Beranda / Urban / Suami Terhebat / Bab 9. Lebih Pilih Suami

Share

Bab 9. Lebih Pilih Suami

Penulis: Langit Berawan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-28 04:10:28

“Maaf ya Denzel atas ucapan adikku. Aku ingin kamu tahu satu hal. Aku lebih percaya ucapanmu ketimbang Dr. Chua...” ujar Wandha dengan jujur ingin membesarkan hati Denzel saat mereka sudah berada di luar kamar inap.

“Nggak apa-apa, Bu Wandha,” ucap Denzel sambil tersenyum tanpa ada sedikit pun tergambar rasa kecewa di wajahnya atas pengusiran Aryha padanya. “Terima kasih sudah mempercayaiku,” tambah Denzel.

Baru saja Denzel membalikan badan ingin meninggalkan Wandha, rupanya Vionka dan Stefano sudah berada di belakangnya.

“Sudah aku duga kamu pasti akan membuat kekacauan,” ucap Vionka menyambut Denzel dengan wajah masam.

“Aku tidak melakukan apa-apa kok,” jelas Denzel sambil menggeleng di depan istrinya.

“Jangan bohong kamu, Denzel... aku dengar sendiri suara ribut-ribut di ruang inap ayahnya Wandha. Pasti kamu yang bikin ulah. Mengaku saja!” tegas Stefano memandang sinis ke arah Denzel.

Denzel memilih diam, tak ingin melayani Stefano lagi.

“Suster... tunggu, Sus...!” panggil
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suami Terhebat   Bab 42. Lelah yang Terbayar

    “Ada apa ini ribut-ribut?” tanya gubernur Aryha mengejutkan semua orang yang berada di dalam ruangan pasien itu. Terlebih dokter yang bernama Vincent itu, seketika ia terpegun melihat orang nomor satu di ibu kota berada di dalam ruangan itu. “Dokter ini tiba-tiba datang meremehkan pengobatan tradisional, katanya pengobatan sampah,” jelas Denzel sambil memandang sinis ke arah lelaki bertubuh jangkung itu. “Berani benar kamu bicara seperti itu, Dok! Tidak malu kamu dengan seragam yang kamu kenakan?” tegas gubernur memarahi. “I-iya, Pak Gubernur... saya... mengaku salah...,” ucap Dokter Vincent dengan terpaksa sambil tertunduk menatap lantai. Gubernur akhirnya memberi perintah agar Denzel yang merawat anak kecil itu hingga sembuh di kliniknya. Dokter Vincent tampak kecewa, lalu pergi meninggalkan ruang pasien. Tapi, ia memastikan akan membuat perhitungan pada Denzel dia karena sudah mempermalukannya di depan seorang gubernur. Tidak lama kemudian terdengar kembali sirine ambulans

  • Suami Terhebat   Bab 41. Pertengkaran di Ruang Pasien

    “Ayo rebahkan anakmu di situ!” perintah Denzel sambil menunjuk ke arah tempat tidur pasien. “Tolong yang lain semua keluar dari ruangan ini!” tambahnya mengusir semua orang tidak terkecuali Vionka. Kini di dalam ruangan itu tinggal Denzel, pasien, dan ayah dari anak itu. Denzel segera memeriksa pasiennya yang masih kejang-kejang, dengan mengecek bagian mulut dan lidahnya yang tampak membiru. Lalu, ia menyuruh lelaki itu membantunya mendudukan anaknya. Denzel memijit bagian punggung anak kecil itu sambil sesekali ditepuknya. “Uwekss...!” tiba-tiba anak kecil itu mengeluarkan muntah disertai buih berwarna kekuningan dari mulutnya. Sang ayah dengan sigap mengambil tisu lalu menyeka mulut anaknya itu. “Keracunan!” ucap Denzel menyimpulkan hasil pemeriksaannya. “Ya ampun, Nak...” gumam lelaki itu cemas sambil mengelus lengan putranya. “Kamu kasih makan apa sih anakmu ini?” tanya Denzel dengan nada marah pada lelaki di depannya. “Sepertinya tadi dia makan sisa lauk dan sayur sem

  • Suami Terhebat   Bab 40. Bertindak Nekat

    “Kenapa tidak boleh masuk ke ruang ini, Denzel?” tanya Nugraha yang sudah memegang gagang pintu.“E-ehh... sebenarnya ruangan ini...” ucap Denzel terbata merasa sukar untuk menjelaskan.“Ini ruangan steril, Pa, memang tidak boleh sembarang orang masuk, hanya untuk pasien yang memerlukan penanganan khusus saja. Betul begitu kan, Denzel?” Jelas Vionka memotong ucapan Denzel yang tampak susah untuk menjelaskan.“I-iya betul... ini memang kawasan pribadi yang tidak boleh dimasuki,” jawab Denzel untuk meyakinkan alasannya.Semua orang langsung percaya ucapan Denzel dan Vionka, mereka pun mengurungkan niat untuk masuk ke dalam ruang pasien di bagian belakang itu, lalu mereka kembali ke bagian depan klinik untuk melanjutkan duduk-duduk dan ngobrol santai sambil menunggu tamu undangan lain yang tak kunjung datang.“Mengapa tadi kamu ragu begitu pas menjelaskan ke Papa?” tanya Vionka dengan menatap penuh kecurigaan pada Denzel sejurus semua orang pergi.“Oh..., aku hanya bingung saja harus men

  • Suami Terhebat   Bab 39. Pasien Pertama

    Mengingat tadi saat mereka bertemu Tasya, ia sudah menunjukan kebaikannya pada Denzel, Vionka pun mengizinkan suaminya untuk bertemu Hilmawan. Denzel dan istrinya pun kembali ke toko perhiasan sambil bertanya-tanya dalam hati, apakah tujuan pengusaha kaya itu mengajaknya bertemu? Saat bertemu Hilmawan, barulah Denzel tahu bahwa Tasya sudah bercerita pada ayahnya mengenai keahlian Denzel saat di tempat judi batu di Paradise Club, hingga membuat pengusaha itu tertarik untuk mengajaknya bekerjasama. “Sebenarnya bisnis perhiasan sekarang sedang menurun, jadi aku memerlukan bantuan kamu untuk bekerjasama meningkatkan minat pelanggan toko perhiasan kami. Salah satunya dengan mengikuti sebuah pameran perhiasan terbesar yang tidak lama lagi akan diadakan. Di dalam pameran itu juga akan ada penilaian perhiasan terbaik oleh penyelenggara. Jika toko kita menang, maka aku berani membayarmu setengah M, atau bahkan lebih jika penjualan pada pameran itu bisa meraih keuntungan yang besar,” ungkap

  • Suami Terhebat   Bab 38. Ingkar Janji

    “Jaga ucapanmu, Sil! Rupanya sifat burukmu yang selalu merendahkan orang lain belum berubah juga ya?” ucap Vionka sambil menunjuk ke arah Sisilia.“Nggak apa-apa aku jahat, yang penting sekarang aku banyak uang, sedangkan akan melarat seumur hidup menikah dengan lelaki miskin seperti Denzel!” balas Sisilia.“Siapa bilang aku hidupku susah? Jangan sok tahu kamu!”“Tidak perlu ditanya, dari pakaian kalian saja aku sudah bisa tahu standar hidup kalian, terutama pakaian Denzel yang seperti pengemis. Jadi, tidak perlu berlaga kaya, mana mungkin kamu bisa membeli perhiasan yang ada di sini. Atau kalian salah masuk ya, tidak tahu kalau perhiasan di sini semuanya mahal?”Denzel segera menenangkan Vionka agar tidak melayani ucapan Sisilia, “Tidak ada gunanya, hanya buang-buang energi saja,” beritahu Denzel sambil mengajak istrinya menjauh dari wanita itu.Denzel lantas langsung memberitahu petugas toko agar mengeluarkan giok patung dewa dari dalam etalase karena ia ingin membelinya. Sisilia

  • Suami Terhebat   Bab 37. Mengenang Zaman Sekolah

    Hannah memberitahu Vionka perihal klinik pemberian gubernur yang akan dikelola oleh Denzel. Ia juga mengemukakan rencana Denzel untuk mendirikan sebuah toko kecantikan persis di seberang klinik tersebut supaya mereka bisa selalu berdekatan, pergi dan pulang bekerja bersama-sama. Tetapi Vionka tidak terlalu tertarik dengan rencana suaminya itu. Ia masih berharap bisa bekerja di MAC Cosmetics. Selain itu, ia curiga kalau di balik rencana suaminya itu ada niat untuk mengawasinya terus menerus. “Serius yang kamu katakan pada Mama tadi itu?” tanya Vionka saat ia dan Denzel sudah berada di kamar.Denzel tersenyum.“Jadi, benar, ya?”“Iya, Sayang... kalau tempat kerjamu dekat, sewaktu-waktu kalau kamu membutuhkan bantuan aku bisa langsung menyeberang saja. Demikian juga sebaliknya kalau kamu misalnya kangen ingin bertemu aku, sewaktu-waktu kamu bisa datang ke klinik aku,” ungkap Denzel sambil merangkul istrinya yang duduk bersamanya di tepi ranjang.Vionka menepis rangkulan Denzel dengan h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status