Share

Bab 03. Terpaksa Bercerai

Yusuf hanya menggeleng mendengar kata-kata istrinya yang sama sekali tidak lagi mempercayainya.

Selia dan Ferdi memilih untuk turun ke lantai bawah dan menunggu Yusuf yang sedang mengemasi barang-barangnya.

Yusuf kemudian memasukkan beberapa potong bajunya ke dalam koper, dia menatap foto pernikahan yang ada di meja diambilnya foto itu kemudian di dekap nya.

"Mas sangat mencintaimu dan selalu akan mencintaimu tak peduli berapapun rasa sakit yang kau berikan kepada mas." Bisik hati Yusuf dengan kesedihan yang sangat mendalam.

Yusuf memasukkan foto pernikahan itu ke dalam kopernya dia sama sekali tidak mengambil barang-barang apapun milik Selia karena dia tau itu bukan barang barangnya. Jam tangan yang dipakainya pun dilepas dan di taruh nya dimeja karena itu hadiah ulang tahun yang diberikan oleh Selia. Mengingat itu saja sudah membuat air mata Yusuf tidak berhenti mengalir.

Yusuf melihat lagi kamar yang sudah ditempatinya selama lima tahun bersama Selia. Banyak hal yang sudah terjadi dikamar ini, suka dan duka sudah dilaluinya mulai dari Selia yang awalnya tidak bisa menerimanya sebagai suami sampai akhirnya luluh dan berbalik sangat mencintainya.

Setelah cukup lama diam tidak bergerak didalam kamar itu, Yusuf akhirnya keluar dan mulai menuruni tangga demi tangga dengan perasaan terluka dan tersakiti. Setiap langkahnya seperti berjalan diatas bara, setiap langkahnya seperti duri yang tertancap tepat di jantungnya. Pernikahan yang selama ini di pujanya sebagai pernikahan paling bahagia harus berakhir tragis seperti ini.

Langkah Yusuf terhenti saat melihat foto almarhum papa Selia yang tergantung di dinding. Ingatannya bergulir saat berjanji akan menjaga Selia sampai akhir hayatnya tapi kini semua tidak bisa dibuktikannya lagi karena Selia sudah memutuskan untuk bercerai tanpa memberinya kesempatan untuk membuktikan kebenarannya.

Yusuf menatap Selia sekali lagi sebelum melangkah menuju ke pintu tapi sayang Selia seperti enggan bertemu pandang dengan nya. Yusuf mengambil kunci mobil dari saku celananya.

"Mas akan kembalikan mobil ini karena mobil ini mas beli menggunakan uangmu." Yusuf menyodorkan kunci mobil itu kepada Selia.

Selia mengambil kunci mobil dari tangan Yusuf tanpa melihat wajah laki-laki yang sebentar lagi menjadi mantan suaminya.

"Sekarang mas akan pergi tapi sekali lagi mas minta maaf yang sebesar-besarnya bila selama menjadi suamimu telah mengecewakanmu. Kau harus tahu mas sangat mencintaimu." Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Yusuf sebelum melangkah menuju ke pintu.

"Tunggu dulu." Selia menghentikan langkah Yusuf.

Yusuf mengira Selia akan melarangnya untuk pergi tapi ternyata dia harus kecewa karena Selia malah menyuruh Ferdi untuk membuka koper yang dibawanya.

Yusuf sangat terluka melihat perlakuan Selia.

"Sebenci itu dirimu pada mas sampai kau mengira mas akan mencuri barang barangmu."

"Aku hanya ingin memastikan saja, kalau mas tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan."

Ferdi membuka koper Yusuf dan mengacak-acak isi nya dan  tidak menemukan barang berharga apapun yang ada hanya foto pernikahan mereka. Ferdi memperlihatkan foto pernikahan itu pada Selia.

"Untuk apa mas mengambil foto pernikahan itu, bukankah tidak ada lagi artinya setelah kita bercerai."

"Kau bisa menganggap pernikahan ini tidak ada artinya tapi bagi mas ini sangat berarti, ini pernikahan pertama mas dengan wanita yang mas cintai."

"Persetan dengan cintamu." Jawab Selia tanpa simpati sedikitpun.

"Jadi bagaimana dengan foto pernikahan ini. Apa dihancurkan saja?" Ferdy sudah bermaksud membanting foto pernikahan itu ke lantai tapi tidak jadi karena Selia melarangnya.

"Biarkan saja dia mengambilnya, anggap saja sebagai oleh-oleh dari ku biar bisa terus mengingat pernah menikah dengan wanita kaya tapi di sia siakan."

Yusuf ingin sekali menjawab semua kata-kata Selia tapi dia sadar kalau apapun yang dikatakannya saat ini tidak akan dipercaya olehnya.

Yusuf merapikan kembali barang-barangnya yang telah di acak-acak oleh Ferdi.

"Selamat tinggal Selia, jaga dirimu baik baik, tidak semua yang terlihat baik diluar itu juga baik didalam."

"Kau menyindirku?" Ferdi bermaksud untuk memukul Yusuf tapi Selia menahan tangannya.

"Jangan dengarkan, dia hanya sedang cemas karena setelah keluar dari rumah ini dia pasti akan menjadi gembel."

Yusuf melangkah ke pintu karena sudah tidak ada harapan lagi untuknya, Selia sudah tidak bisa diajak bicara baik baik.

"Dan satu lagi, mas tidak perlu datang ke sidang perceraian kita supaya prosesnya menjadi gampang, aku sudah tidak sabar ingin segera terlepas dari lelaki penipu sepertimu."

Yusuf tidak menanggapi kata-kata Selia, dia sangat sedih karena apapun yang dikatakannya saat ini pasti adalah kebohongan dimata Selia.

Kini Yusuf sudah berada di halaman depan rumah yang sudah 5 tahun ini menjadi tempat tinggalnya, dia memutar badannya dan melihat rumah itu untuk terakhir kalinya. Air matanya mengalir tanpa bisa ditahannya.

"Aku tidak boleh cengeng dan menjadi lemah karena orang-orang yang telah merencanakan ini akan merasa senang karena merasa telah berhasil menyingkirkan ku." Kata Yusuf menyemangati dirinya sendiri.

Yusuf terus berjalan, dan sekarang dia dalam kebingungan karena tidak tahu tujuannya akan kemana.

"Ya Allah tolong hamba Mu ini, kalau memang yang ku alami hari ini adalah teguran untukku aku tidak akan protes, aku akan menerima semua ini dengan lapang dada tapi tolong tunjukan keadilanmu, tunjukkan jalan untuk membersihkan nama baik hamba." Yusuf terus memanjatkan doa dalam hatinya.

Entah sudah berapa lama Yusuf melangkah dalam kebimbangan sampai akhirnya langkahnya terhenti didepan sebuah mesjid kecil.

Yusuf segera menuju ke masjid kecil itu dia segera mengambil air wudhu dan melangkah masuk ke dalam untuk melaksanakan ibadah.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status