Kinara melepaskan pelukan Arjuna dengan pelan agar suaminya itu tidak terbangun. Dia yakin Arjuna kelelahan setelah aktivitasnya beberapa jam yang lalu. Kinara sendiri merasa badannya sakit semua karena Arjuna tidak membiarkannya istirahat setelah mereka melakukan 'itu', dia akan memintanya lagi dan lagi.
Kinara memungut bajunya yang berserakan dan dibawa ke kamar barunya. Kinara sudah memutuskan untuk tidur terpisah dengan Arjuna meskipun suaminya itu tidak setuju. Ini adalah keputusan terbaik agar dia bisa menghilangkan cintanya pada Arjuna. Dia hanya harus menemukan strategi agar Safira tidak curiga jika dia berkunjung ke rumah ini dan jangan sampai ketahuan mereka tidur terpisah.
Kinara keluar kamar untuk menemukan makanan di dapur. Dia melihat Arjuna keluar kamar dengan berpakaian rapi. Kinara tidak berniat bertanya dan la
"Benarkah?" Kinara jadi penasaran kapan Arya bertemu dengan Indira."Wajahnya familiar, mungkin bertemu cuma sekali jadi aku lupa, nanti coba ku ingat lagi," jelas Arya.Kinara mengangguk. Jujur saja dia memang penasaran dengan sosok Indira yang kelihatan manis dan ramah itu. Apa dia memang memiliki sifat seperti itu atau hanya pura-pura. Kinara teringat perkataan Indira di toilet tadi yang sepertinya memang disengaja agar ia cemburu."Kenapa? Kamu penasaran dengannya?" tanya Arya."Dikit sih, Pak.""Kamu masih mencintai Arjuna?"Deg
"Juna!" Kinara masih menatap Arjuna yang hanya diam tanpa ekspresi."Kamu mau konsultasi?" tanya Kinara."Menurutmu?"DegKinara merasa Arjuna sedang marah padanya. Kata-kata Arjuna sangat dingin dan menusuk. Apa karena tahu dia keluar dari ruang Arya? Kinara segera menyingkir agar Arjuna bisa masuk ke dalam. Arjuna masuk dan menutup pintu dengan cukup keras membuat Kinara terkejut."Kenapa suka marah-marah?"Kinara mendengus kemudian berjalan menuju kantin karena 30 menit lagi waktu menunjukkan pukul 1 siang. Arya memintanya untuk makan siang bersama.
Pagi ini, Kinara di buat bingung dengan sikap Arjuna kembali. Pasalnya, saat Kinara keluar dari kamar untuk berangkat kuliah sudah ada nasi goreng di meja makan. Kinara celingak celinguk mencari keberadaan Arjuna namun tidak kelihatan batang hidungnya. Arjuna sudah berangkat ke kantor lebih dulu. Kinara duduk di meja makan dan membaca note yang ditinggalkan Arjuna di meja."Makanlah yang banyak," ucap Kinara membaca note itu."Sebentar bikin kesal, sebentar baik, sebentar nyebelin, sebentar berbuat manis, sebenarnya mau kamu apa sih, Jun?"Kinara terus saja mengomel mengingat sikap Arjuna yang tidak konsisten sama sekali tapi justru membuat Kinara resah. Kinara menggeleng cepat untuk membuang pikirannya tentang Arjuna dan segera menghabiskan nasi goreng itu. 
Puas jalan-jalan di mall, belanja, makan bersama dan saling bertukar cerita, Kinara, Agatha dan Safira harus pulang karena senja sudah berganti malam. Agatha mengantar Kinara dan Safira terlebih dahulu kemudian baru pulang ke apartemen. Kinara langsung menuju rumahnya, setelah sebelumnya dia memastikan Safira sudah masuk ke rumah terlebih dahulu. Mobil Arjuna sudah terparkir rapi di garasi. Kinara menelan ludahnya kasar, bahkan dia lupa mengabari Arjuna kalau hari ini jalan-jalan bersama ibunya. Tapi, di pikir-pikir buat apa memberitahu Arjuna, sedangkan mereka belum berbaikan. Kinara menggeleng kuat. Kenapa harus memikirkan Juna? Batin Kinara.Kinara masuk ke rumah dengan pelan-pelan. Dia melihat ke segala arah namun tidak ada sosok Arjuna di manapun. Mungkin di kamar, baguslah. Batin Kinara.Kinara segera masuk ke kamar dan mandi.
Kuliah hari ini berakhir dengan tenang dan tertib. Seminggu lagi para mahasiswa akan mengikuti ujian akhir semester. Seminggu ini sebelum ujian, mahasiswa diliburkan untuk hari tenang dan mempersiapkan diri buat ujian. Kinara dan Amel bersorak gembira dan segera keluar kelas."Amu mau ke rumah nenek dulu 3 hari lah, baru itu nyiapin diri buat ujian," ucap Amel."Kalau aku mau ngapain ya, Mel? Hahaha, kayaknya aku rebahan saja deh di rumah," balas Kinara."Ajak pak Arya jalan-jalan, pasti mau.""Iya, terus sampe rumah aku di bikin kambing guling sama Juna." Kinara mendengus Kesal.Amel justru tertawa mendengar perkataan Kinara.
Selepas kepergian Laura, Kinara masih berada di kafe sambil memikirkan banyak hal, terutama tentang Indira. Kinara masih terkejut dengan kenyataan yang baru saja ia dengar dari Laura. Jika benar dulu Indira memang berkhianat pada Arjuna, makan Indira sudah membuat banyak kebohongan yang merugikan banyak pihak, salah satunya Laura yang dijadikan kambing hitam di sini. Kinara tidak menyangka Indira yang terlihat lembut, manis dan ramah bisa melakukan hal jahat seperti itu."Sendirian saja, Neng?"Kinara terkejut dan menoleh. Argan yang entah datangnya dari mana tiba-tiba muncul di dekat Kinara. Laki-laki itu langsung duduk di depan Kinara."Argan!""Hai, Kinara," sapa Argan.
Kinara hanya mengurung dirinya di kamar setelah kejadian kemarin ia menampar pipi Arjuna di meja makan. Kinara kesal dan marah pada Arjuna yang selalu menuduhnya dan seenaknya sendiri. Hingga waktu menunjukkan pukul 8 pagi, Kinara masih bertahan di kamar dan tidak berniat untuk membuat sarapan.Kinara ingin egois dengan tidak keluar dari kamar dan membiarkan perutnya kelaparan, namun karena rasanya melilit dari tadi akhirnya Kinara menyerah dan menuju dapur untuk memasak. Dia melihat sekitar terutama kamar Arjuna yang tertutup rapat. Dia tidak tahu apakah Arjuna sudah berangkat kantor atau belum. Kinara melihat garasi dan mobil Arjuna masih terparkir rapi di sana. Tumben sekali pagi-pagi Arjuna belum keluar kamar. Perasaan khawatir mulai hinggap di hati Kinara, dia berdiri di depan kamar Arjuna dan ingin mengetuk pintu namun dia urungkan kembali. Kinara mondar-mandir di depan pintu hingga akh
Kinara keluar dari kamar Arjuna dan menutup pintunya. Samar-sama Kinara mendengar Indira berteriak pada Arjuna. Mungkin saja mereka bertengkar karena Indira mendapati Kinara tidur berdua satu kamar dengan Arjuna. Sebenarnya tidak ada yang salah di sini. Arjuna dan Kinara adalah sepasang suami istri, jadi wajar kalau tidur di tempat tidur yang sama. Kinara berusaha acuh dan tidak mau ikut campur dengan hubungan Arjuna dengan pacarnya itu. Kinara memasak nasi, lauk dan bubur untuk Arjuna. Kinara tidak tahu apakah Arjuna masih mau makan bubur buatannya karena sudah ada Indira di sana. Namun, Kinara tetap membuatkannya untuk Arjuna. Kinara melihat Indira keluar dari kamar dengan muka kesalnya. Dia menghampiri Kinara yang memasak di dapur."Gimana keadaan Juna?" tanya Kinara."Panasnya reda," jawab Indira.