Share

Sudut Cafe lencana ungu

“Atalas, kamu beneran gak papa? Kakinya lebam dibawa ke dokter saja bagaimana? Atau mau dipanggilkan dokter aja?” tanya Katarina panjang lebar.

“Kak, ini hanya lebam biasa. Dikompres juga nanti mendingan,” jawab Atalas dengan tangan kanan mengusap pipi Katarina.

Katarina membelalakkan matanya, kini ia merasakan pipinya diusap oleh lelaki yang notabene saudara sepupu Rafka. Tanpa basa-basi ia menepis tangan Atalas, mengulas senyum yang sangat ia paksakan.

“Atalas, maaf aku tidak nyaman.” Katarina beranjak meninggalkan Atalas.

“Kak, maaf! Aku tadi reflek mengusap pipi ranummu, duh,” kelit Atalas keceplosan.

“Kak Kata,” panggil Elegi yang baru saja datang dengan senyum ramahnya.

“Hei, Elegi. Temani aku yuk,” ajak Katarina menarik tubuh adik iparnya itu.

“Eh, Kak. Ada apa?” tanya Elegi sembari mengikuti langkah Katarina.

Katarina hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Elegi, langkahnya tidak terhenti begitu saja. Ia dengan sigap mengambil tas dan ponselnya.

“Kita ke cafe sebentar,” bisik Ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status