Share

3. Perceraian

Yordan yang berada disamping sang istri, Clara. Dia melirik ke arah ponsel istrinya dan melihat apa yang dilihat oleh istrinya, dia sangat paham dengan apa yang di rasakan oleh sang istri.

"Kalau menurut kamu itu terlalu sakit untuk dilihat sebaiknya jangan di lihat," ucap Yordan dengan suara pelan seperti orang berbisik.

Clara langsung menoleh ke arah sampingnya dan melihat Yordan yang tidak menatap ke arahnya. Karena Clara paham dengan apa yang di ucapkan Yordan barusan, walaupun suaranya pelan dan seperti orang berbisik tapi Clara masih bisa mendengarnya.

Kini Clara lekas memasukkan ponselnya kedalam tas kecil yang ada di pangkuannya, dan tanpa sengaja dia menyukai foto yang baru saja diunggah oleh Tarra.

"Kak, apa kakak mau mampir ke rumah dulu untuk ambil pakaian?" tanya Clara pada suaminya.

Clara sengaja mengalihkan pembicaraan dan tidak ingin membahas masa lalu itu dengan Yordan, walaupun pernikahan mereka berdua benar-benar dadakan.

"Tidak usah," jawab Yordan yang langsung menoleh kearah sang istri. "Kau sudah menjadi istriku dan sebaiknya kita nanti tinggal di rumahku aja," jelas Yordan yang paham maksud dari istrinya.

"Tapi, kak..." Clara belum sempat mengatakan apa yang ingin dia katakan tapi Haris selaku kakaknya langsung menyela perkataan sang adik.

"Yordan, sepertinya kau tidak bisa membawa adikku secepat itu apa lagi saat ini orang tua kami tidak mengetahui pernikahan kalian," jelas Haris pada adik iparnya dan sekaligus sahabatnya itu.

Yordan menghela napasnya dengan panjang dan dia paham dengan apa yang baru saja dia ucapkan pada istrinya, seharusnya dia tidak egois seperti ini.

Namun, karena Yordan memang selalu ingin mandiri setelah menikah jadi dia ingin sang istri ikut dengannya. Yordan juga lupa kalau pernikahannya dengan sang istri serba dadakan, dan bisa di bilang ini bertukar pengantin.

"Maafkan aku, aku tidak sadar dengan apa yang aku ucapkan." Suara Yordan terdengar seperti menyesal.

"Tidak apa, aku paham!" Haris mengerti dengan apa yang di pikirkan Yordan saat ini.

Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya mobil milik keluarga Bastian baru saja sampai disebuah rumah milik Bastian. Yordan tidak pernah memikirkan nasib yang akan dia alami setelah menikahi anak bungsu keluarga Bastian.

Keluarga Bastian yang memiliki saham tertinggi di Indonesia membuat Yordan akan kesulitan untuk hidup dengan pernikahannya dengan Clara. Namun, Yordan tidak pernah memikirkan masalah ini sebelumnya.

Karena yang Yordan pikirkan saat ini hanya tidak ingin melihat Clara sedih karena sudah di campakkan begitu saja oleh kekasihnya Clara, Tarra.

"Ayo turun!" titah Clara yang sudah keluar dari mobil dan masih menatap kedalam mobil, karena didalam sana sang suami masih duduk dan sepertinya sedang melamun.

Entah apa yang sedang di lamunkan oleh sang suami, tapi tidak lama setelah Clara bersuara. Yordan langsung menganggukkan kepalanya, dia paham dan segera keluar dari dalam mobil.

Sebelum mereka sampai kerumah keluarga Bastian, tadi Yordan sempat mampir ke rumahnya untuk mengambil beberapa pakaian dan peralatan kerjanya.

Setelah mereka berada di dalam rumah. Clara langsung masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu, dan Yordan juga sama akan membersihkan dirinya tapi dia memakai kamar tamu.

Karena Yordan dan Clara masih malu-malu apa lagi mereka menikah bukan karena cinta, jadi mereka memutuskan untuk masing-masing dulu.

Haris sedang duduk diruang keluarga dan menunggu pengantin baru itu selesai membersihkan dirinya masing-masing. Haris sedang duduk sendiri disana karena istri dan anaknya tidak ikut kesini, karena Haris tau nanti akan ada perdebatan antar keluarga lagi.

Jadi, Haris lebih dulu untuk mengantisipasi agar istri dan anaknya tidak terkena hinaan dan cacian dari orang tuanya. Haris memilih untuk istri dan anaknya pulang terlebih dahulu ke rumahnya, rumah yang sangat sederhana.

'Semoga saja ayah dan ibu tidak akan melakukan apapun pada Yordan,' batin Haris yang sedang memikirkan sesuatu untuk Yordan.

Yordan dan Clara selesai membersihkan diri dan mereka ikut duduk diruang keluarga bersama Haris, disana mereka sedang berbincang-bincang singkat.

Tiba-tiba saja terdengar suara mobil yang baru saja memasuki pekarangan rumah keluarga Bastian. Sejenak, jantungnya Clara berdebar dengan sangat cepat.

'Pasti yang datang ayah dan ibu,' batin Clara yang sangat takut dengan kemurkaan kedua orang tuanya.

Clara akan menceritakan semuanya pada keluarganya bahwa yang lebih dulu menikah adalah Tarra. Tarra juga yang memutuskan semuanya secara sepihak jadi dirinya hanya bisa mengikuti apa yang di lakukan Tarra, dan semoga aja kedua orang tuanya Clara akan mengerti semuanya.

Terdengar suara langkah kaki yang sudah memasuki rumah dan menuju ruang keluarga. Wajah Yordan juga semakin pucat, pasti dia sangat takut dengan orang tuanya Clara yang saat ini sudah menjadi mertuanya.

"Bisa-bisanya kau menikah dengan pria lain, Clara!" Suara Soni terdengar sangat menggelegar didalam ruang keluarga.

Clara, Haris dan Yordan langsung menatap kearah pintu ruang keluarga. Mereka bertiga langsung bangun dari duduknya masing-masing.

Lalu, Soni dan Sonya selaku orang tuanya Clara dan Haris masuk kedalam ruang keluarga dengan raut wajahnya yang merah padam. Sudah pasti saat ini mereka sedang kesal dengan kejadian hari ini, tapi entah dari mana mereka tau kejadian ini padahal mereka sibuk di kantor.

"Kau, pergi dari sini!" Sonya menunjuk kearah wajah anak sulungnya, Haris. Dia mengusir Haris secara terang-terangan, lalu dia langsung duduk di sofa begitu saja.

"Tidak bisa Bu, aku akan menjelaskan semuanya," ujar Haris yang menolak keinginan sang ibu.

"Dasar anak keras kepala!" Soni kesal dan ikut duduk di samping sang istri.

"Bu, aku bisa jelaskan semuanya karena semua ini berawal dari Tarra yang..."

Clara belum sempat mengatakan semuanya, tapi sang ibu langsung menyela ucapan sang anak.

"Kau itu di pacaran dan di jodohkan dengan Tarra bukan dengan pria miskin," hina Sonya sambil menatap rendah kearah Yordan.

Yordan yang merasa dirinya memang tidak pantas bersanding dengan istrinya, Clara. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya, hatinya sangat sakit mendengar hinaan seperti ini dari ibu mertuanya.

Namun, Yordan sadar diri bahwa dirinya memang miskin dan tidak sebanding dengan keluarga Bastian.

"Urus perceraian kalian hari ini juga!" titah Sonya sambil menatap Clara dan Yordan secara bergantian.

"Hah? Cerai? Aku baru juga nikah beberapa jam yang lalu, masa sudah cerai!" Clara protes pada ibunya, karena dia tidak mau menjadi janda di hari pernikahannya.

Yordan yang mendengar perintah dari ibu mertuanya langsung mengangkan kepalanya dan memberanikan diri untuk menatap ibu mertuanya.

"I ... Ibu," gugup Yordan. "Izinkan saya untuk menjadi suaminya Clara dan saya janji tidak akan menyakiti Clara," ucap Yordan.

Sonya tertawa mendengar dirinya di sebutkan oleh pria asing dengan sebutan ibu, lalu dia berkata. "Ibu? Aku bukan ibumu, dan kau bukan tipe menantu keluarga Bastian!" tegasnya dengan tatapan penuh kebencian.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status