Semua Bab Suamiku Bos Tampan: Bab 1 - Bab 10
94 Bab
1. Perjanjian Kontrak
Suara dering ponsel milik Kinara menggema di sebuah kamar bernuansa biru dongker. Kinara berlari dari dapur secepat mungkin untuk menjangkau benda pipih yang diletakkannya tadi pagi di atas nakas. Napas Kinara memburu, raut mukanya begitu tampak cemas, dan benar saja panggilan itu atas nama Linda–salah satu ibu pengurus panti asuhan tempatnya di besarkan. Panggilan yang sejak tadi pagi ditunggu Kinara itu membuat jarinya bergetar hanya untuk memencet gambar telepon berwarna hijau pada ponselnya. "Kinar, keadaan ibu Diana semakin memburuk. Dia butuh operasi segera.""Lakukan tindakan operasi sekarang, Bu. Kinar akan carikan biayanya. Secepatnya Kinar kesana." Kinara menutup telepon dengan air mata yang sejak tadi sudah terjatuh. Hatinya bergemuruh begitu hebat, dengan perlahan Kinara membuka ponseln
Baca selengkapnya
2. Meminta Restu
Kinara terus saja melirik ke arah Arjuna yang duduk di samping kursi kemudi. DIa akui bosnya itu memang tampan dan mempesona. Seandainya mereka menikah karena cinta pasti Kinara akan bahagia. Dia selalu bermimpi bisa membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia suatu hari nanti, tentu saja dengan seseorang yang mencintai dan dicintainya.  Kinara bahkan tidak percaya kalau nasib akan membawanya pada sebuah pernikahan kontrak. Pernikahan yang tidak di dasari dengan cinta tapi di dasari kepentingan masing-masing pihak.  "Kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Arjuna tiba-tiba.  "Oh, itu … aku memikirkan ibu panti."  "Benarkah?"  
Baca selengkapnya
3. Makan Malam
"Pak Arjuna, pak Argan, maaf menunggu lama." Arjuna dan Argan menoleh pada sumber suara. Kinara menghampiri dua laki-laki itu dan segera masuk ke dalam mobil. Selama di perjalanan, Kinara teringat kata-kata Arjuna di parkiran tadi. Kinara yang keluar dari rumah sakit langsung menuju parkiran dan hendak memanggil Arjuna, namun terhenti ketika mendengar percakapan dua laki-laki itu. Meskipun perkataan Arjuna benar, bahwa dia hanya dijadikan alat bagi Arjuna, entah kenapa rasanya tidak rela dikatakan seperti itu. Hati Kinara mendadak sakit secara tiba-tiba.  "Kamu sedang memikirkan sesuatu, Kinar?" tanya Arjuna tanpa menoleh ke belakang.  "Hah? Itu ... aku sedang memikirkan Ibu panti."  "Benarkah?" tanya
Baca selengkapnya
4. Bertemu Calon Mertua
Arjuna membawa Kinara ke beberapa tempat, salah satunya adalah butik wedding dress langganan keluarganya. Dia ingin Kinara memilih baju pernikahan yang dipakainya nanti. Arjuna sengaja mempersiapkan semuanya lebih dulu agar pernikahan ini segera dilaksanakan. "Kenapa secepat ini mempersiapkan semuanya, Pak?" tanya Kinara. "Pernikahan akan segera diselenggarakan, Kinar." "Maksudku adalah, bahkan kamu belum mengenalkanku pada orang tuamu. Bagaimana kalau mereka tidak menyukaiku?" Kinara sadar, dirinya adalah anak panti asuhan. Sementara Arjuna berasal dari keluarga kaya raya. "Mereka pasti setuju." 
Baca selengkapnya
5. Dibenci Calon Kakak Ipar
Apa yang diharapkan seseorang dari sebuah pernikahan? Tentu saja perasaan saling mencintai di antara keduanya telah sah di mata agama dan hukum. Menjalani kehidupan setelah menikah dengan status sebagai suami istri, memiliki anak dan hidup dengan bahagia.  Setiap pasangan yang saling mencintai akan mengharapkan pernikahan. Begitu juga dengan Kinara. Dia juga mengharapkan pernikahan yang sebenarnya, bukan pernikahan palsu seperti yang akan ia jalani setelah ini. Jika Kinara boleh memilih, dia ingin menikah dengan orang biasa saja asal didasari dengan cinta diantara keduanya.  Bolehkah Kinara menyesali keputusannya? Seandainya bisa, tapi dia sudah terlanjur masuk ke dalam perjanjian itu. Ia sudah mendapatkan bayarannya, sekarang tinggal memenuhi kewajibannya. Genggam
Baca selengkapnya
6. Isu
Kinara merapikan catatan dan alat tulisnya setelah mata kuliah terakhir hari ini usai. Manajemen akuntansi sedikit membuatnya pusing, apalagi dosen muda killer yang mengajar menambah otak mahasiswanya semakin panas. Bagaimana tidak, dosen itu masih muda dan tampan tapi galak setengah mati. Dia tidak membiarkan mahasiswanya ngobrol sedikit saja dengan mahasiswa lain, apalagi melihat mahasiswa ngantuk dan tertidur, tidak tanggung-tanggung, hukuman nilai D menanti.   Kinara sedikit kesal karena tadi dia sempat ngobrol sedikit dengan Amel–sahabat Kinara, dan langsung mendapat teguran darinya. Arya namanya, usianya 28 tahun. Kinara dan Amel masih berada di kelas karena permintaan Arya sebagai hukuman. Dosen muda killer itu menghampiri Kinara dengan muka datarnya yang cukup membuat Kinara dan Amel menelan ludah berkali-kali karena takut.  
Baca selengkapnya
7. Kemarahan Laura
Kinara menutup pintu ruangan Arjuna dengan napas yang memburu. Jantungnya berpacu dengan cepat, segera dia memegang dada untuk menetralkan suasana hatinya. "Kenapa dia tiba-tiba melakukan itu? Apa dia gak tahu kalau aku hampir saja pingsan." Kinara berbicara sendiri. Setelah hatinya tenang, Kinara bergegas kembali melakukan pekerjaannya. Tiba-tiba Kinara merasakan tangannya dicekal oleh seseorang, membuatnya berhenti mendadak dan hampir terjatuh. Seorang wanita menatap Kinara dengan ekspresinya yang kesal dan jijik. Siapa lagi, dialah Laura putri Laksmana, anak tunggal kaya raya pemilik PT. Abadi Laksmana, Tbk. Kinara menatap kesal pada Laura, wanita itu begitu tidak sopannya menarik tangannya dengan begitu keras, membuat Kinara merasakan perih. Di tambah tatapan dan ekspres
Baca selengkapnya
8. Menginap
"Hah?" "Buka bajumu," titah Arjuna.  "Jangan bercanda, Pak."  Kinara memalingkan muka karena malu. Baru saja bosnya itu mengatakan akan mengoleskan salep memar ke punggungnya. "Memangnya, kenapa?" "Malu! Bisa bahaya." Kinara menyilangkan kedua tangannya di depan dada "Hahaha, lucu sekali muka kamu, Kinar."  Arjuna tidak sungguh-sungguh mengatakan itu. Dia hanya ingin melihat wajah paniknya Kinara, yang kata Arjuna sangat menggemaskan. "Bercandanya kelewatan, Pak." K
Baca selengkapnya
9. Cemburu?
Kinara dan Arjuna bersiap pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan ibu Diana. Awalnya Kinara menolak tawaran Arjuna yang ingin mengantarnya. Lagi pula, Kinara bisa pergi sendiri karena dia wanita yang mandiri. Sebenarnya, karena efek 20 tahun menjomblo, sehingga tidak ada yang bisa menemaninya ketika bepergian. Ngenes? Mungkin iya, mungkin saja tidak, toh Kinara menikmati hidupnya. Bahkan dia berpikir jika memiliki kekasih akan membuat hidupnya tidak bebas dan rumit.  "Kamu sudah siap?" tanya Arjuna.  "Sudah, Pak." Kinara keluar kamar menemui Arjuna yang menunggu di ruang tamu.  Kinara melihat Arjuna yang mengamati penampilannya dari atas ke bawah. Kinara refleks menunduk melihat dirinya sendiri.  
Baca selengkapnya
10. Pingsan
Arjuna terus saja menarik tangan Kinara meninggalkan kantin. Kinara tidak tahu kenapa Arjuna sepertinya kesal dan meninggalkan kantin sebelum membeli makan. Perut Kinara semakin perih, badannya juga lemas karena kurang energi. "Pak, berhenti," teriak Kinara. Bukannya berhenti, Arjuna terus menarik tangan Kinara sampai di parkiran dan meminta calon istrinya itu untuk masuk ke dalam mobil. Mobil melaju dengan kecepatan kencang membuat Kinara merasa takut. Dia takut mati mendadak karena kelaparan atau mati mendadak karena kelalaian pengemudi mobil. Selama di perjalanan Kinara terus merapalkan doa sambil menahan perih di perutnya. "Pak, Bisakah kita berhenti, peru–Akh." Kinara berteriak kaget karena Arjuna mempercepat laju mobilnya. Terpaksa Kinara menahan sakit perutnya sampai mobil Arjuna berhenti. Kinara merasa mual dan pusing, di tambah sakit di perutnya, rasanya bercampur jadi satu. Mobil Arjuna tiba-tiba berhenti di depan minimarket. Arjuna keluar dan meminta Kinara untuk kelu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status