Share

Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya
Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya
Penulis: UmiLovi

Nona Rhein

"Carikan seorang suami untukku!"

Tak ada hujan, tak ada petir, pernyataan sekaligus perintah mutlak itu membuat suasana ruang kerja CEO wanita mencekam. Dialah Rhein Edith. Wanita bernetra dark grey, berhidung mancung dan tinggi semampai, berambut coklat ikal yang berkilauan saat diterpa sinar matahari bak aktris Bollywood itu memang memiliki aura yang begitu memancar.

Setiap Rhein melangkah, lenggak-lenggok pinggulnya yang ramping serta kakinya yang jenjang membuat mata pria lelaki normal pasti terpana. Puluhan pria konglomerat berlomba-lomba mencari perhatian demi bisa mempersunting Rhein. Namun sayangnya, wanita mandiri itu tak berniat untuk terikat dengan pria manapun. Rhein terlalu nyaman hidup sendirian hingga usianya berada di ujung angka 20 tahun.

"S-Suami?" Celia, Sekretaris sekaligus orang kepercayaan Rhein, mendadak tercekat karena tak percaya, ketika mendengar perkataan bosnya. "Anda sudah ingin menikah, Miss?"

Rhein menganggukkan kepalanya dengan yakin, membuat kerutan di dahi sang sekretaris semakin kentara. Bagaimana tidak, permintaan dari wanita itu begitu mendadak.

Rhein menghela napas panjang sebelum berujar. "Mamiku divonis tidak bisa bertahan lebih dari 2 tahun. Keinginan terbesarnya selain melihatku sukses adalah melihatku menikah dengan pria yang menyayangiku.” Tatapannya yang semula kosong saat merenung, mendadak berubah menjadi sorot tajam pada Celia yang masih mematung di depan mejanya. “Carikan segera laki-laki yang cocok untukku, Celia!"

"B-baik, Miss. Saya akan mencarikan pria yang cocok untuk anda.” Celia mengangguk dengan tablet yang berada di pelukannya.

“Satu lagi.” Rhein mengangkat sebelah tangannya, mencoba mengultimatum sang sekretaris. "Aku tidak mau pria sembarangan. Kamu tahu bagaimana seleraku pada pria, kan?" Di hadapannya, Celia mengangguk cepat. Sebelum sekretaris bermata empatnya itu bersiap membuka mulut, Rhein kembali berujar. "Aku akan membayar berapapun, selama dia mau menuruti semua perjanjian yang akan aku buat," cetus Rhein dengan sorot mata angkuh khasnya.

"Baik, Miss. Saya akan menghubungi beberapa agency rahasia yang terpercaya secepatnya!"

"Bagus! Kabari aku hasilnya besok pagi!"

**

“Argh! Aku tidak sanggup lagi menyetir!”

Malam itu, karena penatnya pikiran yang mendera beberapa hari belakangan, Rhein memutuskan untuk bersenang-senang sebentar di kelab malam hingga berakhir mabuk seperti sekarang. Jarak antara kelab dan apartemennya yang sebenarnya cukup dekat, jadi terasa sangat jauh karena mobil Rhein berputar arah, karena kepalanya yang terasa pusing luar biasa.

Tak ingin mengambil risiko lebih parah, Rhein memutuskan berhenti di pinggir jalan. Ia akan tidur sebentar untuk menetralkan mabuknya. Hanya dalam hitungan detik, Rhein sudah benar-benar terlelap bak orang pingsan.

Sementara itu, beberapa orang pria dengan motor yang bising nampak tertarik melihat mobil Rhein yang terparkir di pinggir jalan. Mereka mendekat, dan berbinar begitu melihat sosok pemilik mobil itu tengah tertidur.

“Ketok, lah, cewek doang!”

Dok! Dok! Dok!

"Woi, bangun, woi! Enak aja lo tidur di sini! Bayar, woi!" Pria bertato di pergelangan tangan itu mengetuk jendela kaca mobil sambil menempelkan wajahnya di dekat kaca.

Rhein mengerjapkan matanya karena merasa terganggu oleh ketukan, juga mobilnya yang terasa bergoyang. Masih dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, ia dengan bodohnya membuka pintu dan keluar, tanpa menimbang risiko yang mungkin ia terima.

"Ada apa?" tanya Rhein sembari mengurut keningnya yang berdenyut pening.

"Bayar! Lo pikir, parkir di sini gratis?!" sosor pemuda bertato itu sembari menelisik penampilan Rhein yang mahal.

"Oh." Rhein mengibaskan tangannya ringan, kemudian bergerak kembali ke dalam mobil untuk mengambil dompet. Setelahnya, ia mengeluarkan selembar uang seratus ribuan dan memberikan uang itu pada lelaki tadi.

"Segini doang? Lo tau nggak udah berapa lama lo parkir di sini?" Pria bertato itu menunjuk jam murahan di tangannya. "Dua jam!"

"Ya terus gue harus bayar berapa!?" Rhein mulai kesal. Kepalanya masih pusing, ditambah lagi para ‘preman’ yang mencoba memerasnya.

"Eh, nyolot dia! Lo belum tahu siapa raja daerah sini, hah?"

"Ya, mana gue tau!"

"Malah nantangin nih cewek!" Pria bertato itu mencekik leher Rhein hingga membuat wanita itu tersentak dan terdorong ke mobil.

“Lepas, sialan!” Rhein meronta-ronta dengan napas tersendat. Ia mencoba melepas belitan tangan preman itu dari lehernya, akan tetapi tenaganya sebagai seorang wanita kalah telak. Kakinya bahkan dirasa makin naik dan tak lagi menapak aspal. Wajahnya sudah membiru, ia pun didera ketakutan luar biasa.

‘Tuhan, tolong kirimkan siapapun untuk menolongku!’ doanya dalam hati.

Saat ia memejamkan mata dan bersiap untuk kemungkinan yang terburuk, seruan seorang pria terdengar lantang.

"Lepasin dia!"

Belitan erat di leher Rhein sontak mengendur. Hal itu dimanfaatkan oleh wanita itu untuk meminta tolong di sela napasnya yang masih tersendat. “To-long!”

“Si*alan! Berani lo ganggu kita?!” Para preman kompak murka dengan pria ksatria yang muncul tiba-tiba itu.

Kadung emosi, tubuh Rhein pun dibanting tanpa belas kasihan.

“Argh!”

Rhein memegangi pergelangan tangannya yang begitu sakit. Samar, sebelum Rhein kehilangan kesadaran, ia mendengar pria baik hati itu berteriak ke arahnya.

“Bertahanlah sebentar!”

Lantas semuanya menjadi gelap. Rhein tak sanggup lagi membuka mata.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
amymende
kebodohan umum
goodnovel comment avatar
Pinara Pinara
dasar pereman berani sama perempuan ajah
goodnovel comment avatar
Rai Seika
Ceritanya bagus, Kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status