Share

Bab 5. Kepergok

Penulis: Els Arrow
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-19 19:06:23

Keesokan paginya, Dion bangun dengan kepala yang sedikit pusing lantaran memikirkan tanggung jawab baru yang diemban.

Setelah merapikan diri dan mengenakan jas yang baru semalam dibelikan papanya, dia menatap cermin. "Ini adalah awal baru," bisiknya sebelum berangkat ke kantor.

Setibanya di gedung perusahaan, suasana terasa berbeda. Ketegangan dan harapan menyelimuti setiap sudut. Dion memasuki ruang rapat, di mana Elmer sudah menunggu bersama para investor dan kolega perusahaan. Suasana hening sejenak saat kakinya melangkah masuk.

"Selamat datang kembali, Pak Dion!" seru salah satu kolega, memberikan senyuman hangat. "Kami semua sudah menunggu kehadiranmu."

"Terima kasih. Senang bisa kembali di sini," ucapnya sembari mengulas senyum tipis.

Elmer berdiri di depan meja, menarik perhatian semua orang.

"Terima kasih sudah hadir di sini pagi ini. Saya ingin mengumumkan sesuatu yang sangat penting," katanya, suaranya tegas dan penuh wibawa.

Sementara itu, Dion melihat ke arah wajah-wajah yang memperhatikannya dengan antusias.

"Setelah mempertimbangkan banyak hal dan melihat potensi yang dimiliki putra saya, Dion, saya memutuskan untuk mengembalikannya ke posisi CEO. Dion akan memegang kendali perusahaan ini lagi."

Suara desas-desus mulai terdengar di antara para investor. "Dia memang memiliki rekam jejak yang bagus," komentar salah satu investor dengan nada setuju. "Kinerja Pak Dion sebelumnya sangat mengesankan."

"Ya, saya setuju. Kami percaya Pak Dion dapat membawa perusahaan ini ke arah yang lebih baik," tambah kolega lain, anggukan kepala menyetujui.

Dion merasa sedikit tertekan dengan pujian itu, tetapi di satu sisi, ada rasa bangga yang mengalir dalam dirinya.

"Saya berterima kasih atas kepercayaan ini. Saya tidak akan mengecewakan kalian," ucapnya.

Elmer melanjutkan, "saya yakin putra saya akan membawa inovasi dan perspektif baru. Kita semua tahu bahwa masa lalu adalah guru terbaik. Pak Dion, sekarang adalah waktu untuk menunjukkan apa yang bisa kamu lakukan."

Dion mengangguk, merasakan semangat yang membara dalam dirinya.

"Saya akan bekerja keras untuk membuktikan bahwa keputusan ini adalah yang terbaik untuk perusahaan. Kita akan menghadapi tantangan ini bersama-sama," katanya yang disambut oleh gemuruh tepuk tangan semua anggota.

Para kolega mendekati Dion untuk memberi selamat. "Senang melihat kamu kembali, Pak Dion. Mari kita buat rencana untuk menghadapi pasar," ujar salah satu kolega sambil tersenyum.

"Terima kasih! Saya sudah merindukan bekerja dengan kalian. Mari kita lakukan yang terbaik," jawab Dion, merasakan rasa solidaritas yang kuat di antara mereka.

Dengan semangat baru dan dukungan yang mengalir dari orang-orang di sekitarnya, Dion tahu bahwa dia bisa menjalani peran ini dan menemukan kembali jati dirinya.

Dia bertekad untuk membuktikan bahwa dia mampu bangkit dan melangkah maju, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang mempercayainya.

Setelah pertemuan, suasana di ruang rapat berubah menjadi lebih santai. Para kolega mulai berbincang-bincang dan menikmati sesi ramah tamah.

Dion berdiri di samping meja, menatap kerumunan sambil merenung tentang cara memajukan perusahaan yang telah susah payah dibangun papanya ini.

Tiba-tiba, seorang wanita cantik mendekatinya. Dengan rambut panjang yang tergerai dan senyuman yang menawan, dia terlihat percaya diri.

"Hai, saya Clara," katanya dengan suara lembut. "Saya di sini mewakili ayah saya, salah satu kolega papa Anda. Senang bertemu dengan Anda."

Dion menoleh dan membalas senyuman Clara dengan anggukan kecil.

"Halo," jawabnya, mencoba terdengar ramah meski agak malas berinteraksi dengan wanita asing.

Clara melanjutkan, "saya mendengar banyak tentang kamu dan kinerjamu dulu. Sangat mengesankan! Bagaimana perasaanmu kembali ke perusahaan ini?"

Dion mengangkat bahu, berusaha menjaga nada suaranya tetap datar. "Ya, rasanya … biasa saja. Saya hanya ingin melakukan yang terbaik," ujarnya, terdengar sedikit dingin.

Clara tidak kehilangan semangatnya. "Tapi itu luar biasa! Membangun kembali dari awal bukanlah hal yang mudah. Apa rencana pertamamu untuk perusahaan ini?"

Dion mengalihkan pandangannya ke arah lain, merasa tidak nyaman dengan banyaknya pertanyaan. "Saya belum bisa berbagi banyak detail. Masih banyak yang perlu dianalisis," jawabnya singkat.

Clara mengangguk, tetapi senyum di wajahnya tidak pudar. "Oh, tentu! Pasti ada banyak hal yang harus dilakukan. Kamu pasti sudah memiliki ide-ide hebat!"

Dion hanya mengangguk, merasa semakin tu tidak nyaman. "Saya lebih suka fokus pada pekerjaan daripada bicara banyak."

Clara tampak sedikit terkejut mendengar nada dingin itu, tetapi dia tetap ramah. "Tentu, saya mengerti. Tapi jika kamu butuh bantuan atau sekadar ingin berbincang, saya siap, kok."

Dion menatapnya sejenak. "Terima kasih, Clara. Mungkin nanti," jawabnya, berusaha mengakhiri pembicaraan.

Clara tersenyum lagi, meski ada sedikit raut kecewa di wajahnya. "Baiklah, saya akan menunggu. Semoga hari-harimu di perusahaan ini menyenangkan!" Dia kemudian melangkah pergi, meninggalkan Dion kembali dalam pikirannya sendiri.

Dion merasakan perasaannya campur aduk. Dia ingin bersikap lebih terbuka, tetapi bayang-bayang Rania dan segala yang telah terjadi masih membekas dalam pikirannya.

Mungkin dia butuh waktu untuk membuka diri lagi, tetapi untuk saat ini, dia memilih fokus pada pekerjaan dan membangun kembali hidupnya.

***

Sementara itu, di tempat lain, suasana di rumah Rania tampak tegang. Pagi itu, Pak RT mendatangi rumahnya dengan beberapa warga.

Ketika mereka tiba, Rania dan Yoga masih mengenakan baju tidur, wajah mereka menunjukkan kepanikan saat menyadari mereka telah digerebek.

"Bu Rania! Apa ini semua?!" Pak RT menegur dengan nada tegas, matanya menyiratkan kemarahan. "Kami semua tahu kamu sudah menikah. Apa yang kamu lakukan di sini dengan pria ini?"

Rania menunduk, merasa malu dan bingung. "Pak RT, saya bisa menjelaskan!"

"Tidak perlu penjelasan!" teriak salah satu warga yang berdiri di belakang Pak RT. "Kita semua tahu kamu adalah istri Pak Dion. Ini jelas perzinahan!"

"Warga, tenangkan diri!" Pak RT mencoba meredakan kerumunan yang mulai berbisik-bisik. "Kita harus berbicara dengan baik-baik. Kita tidak bisa membuat kesimpulan tanpa mendengar penjelasan."

Yoga, yang berdiri di samping Rania, merasa terpojok. Dia tidak mengenal siapa pun di antara mereka, tetapi melihat bagaimana warga memandangnya dengan curiga membuatnya merasa tidak nyaman.

"Ini bukan seperti yang kalian pikirkan. Kami hanya—"

"Diam! Kamu tidak berhak bicara di sini!" potong seorang warga lain dengan nada menyindir. "Kami tahu Rania sudah bersuami. Apa kamu tidak malu?!"

Rania mencoba untuk membela diri. "Saya tidak bersalah! Kami tidak melakukan apapun yang buruk," ujarnya, tetapi suaranya kalah oleh desakan warga yang mulai kehilangan kesabaran.

"Jangan bohong! Itu hanya alasan untuk menutupi perbuatanmu!" seorang wanita tua menambahkan, menggerutu dengan nada penuh emosi. "Kamu harusnya malu dengan diri sendiri!"

Pak RT menggelengkan kepala, berusaha menenangkan situasi. "Mari kita bicarakan ini, Bu Rania. Kamu pasti tahu tindakan ini salah. Sekarang, kami ingin mendengar penjelasanmu."

Dengan jantung berdebar, Rania merasakan semua mata tertuju padanya. Dia mengumpulkan keberanian.

"Baiklah, saya akan jujur. Saya dan Yoga sudah lama berteman. Kami tidak bermaksud melakukan sesuatu yang salah. Tapi mungkin cara kami berinteraksi terlalu dekat dan terkesan tidak pantas."

"Teman? Dan dia menginap di rumahmu?" tanya Pak RT skeptis. "Itu tidak masuk akal. Kamu tahu ini akan menciptakan gosip di masyarakat."

Rania merasa malunya, bingung harus menjelaskan bagaimana lagi. "Saya minta maaf. Ini kesalahan saya," jawabnya, menahan air mata yang ingin jatuh.

Warga masih bersikeras, tetapi Pak RT mencoba menengahi. "Kita perlu menyelesaikan ini dengan cara baik-baik, Bu Rania. Oh, iya ... di mana suamimu? Kami juga mau bicara dengan Pak Dion."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 59

    Beberapa hari berlalu, matahari sudah tinggi ketika Dion memutuskan untuk menyembunyikan semua pembaruan dari Adrian pagi ini. File bernama Final Weapon itu belum dirilis sepenuhnya, hanya bocoran kecil yang langsung diturunkan lewat jalur hukum. Tapi satu hal yang membuat Dion resah adalah, folder tambahan yang ditemukan Adrian, bertuliskan 'LYRAxJEREMY_SECRET.'“Jangan kasih tahu Clara dulu,” ujar Dion kepada Adrian lewat sambungan terenkripsi. “Aku harus pastikan isinya valid.”Namun takdir tak pernah mau diajak kompromi. Hari itu, Clara diam-diam membuka laptop Dion yang tertinggal di meja kerja. Rasa gelisah tak membiarkannya tinggal diam. Dan begitu ia melihat folder yang sama, jantungnya langsung mencelos."Skandal Lyra dan Lucas – Eksklusif dari Rania X? File apa ini judulnya kayak gini?!" gumamnya.Dengan tangan gemetar, Clara mengklik file itu. Video muncul, editan kasar, dengan rekaman lama yang dimanipulasi sedemikian rupa. Terlihat sosok perempuan mirip Lyra, sang Mama

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 58

    Beberapa Jam Setelahnya | Markas Cyber AdrianLayar-layar berkedip. Satu notifikasi darurat muncul di server utama Adrian.[ALERT: NEW MASSIVE UPLOAD DETECTED - FROM UNREGISTERED SOURCE]Adrian mengetik cepat, matanya membelalak. "Shit. Dia udah nyebarin. Final Weapon udah rilis!"Dion yang baru saja sampai lagi di ruangan itu langsung menoleh. “Apaan maksudnya?”Adrian menampilkan tampilan layar“Gila. Ini ... deepfake. Tapi bukan cuma itu. Mereka gabungin footage lama Clara, yang dulu pernah curhat via Zoom ke sahabatnya waktu dia ditinggal pacar pertamanya terus diganti background, ganti angle, ganti lighting. Dibik

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 57

    Malam Harinya | Markas Tim Cyber AdrianGedung itu tampak seperti kantor pengacakan data biasa dari luar. Tidak ada plang nama. Tidak ada papan perusahaan. Hanya sebuah gedung berlantai tiga dengan warna abu-abu pudar di pinggiran kota. Tapi di dalamnya, layar-layar monitor menyala terang dengan tampilan kode, grafik jaringan, dan puluhan jendela sistem.Pria berkacamata, rambut cepak acak-acakan, dan hoodie hitam itu menyambut Dion dengan cepat.“Kamu telat tiga puluh dua menit. Udah aku dekripsi setengah. Tapi ini ... gila, sih, Bro.”Dion duduk di kursi putar dengan cemas. “Langsung aja, jangan bertele-tele. Tunjukin!”Adrian membuka folder khusus, dan menekan enter. Sebuah jendela video muncul. Gambar pertama menampilkan Clara sedang bicara dengan seorang pria di restoran, mengenakan blouse biru laut dan riasan tipis.Dion langsung mengerutkan dahi. “Itu ... bulan lalu kayaknya. Dia ketemu klien.”“Lihat ini,” kata Adrian, lalu maju timeline-nya.Tiba-tiba audio dipotong dan dig

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 56

    KEESOKAN PAGINYA.Masih dengan wajah penuh kemarahan, Dion mengacak rambutnya sekali lagi. Ia meneguk air putih dari botol yang ada di meja, mencoba menenangkan diri meski dadanya terus naik turun. Sekuat tenaga ia menahan untuk tidak membanting sesuatu lagi.Ponselnya kembali bergetar. Kali ini dari Clara."Cla—""Aku udah tenang," sahut cepat Clara, suaranya masih terdengar dingin. "Dan aku nggak sebodoh netizen yang langsung percaya video tiga menit dan siluet buram. Tapi Mas Dion, ini udah kelewatan. Gimana bisa kamu nggak sadar dia nyiapin semua ini?""Dia licik, Cla. Aku pun baru tahu. Aku bahkan nggak ingat ada momen itu difilmkan. Waktu itu ... aku benar-benar buta, aku percaya sama dia sepenuhnya. Sekarang aku ngerti, ternyata dari awal dia pelan-pelan nyusun bom waktu buat ngancurin semuanya."Clara menghela napas panjang. “Mas, aku tahu kamu dulu punya masa lalu, dan aku juga tahu kamu pernah sangat mencintai dia. Tapi sekarang? Dia udah mainin nama aku, harga diri aku, bah

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 55

    KEESOKAN HARINYA Dikediamannya, Rania menyeduh kopi sambil mengaktifkan notifikasi akun Instagram HotFeed.ID. Begitu layar menyala, senyumnya langsung melebar. Video dan artikel yang ia rekam bersama Lisa sudah naik sejak pukul enam pagi tadi. Dalam waktu kurang dari dua jam, unggahan itu sudah disukai lebih dari 240 ribu orang dan komentar membanjiri kolom postingan."Aku nggak nyangka secepat ini viralnya," gumamnya sambil meneguk kopi.Ia menggulir layar, menikmati tiap komentar seolah sedang menyaksikan pentas drama yang ia ciptakan sendiri.[@HotFeed.ID"AKU MASIH DICINTAI, TAPI DIBOHONGI"Eksklusif: Istri Pertama CEO Inisial D.E, Buka Suara, Menangis Ceritakan Kisah Cinta Rahasia di Balik Layar.Dalam video berdurasi 3 menit ini, R*, mantan istri sah dari D.E, menangis sambil menceritakan bahwa pria yang kini tengah dekat dengan pewaris brand fashion ternama, C.J., masih kerap datang ke rumahnya, tidur bersama, bahkan menjanjikan akan memperbaiki hubungan.“Aku pikir kami akan

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 54

    [Mas Dion, aku jatuh di kamar mandi. Kepalaku kebentur. Aku sendiri di rumah. Tolong datang ke sini, Mas, aku nggak kuat berdiri.]Dion mengerjap. Pesan itu terpampang jelas. Tangannya sempat ingin membalas, tapi ia urung. Dahi Dion berkerut menahan kesalDion menurunkan ponselnya perlahan, tetapi panggilan dari Rania menyala terang di layar.Rania – Calling…Ia mendesah pelan, mencoba mengabaikan. Suara dari podium masih ramai. Pak Togar tengah menjelaskan strategi ekspansi digital di kawasan perumahan baru yang dirancang terintegrasi dengan konsep smart city."Drama apalagi ini?" batinnya. Mata Dion kembali memandangi ruangan rapat yang tengah serius mendengarkan presentasi keuangan.Ia menaruh ponsel di atas meja. Namun belum lima menit, ponsel itu kembali bergetar.Rania – Calling…Dion menekan tombol Reject.Lima menit kemudian, ponselnya kembali bergetar. Matanya melirik sekilas, lantas membuang pandangan saat nama mantan istrinya lagi yang muncul di layar.Rania – Calling…Ia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status