Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia

Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-27
Oleh:  Els ArrowBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
59Bab
669Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Rania memutuskan selingkuh dan menceraikan suaminya karena hanya dijatah lima puluh ribu setiap hari, profesi pria itu hanya ojek online yang dinilai Rania tak bisa memberi kehidupan layak. Namun, beberapa hari kemudian Rania terkejut mendapati mantan suaminya turun dari mobil sport dengan memakai setelan formal. Bukankah pria itu hanya ojek online? Kenapa sekarang penampilannya bak orang kaya? Apa ada yang pria itu sembunyikan selama pernikahan mereka?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Firasat Buruk

Seorang wanita cantik dalam balutan dress bunga-bunga selutut, kulitnya putih bersih dan rambut legamnya menjuntai panjang menyentuh pinggang, duduk di ruang tamu, sambil memandang selembar uang lima puluh ribu yang baru saja diberikan Dion, suaminya, sebelum ia berangkat kerja.

Wajahnya tampak kesal, bibirnya mengerucut.

"Mas, setiap hari cuma ngasih segini. Cuma cukup buat makan doang. Gimana aku mau arisan kayak ibu-ibu yang lain? Mereka bisa beli tas baru, bedak mahal, sedangkan aku? Lihat, tuh, di kamar! Bedakku aja udah hampir habis!" keluhnya dengan nada yang meninggi.

Dion yang sedang mengikat tali sepatu, hanya tersenyum kecil, lalu bangkit berdiri. "Ran, kita, kan udah janji dari awal, aku cuma bisa kasih segitu setiap hari. Yang penting kebutuhan kita terpenuhi, kan?"

Pria berkulit sawo matang itu mengulas senyum hangat, berharap istrinya bisa paham. Ekonomi sedang sulit, mencari pekerjaan susah, sementara harga kebutuhan semakin melambung.

Dion tahu itu, ia berharap wanita yang sudah dinikahinya selama dua tahun itu bisa lebih bersabar lagi.

Rania memutar bola matanya, seakan tak percaya dengan jawaban suaminya. "Kebutuhan dapur itu beda lagi, Mas! Aku juga butuh tampil cantik. Aku juga pengen barang bagus, kayak ibu-ibu yang lain. Gimana caranya kalau uangnya cuma segini terus? Cari kerjaan lain, dong, kayak suami orang-orang gitu. Nggak tanggung jawab banget kamu jadi suami!"

Dion menghela napas panjang, lalu menghampiri istrinya. "Aku ngerti, Ran. Tapi, sementara ini, yang penting kita bisa makan dulu. Nanti kalau ada rejeki lebih, aku pasti usahain buat kamu."

Rania mendengus. "Selalu aja begitu jawabannya, nanti ... nanti ... tapi kapan?! Aku capek miskin terus, Mas. Aku juga pengen hidup enak."

Dion menatap Rania, ada rasa bersalah yang tertahan menyadari belum bisa memberikan kehidupan yang layak.

"Aku akan berusaha lebih keras, Ran. Tapi sabar dulu, ya? Aku juga nggak mau kita kekurangan, tapi untuk sekarang ... ini yang bisa aku lakuin."

Rania tak menjawab. Hanya diam, tangannya memainkan selembar uang itu, sementara pikirannya melayang, membayangkan kehidupan yang lebih mewah seperti yang selalu ia impikan.

Dion menunduk, dia sangat ingin memberikan lebih. Namun, sebagai ojek online, penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan dasar. Tanpa banyak kata, Dion bangkit dari kursi dan melangkah ke dapur.

Dia meraih botol air kosong dari rak, mengisinya dengan air keran. "Setidaknya, hemat satu pengeluaran lagi hari ini," pikirnya sambil menatap botol tersebut.

Lantas mengambil nasi yang tersisa di panci, menjejalkannya ke dalam kotak bekal kecil. Tak ada lauk. Hanya sedikit garam yang dia taburkan di atas nasi putih itu.

Sambil menghela napas panjang, Dion menutup kotak bekal dan bersiap pamitan dengan Rania. Namun, saat dia kembali ke ruang tamu, Rania hanya duduk di sofa dengan wajah yang tertekuk, memalingkan muka seolah enggan melihatnya.

“Ran, aku berangkat dulu, ya,” kata Dion pelan, berharap setidaknya mendapatkan senyum sebagai penyemangat.

Namun, Rania tetap diam, pandangannya tetap teralih ke arah lain. Dion menunggu beberapa detik, berharap Rania akan berubah pikiran dan menoleh. Namun, Rania tak bergeming.

Dengan hati yang sedikit berat, Dion melangkah keluar rumah, menutup pintu dengan pelan. Meninggalkan Rania yang masih diselimuti kekecewaan atas nafkah yang dinilai tak seberapa itu.

Dion menyalakan motor tuanya dan melaju di bawah panas terik matahari. Keringat mulai membasahi punggungnya, tapi itu tak menghalangi semangatnya untuk bekerja.

"Hari ini harus lebih baik, kasihan istriku," batinnya, mencoba menguatkan hati meski tak ada jaminan.

Sepanjang hari, ia mengitari jalanan, menunggu orderan masuk. Sesekali ponselnya berbunyi, tapi bukan notifikasi yang diharapkan, melainkan pesan promosi atau pemberitahuan aplikasi. Dion menghela napas panjang, tapi dia tetap optimis.

Saat jam makan siang tiba, Dion memarkir motornya di bawah pohon rindang, sedikit menjauh dari teman-teman sesama ojek yang sedang bercanda di warung pinggir jalan.

Ia menatap kotak bekalnya, lalu membukanya perlahan. Nasi putih dengan garam. Tidak ada yang istimewa, hanya sekadar mengganjal perut.

Namun, rasa malu menghantuinya. Ia memilih duduk sendiri, tak ingin teman-temannya tahu apa yang dia bawa.

"Biar bagaimanapun, aku nggak mau dikasihani. Teman-teman pasti iba, aku nggak mau sampai menyusahkan mereka," batinnya.

Sambil menyuapkan nasi ke mulut, matanya terus melirik ponsel yang tergeletak di sampingnya.

“Ayo, dong, ada orderan,” gumamnya dengan harap-harap cemas.

Namun, layar ponselnya tetap sunyi. Tidak ada suara notifikasi. Sejak pagi, aplikasi ojek online itu belum juga memberikan satu pun panggilan.

Dion menatap kotak bekalnya dengan senyum lelah. "Jangan sampai sepi, Ya Allah ... aku hanya ingin membahagiakan istriku. Setidaknya, dua atau tiga pelanggan agar aku punya uang untuk dibawa pulang."

Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya ponsel Dion bergetar, kali ini menandakan satu hal yang ia tunggu-tunggu, yaitu sebuah orderan masuk.

"Alhamdulillah," ucapnya dalam hati, penuh syukur.

Tanpa pikir panjang, ia segera menerima pesanan makanan itu, meski tahu jaraknya cukup jauh dan cuaca makin panas.

Dion melaju menuju restoran yang tertera di aplikasi. Saat tiba di depan restoran yang cukup mewah itu, ia merasa sedikit canggung.

Restoran itu biasanya jadi tempat makan kalangan menengah ke atas, bukan tempat yang sering ia kunjungi, apalagi dengan keadaannya sekarang.

"Kok nggak ada ojol lain, ya? Biasanya banyak barengan ojol, ini nggak ada. Duh ... mana baru pertama kali dapet restoran mewah kayak gini. Bismillah saja, lah," gumamnya, menguatkan diri.

Dion masuk ke dalam, menuju kasir dan menjelaskan orderannya. Lantas, membawa langkah menuju kursi tunggu, menunggu pesanan makanan disiapkan.

Saat itulah, di sudut ruangan, matanya tak sengaja menangkap sosok yang sangat familiar. Matanya memicing, memperhatikan sosok wanita yang tak asing di matanya.

"Itu bukannya Rania?"

Wanita itu duduk di sebuah meja, tersenyum, tampak bahagia, tetapi bukan itu yang membuat Dion terkejut. Di depannya, duduk seorang pria berpakaian rapi, dengan setelan jas formal. Pria itu tampak berbicara sambil tertawa ringan, kemudian, tanpa ragu, pria itu memegang tangan Rania.

Dion tersentak. Pandangannya terpaku pada pemandangan itu, hatinya berdegup kencang.

“Siapa pria itu?” batinnya.

Napasnya tiba-tiba terasa sesak, dan berbagai pikiran buruk mulai muncul di benaknya.

Rania terlihat berbeda. Senyumnya lebih cerah, jauh dari wajah masam yang biasa ia tunjukkan di rumah.

Dion masih terpaku, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pria itu jelas bukan kerabat atau teman lama yang ia kenal. Namun, kenapa pria itu memegang tangan istrinya dengan begitu akrab?

Dion mencoba menenangkan diri, meski sulit. Dia tidak bisa mendekat atau membuat keributan di sini, mengingat ada orderan pelanggan yang harus ia prioritaskan.

Tangannya meraih ponsel dan membuka aplikasi kamera, dengan cepat mengambil potret istrinya dengan seorang pria misterius tersebut.

"Rasanya ... tidak mungkin kalau Rania mengkhianatiku," batinnya, ragu.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
YOSSYTA S
Wah, cerita baru ya Thor? Seru banget, itu kenapa si Rania malah tega khianati Dion...
2025-05-11 07:20:10
0
59 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status