Share

Aku Bukan Pengusaha

“Nay, bangun! Kamu ga kerja.” Suara yang masih samar pada indera pendengarku. Aku mengumpulkan nyawa yang masih belum lima puluh persen terkumpul. Kubuka mataku perlahan melebar, tampak bayangan samar berbaju putih tengah berada di depan mataku. Ku kucek mataku pelan. “Mas Adji,” ucapku langsung terperanjat.

“Kamu ga kerja? Aku sudah mau berangkat dagang, Nay,” tutur lelaki berbaju kaos lusuh berwarna putih dengan handuk yang menggantung di bahunya. Tidak lupa topi yang sudah hampir tak layak pakai nangkring di kepalanya.

"Sudah jam berapa, Mas?" tanyaku sembari mengikat rambutku.

"Mau jam tujuh, Nay," jawab Mas Adji dengan senyumannya.

"Oh," jawabku singkat.

Tunggu, perasaan ada yaang hilang dariku. Iya, mana semua pakaian dan perhiasan itu?

“Apa? Perasaan. Eh mana belanjaan ku?” Aku menoleh ke kiri dan ke kanan.

“Kamu nyari apa, Nay?” tanya Mas Adji yang melihatku semakin panik.

“Mana gaunku, emas, sama pakaian-pakaian mahalku?” teriakku.

“Pakaian mahal darimana? Kamu kemarin kan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status