Suami Terhinaku Seorang Miliuner

Suami Terhinaku Seorang Miliuner

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-03
Oleh:  Syakhsun_muhimmTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
110Bab
39.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Adji memiliki seorang istri bernama Naya, kehidupan keduanya setelah menikah tidak baik-baik saja, karena Naya selalu saja mempertanyakan pekerjaan Adji yang dianggapnya tidak jelas, berjualan sayuran. Naya merasa malu dengan status suaminya yang miskin itu. Akan tetapi, suatu ketika, identitas Adji terbongkar sehingga membuat Naya dan juga mertuanya terkejut."

Lihat lebih banyak

Bab 1

Pengusaha Viral Mirip Suamiku

“Nay, Mas mau keliling ya,” ucap lelaki yang menyebut dirinya sebagai suamiku. Dengan pakaian yang sangat lusuh serta handuk kecil yang selalu tergantung di bahunya, bau keringat sepulang keliling berjualan sangat khas di badannya. Sedangkan aku, yang selalu berpakaian rapi serta bersih yang bekerja dalam ruangan ber-AC, pergi wangi dan saat pulang pun masih tetap wangi.

“Kapan sih, Mas. Kamu tuh cari kerja yang jauh lebih layak, yang di atas dari pekerjaanku? Aku capek, Mas. Dicemooh tetangga. Aku capek!” hardikku dengan kencang.

Mas Adji hanya tertunduk tak memberikan tanggapan. Mungkin dia malu, karna setiap hari aku mencelanya sedemikian rupa. Betapa bodohnya aku dulu yang pernah jatuh cinta padanya. Bodoh sekali. Tak bisa dipungkiri, ternyata dia malah seperti ini, menjadi pedagang sayur keliling yang gajinya kadang tak cukup untuk makan sehari-hari. Apalagi memenuhi keperluan skincare serta belanjaannku.

“Sabar, Nay. Mas juga lagi usaha,” tuturnya lembut.

“Cuih, usaha apaan kayak gitu. Jadi tukang sayur kok bangga? Lihat anakku, dia sudah cantik, berpendidikan dan pekerjaannya hebat, gajihnya pun gede. Harusnya kamu malu, malu numpang hidup sama istri.” Mama tidak mau kalah mencela suamiku.

Mas Adji tersenyum menanggapi. “Do’akan Adji, Ma. Semoga apa pun yang Adji kerjakan sekarang, sukses.” Wajah Mama selalu saja terlihat kecut saat Mas Adji mencium punggung tangannya. Begitu pula, denganku yang rasanya mau muntah melihat senyuman Mas Adji yang tidak pernah luntur serta tidak tau malu itu.

Mas Adji berlalu, dia pergi mendorong gerobak sayurnya. Masih pagi-pagi sekali, Mas Adji sudah berangkat mendorong gerobak sayurnya, itu dia lakukan setiap hari.

“Nay, kamu ga kerja?” tanya mama yang sangat cerewet.

“Ga, Ma. Aku kerja di rumah. Kantor sedang kacau saat ini.” Aku mengacak rambutku dengan tangan tanda sedang prustasi.

Haa, pusing banget ini kepala. Harus mikir ekstra, karna kemarin, penanaman saham dari perusahan baru yang sangat sukses itu menggagalkan kerjasamanya dengan perusahaan kami.

***

“Nay, coba lihat di tivi. Cepetan!” Kakaku menarik tanganku dengan keras.

“Apaan sih, Kak? Aku lagi sibuk ini,” tolakku yang sedang sibuk menatap layar laptopku. Saat ini moodku sedang benar-benar anjlok, karna perusahaan mengalami suatu masalah besar. Penanam saham suatu perusahaan besar di Indonesia menggagalkan kerjasamanya dengan perusahaan kami. Yang pastinya mempunyai dampak yang besar bagi perusahaan.

“Cepat. Lihat!” paksanya bersikeras.

Mataku membulat, melihat berita viral yang sedang tayang di televisi. Berulang kali aku mengucek mataku dan menepuk-nepuk pipiku. Apakah aku salah lihat? Atau ini hanyalah mimpi?

“Kak, cubit tanganku!” titahku pada Kak Andin.

“Auu, sakit!” lirihku. Ternyata benar, ini bukan mimpi, bukan pula suatu hayalan. Tapi, mungkinkah Mas Adji suami melaratku yang baru saja kucaci maki tadi pagi itu bisa menjadi milliurner secepat ini? Dari mana dia mendapatkan semuanya?

Kudekatkan mataku pada layar televisi, yang mana siaran tidak bergerak sedikit pun karna dimode pause oleh Kak Andin. Senyumnya sama persis dengan senyum Mas Adji yang biasanya tersenyum tulus kepadaku. Tapi, dalam segi penampilan jauhlah berbeda. Tidak mungkin? Ini tidak mungkin orang yang sama dengan Mas Adji.

Mataku dengan mata Kak Andin saling bersitubruk menatap. Aku mengerti apa yang sedang berada di benak Kak Andin saat ini, sama halnya dengan apa yang sedang aku pikirkan pula. Satu menit berkomunikasi dengan kontak mata tanpa bicara sekata pun, kami berdua mengangguk bersamaan.

Aku langsung mencari benda persegi panjang yang selalu kubawa kemana pun aku pergi. Ponselku, dengan cepat aku menekan beberapa tombol pada layarnya. Mencari nama dalam deretan kontak yang berjejer sesuai urutan abjad pada kontak telepon milikku.

Kontak dengan nama “suami melarat” aku pun mengklik tombol telepon dan panggilan dariku pun berlangsung. Tapi, tidak ada jawaban sama sekali.

“Nay, ini ponsel siapa?” ucap Kak Andin greget sembari mengangkat ponsel yang tergeletak di atas meja.

Aku menepuk jidatku. Aku lupa kalau Mas Adji tidak pernah membawa ponsel bututnya itu saat berdagang sayur. Argh, aku sangat kesal.

“Terus apa?” tanya Kak Andin dengan nada memelas.

“Aku juga bingung, Kak,” ucapku. “Eits, tunggu! Gimana kita susul aja dia ke pangkalannya biasanya?” usulku.

Kaka Andin tersenyum nyengir. “Bagus, bagus! Ayok!”

Dengan bergegas aku menyalakan mesin kendaraan, saat kendaraan ingin berjalan. “Tapi, di mana, Kak? Nay ga tau di mana tempat mangkal Mas Adji.”

Kak Andin memukul bahuku pelan. “Nay,” ucapnya dengan penuh penekanan karna rasa geram.

“Gimana sih kamu ga tau tempat suami sendiri mangkal?”

“Ya iya lah, Kak. Yang jualan kan Mas Adji, bukan aku.”

“Ini pada kenapa ini? Ribut, ribut di depan rumah.” Tiba-tiba saja mama datang menyela perbincangan kami.

“Ma, Mama tau ga tempat mangkal Adji jam segini?” tanya Kak Andin.

Mama terlihat berpikir. “Buat apa kalian nanyain tempat mangkalnya Adji?”

“Penting, Ma. Cepetan!”

“Tunggu, Mama juga ga tau.” Mama pun mengambil ponselnya dari dalam saku baju dasternya, kemudian menekan beberapa tombol. “Hallo, Bu Dirah. Ada liat menantu saya, Si Adji. Di mana ya dia sekarang?” ucap mama lancar dengan ponselnya.

“Oh, iya, makasih Bu Dirah.”

“Katanya, Adji lagi di dekat pos ronda. Pos ronda di RT:3 itu, deket sama rumahnya Dandi.”

“Oke, kalau gitu kita segera ke sana,” ujarku setelah mendengar penjelasan mama.

“Tunggu dulu, kalian belum ngasih tau Mama, loh.”

“Nanti aja, Ma. Ini lagi buru-buru, nih.”

Tanpa menunggu jawaban dari mama, kami berdua pun berlalu menuju pos ronda di RT:3 untuk menemui Mas Adji.

Sesampainya di tempat, nampak Mas Adji sedang sibuk mengobrol sama para ibu-ibu yang sedang memilah-milih sayur. Kami tidak menghampirinya, hanya memerhatikan dari kejauhan untuk memastikan apa yang ada di benak kami barusan.

“Tuh, kan. Bukan Mas Adji, Kak,” ucapku pelan.

“Iya, Nay. Ga mungkin, kan kalau tadi kita baru aja lihat di tivi dan dia langsung ganti baju terus jualan sayur. Liat, mana sayurnya udah mau habis. Berarti memang dari tadi dia jualan,” Kak Andin menuturkan rumus.

“Iya, Kak. Sudah, ah. Mustahil juga kan itu tadi Mas Adji, harusnya kita mikir dari awal. Yuk, ah mending pulang.”

Bersambung...

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Jannah Ja
menarik, aku kalau jadi Adji udah ku kutuk tuh bini
2025-02-26 16:16:26
0
user avatar
Zany Sury
mantap tap
2023-03-05 10:44:47
1
user avatar
Jaka Hardiansyah
ini salah judul kk.. shrsnya jd mantan suami terhinaku yang seorang miliuner.. disini ceritanya dia kn uda cerai dgn suaminya ...
2023-01-07 14:25:09
1
user avatar
Syakhsun_muhimm
Hai, terima kasih sudah mampir dan baca karya pertamaku di sini. Semoga dapat menghibur ya, maaf jika masih banyak terdapat kesalahan dalam kepenulisan dan sesuatu yang berhubungan. Salam hangat...
2023-01-05 20:03:10
1
110 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status