Share

23). Kenapa Tak Pernah Minta?

***

"Dan."

Adara yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung mengedarkan pandangannya ketika dia tak mendapati Danendra di kamar.

Masih memakai bathrobes lengkap dengan handuk yang menggulung rambut di atas kepala, Adara melangkahkan kakinya menjauh dari kamar mandi lalu berjalan menuju meja untuk mengecek ponsel—barangkali ada notifikasi pesan masuk.

Namun, tak ada. Lagipula siapa yang akan mengiriminya pesan malam-malam begini, kecuali Rafly. Ah, lagi-lagi Adara kembali merindukan sosok lelaki itu.

"Ayolah, Dar. Lupain," gumam Adara pelan. Menyimpan kembali ponselnya di atas meja, Adara memfokuskan lagi tujuannya mencari Danendra.

Tak ada di kamar, Adara membuka pintu lalu melangkahkan kakinya ke ruang tamu. Namun, di sana pun Danendra tak ada, hingga suara dari dapur membuat perhatiannya beralih.

Mengukir senyum tipis, Adara melangkahkan kakinya menuju dapur dan di sanalah Danendra berada.

Berdiri di depan meja makan, Danendra yang sudah seksi dengan celana pendek juga kaos put
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status