Share

Suami Pilihan Kakek
Suami Pilihan Kakek
Penulis: Rifani

01. Permintaan Kakek Latief

Sellandra menggenggam erat tangan keriput kakeknya yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Dia sedang berada di kantor saat menerima kabar dari ibunya kalau sang kakek tiba-tiba terkena serangan jantung dan kini berada di UGD. Sellandra sangat menyayangi kakeknya, sudah pasti hal ini menjadi pukulan berat baginya. Sambil menahan tangis, Sellandra terus memanggil sang kakek yang tak kunjung membuka mata meskipun dia sudah menunggu selama hampir dua jam lamanya. 

"Kakek, ini Sellandra. Aku mohon sadarlah, buka mata Kakek."

Tak ada sahutan. Hal itu membuat airmata Sellandra akhirnya menetes keluar. Dia begitu sedih melihat keadaan pria yang selama ini begitu perhatian padanya dan juga pada ibunya. Dari semua anggota keluarga Latief, hanya kakeknya saja yang masih menganggap Sellandra dan ibunya sebagai anggota keluarga setelah ayahnya meninggal. Sellandra dan ibunya bagaikan orang asing, bahkan sang nenek pun memandang mereka hanya dengan sebelah mata. Jika bukan karena permintaan sang kakek, sudah sejak lama Sellandra mengajak ibunya pergi dari rumah utama keluarga Latief. Hatinya begitu sakit setiap kali di rendahkan oleh mereka yang notabenenya adalah keluarga sendiri. 

"Tolong jangan tinggalkan aku dan Ibu, Kek. Siapa lagi yang akan menyayangi kami jika Kakek pergi. Tetaplah tinggal bersama kami, Kek. Aku masih sangat membutuhkan nasehat-nasehat dari Kakek. Aku mohon sadarlah. Sadarlah, Kek. Hiksss..." ratap Sellandra di samping ranjang rumah sakit dimana kakeknya tengah terbaring dengan berbagai macam alat medis menempel di tubuh tuanya. 

"S-Sella...-ndra....

Sellandra tersentak kaget saat mendengar suara lirih kakeknya. Dia dengan cepat menghapus airmatanya kemudian membungkukkan tubuh sambil memandangi wajah sang kakek yang sedang berjuang untuk membuka mata. 

"Sell.... 

"Iya Kek, aku di sini," sahut Sellandra lembut. 

Perlahan-lahan mata Kakek Latief akhirnya terbuka. Bibir pucatnya mencoba untuk tersenyum ketika mendapati wajah cantik cucu kesayangannya. Sellandranya ada di sini, di sampingnya. 

"Mana yang sakit Kek?" tanya Sellandra sembari mengusap wajah kakeknya yang sangat pucat. "Jangan membuatku takut, aku tidak bisa jika tidak ada Kakek. Cepat sembuh ya, nanti aku akan membuatkan cake kesukaan Kakek. Oke?"

Kakek Latief meringis lirih saat dadanya berdenyut nyeri. Dia tahu, sangat tahu kalau waktunya sudah tidak lama lagi. Dengan tangan gemetar Kakek Latief meraih tangan cucunya.

"Sell, kau menyayangi Kakek bukan?"

"Tentu saja. Kakek adalah pria kedua yang sangat aku sayangi setelah almarhum Ayah" jawab Sellandra cepat. "Kenapa Kakek bertanya seperti itu?"

Kakek Latief menatap lekat ke manik mata Sellandra. Dia sebenarnya ingin menyampaikan sesuatu yang kemungkinan besar bisa menyakiti perasaan cucunya ini. Namun, Kakek Latief meragu. Dia ragu apakah cucunya akan bersedia mengabulkan apa yang dia inginkan atau tidak. 

Sellandra menarik nafas pelan. Dia tahu kalau sang kakek sedang ragu-ragu untuk mengatakan sesuatu padanya.

"Aku tahu Kakek ingin mengatakan sesuatu padaku. Iya kan?" tanya Sellandra dengan suara lemah lembut. "Katakan saja Kek, tidak apa-apa. Jika aku mampu, aku pasti akan mengabulkan apapun yang Kakek mau asalkan Kakek bisa segera sembuh."

"Apa kau mempunyai kekasih?"

Kakek Latief bertanya. Dia sangat berharap kalau cucunya akan menjawab tidak. 

"Punya, namanya Davis. Apa Kakek ingin bertemu dengannya?"

"Jika Kakek memintamu untuk meninggalkan pria itu apakah kau bersedia melakukannya?"

Sellandra tersentak kaget. Dia tidak menyangka kalau kakeknya akan memintanya meninggalkan Davis.

"Katakan alasan kenapa Kakek memintaku melakukan hal itu," tanya Sellandra mencoba sabar. Dia tak mau kakeknya merasa tertekan. 

"Sell, waktu Kakek sudah tak lama lagi. Dan Kakek mau kau menikah dengan pria pilihan Kakek. Eugghh...m-maaf jika permintaan Kakek sedikit keterlaluan. Kakek hanya bisa pergi dengan tenang kalau kau menikah dengannya. Ka-Kakek...aakkhhhhh!"

Kakek Latief kesakitan. Sellandra yang melihat hal itu pun menjadi sangat panik. Dia kemudian berniat pergi untuk memanggil dokter tapi tangannya tertahan. 

"J-jawab dulu S-Sell...k-kau bersedia atau ti-dak untuk menikah dengan p-pria pilihan Ka-kek," desak Kakek Latief dengan suara terputus-putus. 

"Iya, aku akan meninggalkan Davis dan akan menikah dengan pria pilihan Kakek. Aku janji Kek, tapi sekarang biarkan aku memanggil doketr dulu ya," jawab Sellandra tanpa berpikir dua kali. 

Dalam kesakitannya, Kakek Latief tersenyum lega. Dia lega karena cucunya bersedia menikah dengan pria yang sudah lama dia pilihkan. Bukan tanpa alasan kenapa Kakek Latief ingin Sellandra menikah dengan laki-laki itu. Dan alasan tersebut hanya dia dan laki-laki itu saja yang mengetahuinya. 

"Nanti, saat Kakek dimakamkan akan ada se-seorang pria yang mendatangimu. D-dia membawa sebuah surat wasiat. Te-terima dia, jangan pandang statusnya. Kakek mau k-kau selamanya bersama pria itu. J-jangan terpikir untuk bercerai ka-karena Kakek akan sangat sedih. Kakek...aakkkkkhhhh..... 

"KAKEK!"

Tanpa sadar Sellandra menepis tangan kakeknya kemudian berlari keluar sambil menangis ketakutan. Sellandra berteriak seperti orang gila saat memanggil dokter yang mana hal itu membuat dua orang yang berada di ruang tunggu berlari ke arahnya. 

"Dokter! Tolong selamatkan Kakekku, dokter!" jerit Sellandra histeris. 

"Sell, Kakekmu kenapa? Apa yang terjadi?" cecar Nadia, sang ibu. 

"Kau apakan suamiku, hah! Minggir!" hardik Kasturi sembari mendorong tubuh cucunya agar menyingkir dari depan pintu. 

"Kakek Bu, Kakek."

Nadia segera memeluk putrinya yang sedang menangis ketakutan. Dia menatap cemas ke dalam ruangan saat tim dokter berlarian masuk ke dalam sana guna memeriksa kondisi ayah mertuanya. 

"Ssssttt tenanglah. Kakek pasti baik-baik saja, dia tidak akan pergi meninggalkan kita," hibur Nadia dengan suara bergetar. 

"Hikssss, Kakek kesakitan Bu. Aku takut," cicit Sellandra disela-sela isak tangisnya. 

"Jangan takut, tidak akan terjadi apapun pada Kakekmu karena sekarang tim dokter sedang memeriksanya. Kakekmu pasti akan kembali pulih seperti semula,"

Baru saja Nadia bicara seperti itu pada Sellandra, dari dalam ruangan terdengar suara jeritan ibu mertuanya berbarengan dengan bunyi suara dari mesin monitor. Tangis Nadia pun akhirnya pecah saat menyadari kalau ayah mertuanya telah pergi. 

"Kakek!!!" jerit Sellandra kemudian berlari masuk ke dalam ruangan. 

Sellandra jatuh terduduk di lantai saat dia melihat para dokter tengah berusaha mengembalikan detak jantung kakeknya. Sementara sang nenek, wanita kejam itu tengah ditolong oleh perawat karena jatuh tak sadarkan diri di dekat ranjang kakeknya. Tubuh Sellandra lemas, dia tak memiliki tenaga lagi saat tim dokter melihat ke arahnya dengan tatapan sendu. 

"Maafkan kami, Nona. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Tuan Latief, tapi Tuhan berkehendak lain. Tuan Latief telah meninggal dunia."

Mungkin ini yang dinamakan patah hati ketika orang yang kita sayang pergi dari sisi kita. Terasa seperti mimpi, tapi rasa sakitnya begitu nyata. Sellandra tak menyangka kalau kakeknya akan pergi secepat ini. Baru saja mereka berbincang, dan tiba-tiba saja mereka sudah berada di alam yang berbeda. Ini nyatakah?

"Hikssss...Kakek."

"Jangan pergi, Kek. Jangan tinggalkan aku dan juga Ibu. Aku mohon kembalilah Kek, jangan tinggalkan kami....

Yang pergi harus tetap pergi, dan yang hidup harus tetap menjalani hidup. Setiap yang bernyawa pasti akan mati, tanpa terkecuali. Garis Tuhan tiada siapalah yang mampu menentang, karena Manusia di takdirkan hanya bisa berencana. Sellandra ingin kakeknya tetap tinggal, namun Tuhan berkeinginan lain. Kakek Latief kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa setelah mewasiatkan seorang suami untuk cucu kesayangannya, Sellandra Latief. 

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Hani Al Liem
wow keren... ceritanya bagus sekali... jd semangat bacanya
goodnovel comment avatar
Rifani
wahhh, kakakku .........
goodnovel comment avatar
AdinTa Rasyid Bayu Tirtawardhana
semoga almarhum kakek Latif tenang di sisinya... selandra perjalanan mu masih panjang jangn patah semangat, walaupun kakek sudah tidak ada di samping mu, tapi percayalah orang yg di jodohkan dengan mu akan selalu melindungi mu...... makkkkk sukses selalu .........️.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status