Share

27. Mulut Ember

27. Mulut Ember

***

Malam kedua semua keluarga anak-anak Mak Katijah berkumpul di rumah perempuan berusia setengah abad lebih itu. Kecuali yang bekerja di luar kota tentunya. Bersama anak-anak mereka ruang tamu tampak ramai.

Memang. Bentuk rumah di desa ini rata-rata masih bentuk lama. Di mana ruang tamunya sangat luas dengan dinding kayu jati. Malahan, dulu ruang tamu dibagi menjadi dua antara ruang tamu dan kandang sapi.

Namun, beriring berkembangnya jaman, kandang sapi pun sudah dipisahkan.

Matun duduk memangku Rio tepat di samping sang suami yang saat ini asyik berbincang dengan saudaranya. "Alhamdulillah. Sekarang di sana aku sudah punya tempat tinggal nyaman. Tivi dua puluh satu ins. Sofa panjang yang empuk seperti di tivi-tivi. Kulkas untuk menyimpan makanan. Meskipun masih satu pintu, tapi cukuplah."

"Wah. Hadi sudah sukses, ya," timpal seorang lelaki dengan kaus biru bergaris putih. Ucapannya pun diangguki oleh yang lain. Semua tamp

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status