Short
Suamiku, Bukan Suamiku!

Suamiku, Bukan Suamiku!

Par:  KalynaEn cours
Langue: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 Note. 1 commentaire
10Chapitres
3.6KVues
Lire
Ajouter dans ma bibliothèque

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scanner le code pour lire sur l'application

Aku menatap pria di depanku yang wajahnya persis dengan suamiku. Aku takut sekali. Aku mendapat pesan aneh. [ Dia bukan suamimu! ] Padahal, yang mengirim pesan kepadaku adalah nomor suamiku! Siapa yang seharusnya kupercayai?

Voir plus

Chapitre 1

Bab 1 Pesan

[ Jangan ke bank! Kamu bisa mati! Cepat kabur! Dia bukan suamimu! ]

Aku menatap pesan yang tiba-tiba kuterima. Hatiku terasa dingin. Lenganku tidak sengaja menarik penyuara telingaku hingga membuatnya terlepas.

Ketakutan sontak meliputi seluruh hatiku. Ini karena orang yang mengirim pesan adalah suamiku, Jeffrey. Namun, Jeffrey jelas-jelas berada di rumah. Kalau Jeffrey bukan suamiku, siapa dia?

[ Siapa kamu? Kenapa bicara begitu? ]

Saat ini, pintu kamar dibuka seseorang. Jeffrey menyerbu masuk dengan wajah merah dan pakaian berantakan. Ekspresinya dipenuhi kecemasan.

Aku buru-buru menyimpan ponselku. Ketika mengingat pesan di ponsel dan menatap wajah panik Jeffrey, aku merasa sangat gelisah.

"Ada apa?" Aku benar-benar takut, tetapi tetap berpura-pura tenang.

"Ponselku hilang. Kamu lihat nggak?" tanya Jeffrey.

Aku segera menggeleng, merasa makin heran. Baik itu paras ataupun suara pria di depanku, semua persis Jeffrey. Dia jelas-jelas suamiku! Apa mungkin ada yang mengambil ponselnya dan menipuku? Keterlaluan sekali!

Jeffrey menggaruk kepalanya. "Berarti jatuh di suatu tempat. Kalau ada yang meneleponmu atau mengirim pesan aneh, jangan percaya."

Aku mengangguk, tetapi tetap merasa heran. Bagaimanapun, hanya keluarga kami yang tahu besok akan ke bank. Orang luar tidak mungkin tahu. Apalagi, kami tidak membahas soal bank di pesan.

Mungkin saja, keluarga Jeffrey yang mengambil ponselnya dan ingin menjahiliku. Makanya, Jeffrey langsung masuk setelah aku menerima pesan aneh itu dan berpesan kepadaku untuk tidak percaya apa pun.

Namun, apakah faktanya seperti ini? Apa benar ini hanya kejahilan seseorang? Aku tidak percaya sepenuhnya.

Jeffrey duduk di pinggir ranjang sambil mengelus kepalaku. "Kamu sudah ingat kejadian dulu?"

Aku mencoba berpikir, lalu akhirnya menggeleng dengan putus asa. "Aku sudah hilang ingatan satu tahun. Seharusnya nggak bakal pulih lagi, 'kan?"

Jeffrey menghiburku sesaat. Ketika melihat tidak ada kejanggalan dariku, dia baru pergi. Aku diam-diam mengeluarkan ponselku untuk mengirim pesan ke nomor suamiku.

Namun, tidak peduli apa yang kutanyakan, tidak ada balasan apa pun lagi. Aku memegang ponsel dengan erat, memikirkan siapa yang mengirim pesan kepadaku.

Total hanya ada empat orang di rumah. Selain aku dan Jeffrey, masih ada kedua adik Jeffrey, yaitu Jackson dan Sarah. Mereka tinggal di ruang bawah tanah dan loteng. Karakter mereka sangat aneh, makanya aku jarang sekali bicara dengan mereka.

Segera, aku menyingkirkan kecurigaanku dari mereka berdua. Dengan sikap aneh mereka, mereka tidak mungkin menjahiliku seperti ini.

Apa mungkin suamiku benar-benar diculik? Namun, kenapa dia tidak lapor polisi kalau punya ponsel? Aku mengernyit merenungkan misteri ini. Rasanya aneh sekali!

Aku bergumam, "Apa aku lapor polisi dulu saja?"

Tentu bagus kalau ini cuma kejahilan seseorang. Namun, jika sesuatu benar-benar terjadi, setidaknya aku bisa menyelamatkan nyawa dengan lapor polisi.

Ketika aku hendak melapor polisi, tiba-tiba masuk pesan lagi.

[ Aku bukan suamimu, tapi orang terdekatmu. Masalah ini sangat aneh. Aku takut kamu nggak bakal percaya setelah mendengarnya. Percaya padaku, jangan lapor polisi. Pura-pura bodoh saja dan pergi ke bank dulu. ]

Keringat dingin sontak bercucuran. Orang tuaku meninggal satu tahun lalu. Selain Jeffrey, tidak ada yang lebih dekat denganku lagi.

Anehnya, bagaimana bisa orang yang mengirim pesan kepadaku ini tahu aku ingin menelepon polisi? Apa mungkin dia penguntit yang mencuri ponsel suamiku, lalu sedang mengawasiku di sekitar? Dia juga bisa membaca pikiran orang?

Pemikiran ini membanjiri benakku. Aku turun dari ranjang dengan gelisah, lalu berniat mengangkat tirai. Namun, saat melihat bayanganku sendiri di tirai, tiba-tiba muncul pemikiran yang sangat tidak masuk akal di benakku.

Sekujur tubuhku sontak terasa dingin. Orang yang paling dekat denganku? Apa mungkin orang itu ... adalah aku sendiri?

Punggungku bercucuran keringat dingin. Kakiku sampai melemas karena pemikiran ini. Aku berlutut dan terengah-engah, seperti baru mengalami kejadian yang membuatku syok berat.

Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa peristiwa supernatural seperti ini terjadi padaku? Saat berikutnya, isi pesan yang kuterima makin mengejutkanku.

[ Jangan makan obat malam ini. Obat itu bisa membiusmu! ]

Obat? Orang ini sampai tahu aku bakal makan obat malam ini?

[ Sebenarnya siapa kamu? ]

Aku menatap ponselku dengan gelisah, tetapi tidak ada balasan lagi.

Malam hari, Jeffrey masuk dengan membawa obat dan air. "Sayang, ayo makan obat."

Aku menatap obat berwarna putih itu dengan perasaan kecewa. Biasanya obatku berbentuk kapsul. Kenapa hari ini malah pil?

"Kok ganti obat?"

"Ini obat baru dari dokter."

Aku menatap wajah Jeffrey yang tidak menunjukkan kejanggalan apa pun. Aku tidak tahu siapa sebenarnya pria di hadapanku ini, jadi memutuskan untuk mengelabuinya.

Aku pura-pura memasukkan obat ke mulutku, padahal sebenarnya aku mengapit obat itu di jariku. Teknik sulap ini kupelajari dari internet dulu. Dulu aku merasa seru. Siapa sangka, malah berguna sekarang.

Jeffrey tidak menyadari apa pun. Aku bisa melihat senyuman bangga pada wajahnya. Kemudian, aku pura-pura pusing dan bersandar di ranjang dengan lemas. Kedua mataku menatap dinding di depan, berusaha untuk tidak memejamkan mata.

Jeffrey mengira efek obat itu telah bekerja. Dia mendekatiku dan bertanya, "Poppy, di mana kamu sembunyikan kartu bank yang dikasih Bibi? Apa kode sandinya?"

Aku terkesiap dan teringat pada pesan yang kuterima. Aku tidak menduga Jeffrey akan memberiku obat seperti itu. Aku kira hal seperti ini hanya ada di film.

Selain itu, orang yang mengirimku pesan benar-benar bisa memprediksi masa depan! Kini, aku makin yakin yang mengirimku pesan adalah aku di masa depan!
Déplier
Chapitre suivant
Télécharger

Latest chapter

Plus de chapitres

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Commentaires

user avatar
lia latifah
sudah selesai baca
2025-05-19 11:17:58
0
10
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status