Share

Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa
Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa
Author: Eka_Mom

Bab 1 - Suami Idaman

Author: Eka_Mom
last update Huling Na-update: 2025-02-05 10:59:41

"Assalamualaikum dek."

"Waalaikumsalam mas."

Kulihat Mas Aldo terlihat kelelahan karena sedari tadi pagi dia sudah bekerja sebagai ojek online. Aku bergegas membantunya melepaskan jaket yang melekat ditubuhnya. Kuhirup bau wangi dari tubuhnya. Terkadang aku heran, dia seharian di jalanan, namun tubuhnya tetap wangi. Aku saja pergi ke pasar beberapa jam, pulang - pulang sudah bau keringat. 

"Mas,mau mandi atau makan dulu?"

"Hmnn mau apa ya... makan kamu boleh gak?"

Mas Aldo memainkan kedua matanya dan berhasil membuat aku tersipu malu. Mas Aldo tiba - tiba saja menggendong tubuhku dan membawaku ke tempat peraduan. 

Pernikahan kami baru berjalan 5 bulan. Awalnya tak sengaja aku memesan ojek padanya. Entah mengapa semakin hari hubungan kami semakin dekat. Mas Aldo setiap hari menjemput dan mengantarkanku bekerja. Karena perlakuannya itu, aku merasa nyaman saat berada di dekatnya.

Saat itu hatiku sedang terluka karena calon suamiku telah direbut oleh kakak tiriku sendiri. Ibuku menikah kembali saat usiaku sudah menginjak umur 15 tahun. Di pernikahan keduanya ini aku mendapatkan kakak tiri yang jahat. Tak jarang dia sering memperlakukanku tidak baik. Namun yang membuatku bersedih, ibu selalu membela kakak tiriku.

Aku pun hidup dalam ketidakadilan. Kakak tiriku sering sekali memfitnahku. Tak jarang ibu sering memukuliku. Aku tak bisa berbuat banyak, karena hidupku masih bergantung padanya. Tapi setidaknya, aku masih beruntung, karena aku mempunyai bapak tiri yang selalu membelaku saat aku tak bersalah. Itulah yang membuatku bertahan sampai saat ini.

Setelah 2 bulan berkenalan, Mas Aldo memberanikan diri melamarku. Sontak ibuku menolak, karena pekerjaan Mas Aldo sebagai tukang ojol. Aku tak pernah sedikitpun melihat status orang lain. Yang terpenting pekerjaan itu halal. Hingga akhirnya ibu terpaksa merestui hubungan kami karena ayah tiriku mengancam akan menceraikan ibuku jika tak mengizinkanku menikah dengan Mas Aldo.

Setelah satu jam kami berbagi peluh, aku berbaring disamping Mas Aldo. Mas Aldo memelukku erat. Dan tiba - tiba saja perutnya berbunyi. Mendengar hal itu, seketika kami tertawa.

"Mas, kamu lapar ya. Hmnn kamu sih, tahu gitu kita makan dulu tadi."

"Habisnya aku kangen banget sama kamu sayang."

"Ya sudah, kita mandi dulu ya. Habis itu kita makan."

"Mandi... ayoklah kita mandi bareng."

" Mas... kalau kita mandi bareng, yang ada berjam - jam kita dikamar mandi. "

Aku mengerucutkan bibirku dan Mas Aldo pun tertawa melihatnya. 

"Ya sudah aku mandi dulu ya sayang."

Aku menganggukan kepalaku dan segera merapikan tempat tidur kami. Tak berapa lama kemudian Mas Aldo keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuknya saja. Terpampang perutnya yang seperti roti sobek. Rambutnya yang basah dan wajahnya yang tampan membuatku tak bisa berpaling menatap dirinya. Aku hanya bisa menelan ludah saat melihat sosok suamiku itu. Mas Aldo seketika tersenyum saat menyadari tatapanku.

"Kenapa sayang, terpesona dengan ketampananku ya."

"Idih...pede banget. Mas waktu kamu narik ojol, apa gak ada yang naksir kamu gitu?"

Memang aku akui wajah Mas Aldo sangatlah tampan. Bahkan dia tak pantas menjadi seorang tukang ojol. 

"Hmnn banyak sih."

"Cantik - cantik ya mas."

"Ya mereka semua cantik - cantik. Tetapi lebih cantik istriku inilah."

"Gombal...Sudah ah aku mau mandi."

"Mau dimandiin gak?"

Tiba - tiba Mas Aldo mendekatiku dan mulai menggodaku. Teringat saat malam pertama kami dulu, aku seharian berada dikamar. Karena tubuhku lelah karena menurutinya sepanjang malam.

"Tidak!" 

Aku bergegas berlari menuju kamar mandi. Aku mendengar Mas Aldo tertawa terbahak - bahak saat melihat tingkahku itu. Awas saja mas, aku balas nanti. 

Setelah kami selesai membersihkan diri, aku mengajak Mas Aldo sholat berjamaah. Lalu di lanjutkan dengan makan malam bersama.

"Dek ini hasil ojek hari ini. Maaf ya hari ini mas cuma bisa ngasih segini."

Mas Aldo menyerahkan 3 lembar uang 50 ribuan. Aku tersenyum dan mengucap terima kasih padanya.

"Alhamdulillah mas, kita harus bersyukur berapapun rejeki yang diberikan oleh Allah pada kita."

"Mas beruntung mendapatkan istri sebaik kamu sayang."

"Dan aku juga beruntung mendapatkan suami sepertimu mas. Suami yang sangat bertanggung jawab dan begitu sayang kepadaku."

Kami pun saling melempar senyum dan membuat suasana makan malam itu semakin indah. Walaupun dengan menu makan malam yang sederhana,  Mas Aldo tetap menikmati makan malam itu dengan lahapnya. Aku seketika tersenyum melihat suamiku begitu menikmati makanan yang sudah aku masakkan sedari tadi.

Saat kami menikmati makan malam ini, tiba - tiba saja ada yang mengetuk rumah kontrakan kami. Aku bergegas berjalan ke arah pintu dan membukanya. Tampak ibu dan kakak tiriku sudah berada di hadapanku.

 "Ibu, Mbak Sari tumben malam - malam ke sini?" tanyaku bingung yang justru dibalas sinis oleh keduanya.

"Kenapa? Kamu tak suka jika kami datang ke sini?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 53 - Bahagia ( Tamat )

    Hari ini adalah hari bahagia untuk Sari. Setelah satu bulan lamanya menyiapkan rencana pernikahan, akhirnya hari itu tiba. Sari berpenampilan cantik dengan kebaya putih yang melekat ditubuhnya. Sari tetap memakai hijab sehingga menambah kecantikannya.Fery yang melihat penampilan Sari saat itu seketika tak bisa menyembunyikan perasaan kagumnya. Fery sudah tak sabar ingin menghalalkan wanita yang dicintainya itu.Akad nikah dilaksanakan di kediaman Wijaya. Semua tamu sudah hadir untuk menyaksikan acara sakral itu. Dengan sekali ucap, proses ijab kabul itu sudah terlaksana. Kini Fery dan Sari sudah resmi menjadi suami istri.Ucapan selamat mulai terdengar dari para tamu. Sengaja Sari menginginkan pesta pernikahan yang sederhana karena dirinya tak pantas untuk mengadakan pesta mewah. Namun nyatanya Fery memberikan kejutan pada dirinya.Setelah proses akad nikah itu, Fery mengajak Sari ke hotel untuk menjalani resepsi pernikahannya. Sebelumnya Sari sudah didandani layaknya pengantin."Mas

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 52 - Lamaran

    Fery turun dari mobilny dengan pakaian jasnya. Sari begitu terkejut saat melihat kedatangan Fery. Namun yang membuatnya semakin terkejut, Fery tak datang sendiri. Fery datang bersama dua orang laki - laki dan perempuan yang usianya tak muda lagi. Sari yakin jika kedua orang itu adalah orang tua Fery.Ada perasaan rindu dihatinya setelah lama tak bertemu dengan laki - laki itu. Fery tersenyum sembari membawa buket bunga di tangannya."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam. Kamu kenapa kesini?""Boleh aku bertemu dengan kedua orangtuamu?""Untuk apa bertemu dengan bapak dan ibu?""Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan mereka." Belum Sempat Sari menjawab, Wijaya keluar dan menatap beberapa orang yang tak dikenalinya. Namun dia mengingat ssok Fery yang merupakan teman Aldo."Lho kamu bukannya teman Aldo ya? Siapa namanya?" Wijaya berusaha mengingatnya. Namun dia tak kunjung mengingatnya."Benar pak. Saya teman Aldo. Nama saya Fery.""Ah iya nak Fery. Mereka siapa?""Mereka kedua orang

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 51 - Menghilang

    “Kenapa menyendiri disini? Tidak gabung dengan lainnya di dalam.”“Aku lebih suka disini. Apalagi suasananya begitu tenang.”“Oh begitu. Hmnn sebelumnya apa aku boleh bertanya sesuatu?”“Tentang apa ya?”“Apa kamu sudah punya kekasih?”Sari seketika tersenyum mendengar pertanyaan Fery. “Apa Aldo tidak cerita kalau saya ini seorang janda.”"Ya Aldo sudah mencertakan semuanya. Tapi saya hanya ingin memastikan saja jika anda belum mempunyai kekasih.""Tapi apa tujuan anda menanyakan hal itu? Padahal pertanyaan itu sangatlah pribadi.""Maaf jika saya terkesan lancang. Hanya saja sejak pertama kali saya bertemu denganmu, saya mulai jatuh cinta padamu."Sejenak Sari terdiam dan menatap wajah Fery. Dia tak menyangka jika ada laki - laki yang tiba - tiba mengungkapkan perasaannya."Bagaimana bisa anda tiba - tiba menyukai saya. Padahal kita baru saja bertemu hari ini.""Lebih tepatnya dua kali aku sudah bertemu denganmu.""Tapi kamu belum tahu siapa saya sebenarnya. Apalagi masa lalu saya ya

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 50 - Dewi Keguguran

    PlakPlakDua kali tamparan berhasil mendarat di pipi Hendra. Hendra hanya bisa meringis menahan rasa sakitnya.“Apa yang kau lakukan pada putriku!!!”“Papa, aku tak sengaja pa. Maafkan aku.”“Kau pikir aku bodoh. Ingat jika terjadi sesuatu pada putriku, kau orang pertama yang akan kuberi perhitungan.”“Maafkan aku pa.”“Kau tahu kan bagaimana kejamnya keluarga Sanjaya. Aku bisa menghancurkanmu dalam waktu sedetik saja. Selama ini saya membiarkan putriku bersamamu. Kuturuti semuanya agar dia bisa bahagia dan tanpa kekurangan apapun saat hidup denganmu. Tapi apa yang kami dapatkan sekarang. Kau membuat putriku hampir saja kehilangan nyawanya.”Hendra seketika berlutut di hadapan papa mertuanya itu. Dia tak ada niatan untuk melakukan hal seperti itu. Tak bisa dia bayangkan nantinya jika Sanjaya akan menghancurkan hidupnya.“Maafkan aku pa. Aku memang bersalah. Aku akan melakukan apapun untuk menebus semua kesalahanku.”Perhatian semua orang tertuju pada Hendra. Namun Sanjaya tak menggub

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 49 - Kemarahan Dewi

    Tangan Dewi bergetar saat melihat foto Hendra sedang bermesraan dengan beberapa wanita cantik. Dewi tak menyangka jika suaminya tega melakukan hal itu.Dewi melemparkan ponselnya ke arah ranjang tempat tidurnya. Setelah itu dia membanting foto pernikahannya yang terpajang di dinding kamarnya. "Kurang ajar kamu Hendra. Berani sekali kamu menghianatiku."Dengan nafas memburu Dewi mengambil ponselnya. Dewi pun menghubungi seseorang untuk melakukan sesuatu pada Hendra."Halo, tarik semua investasi dari perusahaan suamiku. Dan satu lagi blokir ATM dan kartu kreditnya."Baik nona akan kami laksanakan."Dewi mengambil koper dan memasukkan semua barang Hendra ke dalamnya. Setelah itu Dewi menyeret koper itu keluar dari kamar ini. Dengan bantuan asisten rumah tangganya, koper itu sudah berada diluar. Kini Dewi sudah menunggu kepulangan suaminya itu.Hendra yang berada di ruangan kantornya begitu terkejut saat menerima kabar dari sekretarisnya jika Dewi menarik semua saham di perusahannya yang

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 48 - Ancaman Hendra

    "Ada apa Sari? Kenapa kamu terlihat gelisah begitu?""I...ni Bu."Sari menunjukkan pesan yang dikirimkan Hendra pada dirinya. Ratna pun akhirnya membaca pesan itu. Aku tidak akan menyerah untuk membuatmu kembali padaku. Bersiaplah sayang suatu hari kita akan bersatu lagi."Astaga, kamu harus lebih hati - hati mulai sekarang Sari. Kalau perlu biar bapak yang mengantarkan dan menjemput kamu."Wijaya yang baru saja menunaikan sholat Maghrib menghampiri ibu dan putrinya itu. Tampak Sari begitu ketakutan setelah memegang ponselnya."Ada apa Bu? Kenapa kalian begitu ketakutan sekali.""Pak, rupanya Hendra masih saja menganggu Sari. Bapak baca ini pesan darinya."Wijaya membaca pesan itu. Setelah itu terlihat kilatan amarah dari wajahnya."Kurang ajar, masih saja dia menganggu putriku.""Pak aku takut, bagaimana kalau suatu saat dia mengangguku.""Kamu tenang saja Sari. Mulai besok bapak akan mengantarkan dan menjemputmu.""Tapi bapak kan kerja. Lagipula arah kantor Sari dan pabrik bapak be

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status