati Danendra mengantar istrinya ke kantor.

"Makasih, Dan," kata Adara. Sampai di kantor pukul tujuh pagi tepat, Adara langsung melepas safetybeltnya lalu mengambil tas yang dia simpan di atas dashboard. "Berkat kamu, aku enggak jadi terlambat."

"Sama-sama, Ra. Semangat ya kerjanya, jangan sedih terus," kata Danendra.

"Iya, Dan," kata Adara. "Aku turun ya."

"Iya."

Adara membuka pintu bagian kiri mobil. Mengulurkan tangannya, dia mencium punggung tangan Danendra lalu melangkahkan kakinya memasuki lobi perusahaan dan tentu saja sapaan ramah langsung dia dapat dari rekan kerja lainnya.

"Pagi Bu Dara."

"Pagi," sapa Adara ramah. Ruangan kerjanya berada di lantai tiga, Adara melenggangkan kakinya masuk ke dalam lift dan tentu saja di dalam sana—ketika Adara hanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status