Share

Bab 39

Author: Syahfa Thea
last update Huling Na-update: 2025-07-22 16:02:47

Angela kembali ke ruangannya dengan wajah yang masih memerah. Langkahnya cepat, sepatu hak tingginya mengeluarkan suara berderap yang menggema di sepanjang lorong. Yani, yang sudah menunggu di depan meja sekretaris, segera berdiri saat melihat bosnya datang.

"Bagaimana, Bu? Apa Pak Hendrawan setuju dengan pendapat Anda?" tanya Yani hati-hati.

Angela hanya mengibaskan tangan, isyarat bahwa dia tidak ingin bicara. Tapi untuk sejenak langkahnya terhenti. Matanya menyapu ruangan. Terutama kursi sekretaris yang ada di belakang Yani.

"Jingga belum datang, Bu. Percuma Ibu mencarinya." Yani sepetinya faham arti tatapan Angela.

"Hh! Tidak profesional!" Angela mendengus kesal mendengar laporan Yani. Lalu kembali meneruskan langkahnya menuju lift. Ingin turun ke salah satu lantai di bawah. Lantai di mana ruangannya berada.

Sedangkan Yani yang mengerti kekesalan Angela, lebih memilih diam. Mengikuti saja langkah Angela di belakangnya.

Angela dan Yani akhirnya tiba di ruangannya. Angela duduk
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 60

    ApartemenJam 17.30 WIBJingga baru saja tiba di depan lobi apartemen. Dengan langkah gontai, dia melangkah masuk ke dalam. Matanya sembab, merah, jelas menandakan bahwa ia habis menangis sepanjang perjalanan. Kepalanya tertunduk, seperti tak ingin bertemu tatapan siapa pun.Tanpa berhenti, Jingga langsung menuju pintu lift. Ia menekan tombol menuju lantai lima, tempat unit apartemennya bersama Putra berada. Pintu lift tertutup. Jingga berdiri diam, menatap kosong ke arah pintu. Pikirannya berputar kacau, tak tahu harus memercayai apa dan siapa.Ting!Suara bel lift berbunyi. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan ruang lift yang kosong.Dengan langkah berat, Jingga masuk ke dalam. Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding lift, memejamkan mata sejenak, mencoba menahan tangisnya. Namun hatinya terlalu sesak. Air matanya kembali jatuh, satu per satu, tanpa bisa dicegah.Saat pintu lift hampir tertutup kembali, sebuah tangan cepat menahan. Seorang pria masuk. Ia mengenakan topi hitam dan ma

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 59

    Azriel yang sedang bermain mobil-mobilan, mengangkat wajahnya. Tanpa sengaja melihat Putra. Dia langsung berdiri dan tersenyum. Sambil berlari, dia berseru,"Daddyyyy!" Seketika Jingga menoleh ke arah yang dituju Azriel. Dan langsung terkejut,"Dia????" Jingga terdiam sejenak. Merasa familiar dengan sosok jangkung yang di hampiri Azriel. "Dia?" Jingga kembali menyebut kata dia sambil melihat ke arah Keysha. "Dia Daddy nya Azriel?" Namun Keysha menggeleng. "Bukan. Dia bukan Daddy nya Azriel. Dia Mas Hendrik. Pengawal papa yang biasa diam-diam mengikuti kami. "Tapi Azriel memanggilnya Daddy?" "Entahlah. Kenapa Azriel memanggilnya Daddy," jawab Keysha, mengangkat bahunya. Jingga pun terdiam sambil menatap pria yang dipanggil Hendrik itu. Sementara Azriel. Dia berlari ke arah Putra tadi berdiri. Yang kini sudah digantikan oleh Hendrik. "Azriel! Sini sama Om!" Ucap Hendrik sambil merentangkan tangannya ke arah Azriel. "Tidak mau. Azil mau sama Daddy," tolak Azriel. Tidak mau mene

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 58

    "Kamu ada hubungan khusus dengan Pak Adrian?" Tanya Jingga, hat-hati saat dirinya sedang mengerjakan tugas dibantu Yani. "Iya. Kenapa? Kamu pasti iri ya? Hh. Makanya jangan sok suci dan sok jual mahal. Pakai pilih-pilih segala. Akhirnya dapat tukang ojek," jawab Yani, selalu saja bersikap judes dan menghina Jingga, setiap ada kesempatan. Jingga hanya tersenyum. Telinganya sudah kebal mendengar julidan mulut Yani. "Enggak juga. Buat apa itu. Walaupun tukang ojek asal kamu tahu mas Putra itu selalu membuat aku bahagia. Dia memperlakukan aku baik sekali." Jingga memuji Putra, suaminya."Ya jelas baik lah. Dia kan cuma tukang ojek. Kamu sekretaris perusahaan besar. Kalau enggak baik, bisa didepak dia. Di luaran sana, mana ada sekretaris mau menikah dengan tukang ojek." Yani masih dengan mulut pedasnya. Tidak pernah bosan menghina Jingga dan Putra. Jingga tetap tersenyum meskipun dalam hati, ia sedikit perih mendengar perkataan Yani yang terus saja meremehkan Putra. Tapi satu hal yang

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 57

    Hari terus berlalu. Tanpa terasa sudah dua bulan Adrian menjabat sebagai CEO baru di perusahaan Sagara Grup.Walaupun belum disahkan di depan karyawan dan belum dikenalkan kepada klien perusahaan tersebut oleh Hendrawan, namun kedudukan Adrian sudah seperti CEO yang sudah dilantik. Segala keputusan Adrian, mutlak wajib di laksanakan. Sementara Jingga. Masih tetap menjadi sekretaris Adrian. Meski dalam keadaan hamil muda, dia masih tetap bekerja seperti biasa. Hanya saja entah kenapa Jingga merasa sejak mengetahui kalau dirinya hamil, Adrian seperti tidak memberikan pekerjaan yang terlalu berat pada Jingga. Jingga merasa Adrian mengurangi beban pekerjaannya. "Pak. Walaupun saya hamil, tapi insyaallah saya sehat. Jadi bapak jangan sungkan saat memberikan pekerjaan kepada saya." Protes Jingga saat Adrian hanya memberikan pekerjaan ringan kepadanya. "Tidak bisa, Jingga. Saya paling tidak bisa memberikan pekerjaan yang berat-berat kepada orang hamil. Takut terjadi apa-apa sama ibu dan c

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 56

    Putra berdiri terpaku beberapa detik di depan pintu apartemen Keysha sebelum akhirnya menekan bel. Pintu langsung terbuka. Keysha berdiri di sana, wajahnya pucat dan cemas, sambil menggendong Azriel yang tampak lemas di pelukannya.“Mas... tolong,” ucapnya lirih.Tanpa banyak bicara, Putra segera meraih Azriel ke dalam pelukannya. Tubuh mungil itu panas, dan napasnya terdengar berat.“Daddy...” lirih Azriel, tangannya langsung melingkar di leher Putra. “Daddy, Azriel sakit…”“iya Sayang. Daddy tahu. Daddy di sini, Nak. Daddy ada buat kamu.” Putra mengelus punggung kecil itu, hatinya mencelos melihat anak yang sudah empat tahun lahir ke dunia. Hatinya sakit melihat anak kecil yang biasanya ceria dan lincah itu, kini diam dan pucat. "Kita pergi sekarang."Keysha mengangguk. Tak butuh waktu lama, mereka sudah meluncur dengan mobil Lamborghini hitam yang biasa digunakan Putra. Kendaraan mewah itu melesat membelah malam, lampu-lampu kota memantul di bodinya yang mengilap. Putra memeluk Az

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 55

    Putra panik saat melihat istrinya pingsan. Dia langsung mengangkat tubuh istrinya dengan sigap. Ia tak mengindahkan tatapan para karyawan yang mulai berkumpul dan berbisik-bisik melihat kejadian itu. Yang ada dalam benaknya hanya satu—keselamatan Jingga."Permisi! Tolong, saya mau membawa istri saya ke klinik terdekat!" serunya sambil menggendong Jingga.Namun saat melihat kondisi istrinya yang tak sadarkan diri, Putra mengurungkan niatnya untuk mengendarai motor sendiri. Seorang satpam kantor yang mengenal Jingga dengann baik, segera menghampiri."Mas, mari gunakan mobil kantor saya. Biar saya yang mengemudi.""Terima kasih, Pak. Mohon bantuannya," ucap Putra.---Di klinik...Jingga sudah terbaring di ranjang pemeriksaan, infus terpasang di tangannya. Sementara itu, Putra tampak mondar-mandir gelisah di ruang tunggu.Beberapa menit kemudian, dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Putra segera menghampiri."Dokter, bagaimana kondisi istri saya?""Tenang, Mas. Keadaannya baik. Ia hanya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status