Beranda / Rumah Tangga / Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa / Bab 2 - Kedatangan Ibu dan Mbak Sari

Share

Bab 2 - Kedatangan Ibu dan Mbak Sari

Penulis: Eka_Mom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-05 11:08:31

"Bukan begitu Bu, tumben ibu mau datang ke kontrakan rumahku ini."

"Terserah kami dong, hanya tinggal di rumah kontrakan kumuh saja belagu."

Aku hanya bisa menghela nafas panjang mendengar ucapan ibu. Daripada menimbulkan keributan, akhinya kusuruh mereka masuk ke dalam rumah. Aku tak ingin menimbulkan keributan dan akhirnya mengundang para tetangga untuk datang. Apalagi saat ini hari sudah mulai menginjak malam.

"Duh panas sekali sih kontrakanmu. Mana suamimu?"

"Mas Aldo masih makan Bu."

Tiba - tiba Mas Aldo sudah berjalan menghampiri kami. Mas Aldo segera mencium punggung tangan ibuku. Itulah yang aku suka dari Mas Aldo, walau sering dicaci maki oleh ibu, namun dia tetap hormat padanya.

"Aldo, kamu mau siksa anak ibu. Kontrakan sempit dan panas seperti ini. Kamu juga Diva betah banget disini. Coba kalau kau dulu menerima lamaran Juragan Dimas, tentu hidupmu tak susah begini."

"Maksud ibu menjadi istri ketiganya begitu. Ogah banget. Sudah tua tapi kelakuannya seperti itu. Sudahlah Bu, jangan menghina Mas Aldo terus. Bukannya ibu dulu yang menyarankan rumah kontrakan ini untuk kami tinggali. Lalu kenapa sekarang protes?"

Aku teringat jika dulu ibu memaksaku untuk menikah dengan juragan Dimas. Tentu saja aku langsung menolaknya karena aku akan dijadikan istri ketiga olehnya. Apalagi kelakuannya yang doyan gonta - ganti pasangan. Membayangkannya saja aku tak sanggup. Apalagi jika hal itu terjadi.

"Ibu hanya menyesuaikan dengan uang suamimu saat itu. Apa kamu sanggup jika mengontrak rumah yang mewah. Sudah syukur teman ibu mau memberikan harga murah setiap bulannya. Tapi ya gak gini juga Aldo, sampai kapan kamu akan menyiksa putri ibu dengan terus saja tinggal disini?"

"Maafkan saya bu, masih belum bisa membahagiakan Diva."

Mas Aldo hanya menundukkan kepalanya seperti mengungkapkan rasa bersalahnya. Aku langsung memegang tangan Mas Aldo seakan mengatakan jika tak perlu merasa bersalah seperti itu.

"Eh Diva, ibu itu perhatian sama kamu. Tak ingin hidupmu susah. Lihatlah barang - barangmu semua di sini. Tak ada barang yang mewah. Kalau tak terpaksa, aku juga ogah menemani ibu datang ke sini."

Mbak Sari menatap kami dengan tatapan tak suka. Mas Aldo seketika mengusap punggungku pelan. Seakan berkata jika aku harus lebih bersabar. Tak ingin berdebat lebih lama akhirnya kutanyakan tujuan mereka kesini.

"Langsung saja Bu. Ada apa ibu dan Mbak Sari  tiba - tiba datang ke sini?"

Tak ingin berdebat semakin lama, aku bergegas bertanya apa maksud tujuan mereka datang ke sini. Karena mereka tak biasanya datang kemari tanpa ada suatu alasan apapun.

"Jangan lupa kamu memasak rendang! Karena besok malam, ibu mertua Sari akan datang kerumah ibu."

Ibu melemparkan sejumlah uang ke meja. Aku hanya bisa mengelus dada melihatnya. Setidaknya jika mereka ingin meminta tolong, tak bisakah dengan cara yang sopan. Dengan terpaksa aku mengiyakan permintaan ibu. Karena aku tak ingin lag berdebat dengan mereka.

"Ingat jangan bilang kalau kamu yang masak, biar ini jadi masakan Sari."

Ya begitulah ibu, ibu mertua kakakku alias mantan calon ibu mertuaku dulu sangat menyukai rendang daging sapi buatanku. Hingga setiap kali beliau datang kerumah ibu, beliau ingin dimasakan rendang. Tapi sayangnya Mbak Sari selalu berbohong jika itu masakannya. Aku tak bisa berkutik karena ibu selalu mengancamku.

"Ayo Sari kita pulang! Ibu tak betah lama - lama di sini."

"Iya Bu, lagi pula sudah malam. Sebentar lagi Mas Hendra pulang. Aku harus menyambutnya di rumah."

Aku bernafas lega saat melihat ibu dan Mbak Sari akhirnya keluar dari rumah kontrakan ini. Kulihat mereka sudah pergi menaiki mobil mbak Sari.

Mas Hendra dulu adalah calon suamiku. Namun aku kecewa saat mendapatinya sedang bermesraan dengan Mbak Sari didalam kamar. Mas Hendra berusaha menjelaskannya. Tetapi hatiku sudah terluka karena penghianatan mereka. Entah mengapa mbak Sari tega merebut mas Hendra dariku. Padahal waktu itu kami sudah bertunangan. Dan akhirnya aku harus mengikhlaskan Mas Hendra untuk Mbak Sari. 

"Dek ayo masuk! Sudah malam."

"Iya mas. Mas maafkan sikap ibu dan Mbak Sari ya."

"Sudah jangan dipikirkan. Besok pagi, aku antarkan ke pasar ya untuk belanja."

"Terimakasih ya mas. Kamu memang suami yang baik."

Aku menggandeng lengan Mas Aldo dan membawanya masuk ke dalam rumah. Setelah memastikan jika pintu dan jendela sudah terkunci, kami bergegas menuju ke kamar untuk beristirahat. Sebelum tidur, kami selalu mengobrol membicarakan semua hal yag terjadi di hari ini.

"Dek, apa kau menyesal menikah denganku?"

"Mengapa Mas Aldo berbicara seperti itu. Aku bahagia menikah denganmu mas."

"Tapi lihatlah dek, aku belum bisa memberikan tempat tinggal yang layak untukmu."

Ku baringkan tubuhku menghadap Mas Aldo. Seketika mata kami saling bertemu. Kubelai lembut pipinya yang sudah mulai di tumbuhi bulu - bulu halus. Entah kenapa dia begitu tampan sekali.

"Mas, aku sangat mencintaimu. Harta bisa dicari. Tapi kesetiaan itu mahal harganya. Aku sudah cukup bahagia bisa hidup bersamamu. Jadi jangan merasa bersalah. Mas Aldo sudah menjadi suami yang bertanggung jawab selama ini."

"Tiba - tiba saja tubuhku melayang karena kamu memujiku terus dek. Tapi aku janji suatu saat apa yang kau inginkan akan terwujud sayang."

"Amiin mas. Doaku selalu menyertaimu."

Akhirnya kami tertidur dengan posisi saling berpelukan. Saat aku terbangun dari tidurku, tiba - tiba saja Mas Aldo tak ada disampingku. Kulirik jam sudah menunjukan pukul 4 pagi. Sayup - sayup kudengar Mas Aldo berbicara dengan seseorang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 53 - Bahagia ( Tamat )

    Hari ini adalah hari bahagia untuk Sari. Setelah satu bulan lamanya menyiapkan rencana pernikahan, akhirnya hari itu tiba. Sari berpenampilan cantik dengan kebaya putih yang melekat ditubuhnya. Sari tetap memakai hijab sehingga menambah kecantikannya.Fery yang melihat penampilan Sari saat itu seketika tak bisa menyembunyikan perasaan kagumnya. Fery sudah tak sabar ingin menghalalkan wanita yang dicintainya itu.Akad nikah dilaksanakan di kediaman Wijaya. Semua tamu sudah hadir untuk menyaksikan acara sakral itu. Dengan sekali ucap, proses ijab kabul itu sudah terlaksana. Kini Fery dan Sari sudah resmi menjadi suami istri.Ucapan selamat mulai terdengar dari para tamu. Sengaja Sari menginginkan pesta pernikahan yang sederhana karena dirinya tak pantas untuk mengadakan pesta mewah. Namun nyatanya Fery memberikan kejutan pada dirinya.Setelah proses akad nikah itu, Fery mengajak Sari ke hotel untuk menjalani resepsi pernikahannya. Sebelumnya Sari sudah didandani layaknya pengantin."Mas

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 52 - Lamaran

    Fery turun dari mobilny dengan pakaian jasnya. Sari begitu terkejut saat melihat kedatangan Fery. Namun yang membuatnya semakin terkejut, Fery tak datang sendiri. Fery datang bersama dua orang laki - laki dan perempuan yang usianya tak muda lagi. Sari yakin jika kedua orang itu adalah orang tua Fery.Ada perasaan rindu dihatinya setelah lama tak bertemu dengan laki - laki itu. Fery tersenyum sembari membawa buket bunga di tangannya."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam. Kamu kenapa kesini?""Boleh aku bertemu dengan kedua orangtuamu?""Untuk apa bertemu dengan bapak dan ibu?""Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan mereka." Belum Sempat Sari menjawab, Wijaya keluar dan menatap beberapa orang yang tak dikenalinya. Namun dia mengingat ssok Fery yang merupakan teman Aldo."Lho kamu bukannya teman Aldo ya? Siapa namanya?" Wijaya berusaha mengingatnya. Namun dia tak kunjung mengingatnya."Benar pak. Saya teman Aldo. Nama saya Fery.""Ah iya nak Fery. Mereka siapa?""Mereka kedua orang

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 51 - Menghilang

    “Kenapa menyendiri disini? Tidak gabung dengan lainnya di dalam.”“Aku lebih suka disini. Apalagi suasananya begitu tenang.”“Oh begitu. Hmnn sebelumnya apa aku boleh bertanya sesuatu?”“Tentang apa ya?”“Apa kamu sudah punya kekasih?”Sari seketika tersenyum mendengar pertanyaan Fery. “Apa Aldo tidak cerita kalau saya ini seorang janda.”"Ya Aldo sudah mencertakan semuanya. Tapi saya hanya ingin memastikan saja jika anda belum mempunyai kekasih.""Tapi apa tujuan anda menanyakan hal itu? Padahal pertanyaan itu sangatlah pribadi.""Maaf jika saya terkesan lancang. Hanya saja sejak pertama kali saya bertemu denganmu, saya mulai jatuh cinta padamu."Sejenak Sari terdiam dan menatap wajah Fery. Dia tak menyangka jika ada laki - laki yang tiba - tiba mengungkapkan perasaannya."Bagaimana bisa anda tiba - tiba menyukai saya. Padahal kita baru saja bertemu hari ini.""Lebih tepatnya dua kali aku sudah bertemu denganmu.""Tapi kamu belum tahu siapa saya sebenarnya. Apalagi masa lalu saya ya

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 50 - Dewi Keguguran

    PlakPlakDua kali tamparan berhasil mendarat di pipi Hendra. Hendra hanya bisa meringis menahan rasa sakitnya.“Apa yang kau lakukan pada putriku!!!”“Papa, aku tak sengaja pa. Maafkan aku.”“Kau pikir aku bodoh. Ingat jika terjadi sesuatu pada putriku, kau orang pertama yang akan kuberi perhitungan.”“Maafkan aku pa.”“Kau tahu kan bagaimana kejamnya keluarga Sanjaya. Aku bisa menghancurkanmu dalam waktu sedetik saja. Selama ini saya membiarkan putriku bersamamu. Kuturuti semuanya agar dia bisa bahagia dan tanpa kekurangan apapun saat hidup denganmu. Tapi apa yang kami dapatkan sekarang. Kau membuat putriku hampir saja kehilangan nyawanya.”Hendra seketika berlutut di hadapan papa mertuanya itu. Dia tak ada niatan untuk melakukan hal seperti itu. Tak bisa dia bayangkan nantinya jika Sanjaya akan menghancurkan hidupnya.“Maafkan aku pa. Aku memang bersalah. Aku akan melakukan apapun untuk menebus semua kesalahanku.”Perhatian semua orang tertuju pada Hendra. Namun Sanjaya tak menggub

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 49 - Kemarahan Dewi

    Tangan Dewi bergetar saat melihat foto Hendra sedang bermesraan dengan beberapa wanita cantik. Dewi tak menyangka jika suaminya tega melakukan hal itu.Dewi melemparkan ponselnya ke arah ranjang tempat tidurnya. Setelah itu dia membanting foto pernikahannya yang terpajang di dinding kamarnya. "Kurang ajar kamu Hendra. Berani sekali kamu menghianatiku."Dengan nafas memburu Dewi mengambil ponselnya. Dewi pun menghubungi seseorang untuk melakukan sesuatu pada Hendra."Halo, tarik semua investasi dari perusahaan suamiku. Dan satu lagi blokir ATM dan kartu kreditnya."Baik nona akan kami laksanakan."Dewi mengambil koper dan memasukkan semua barang Hendra ke dalamnya. Setelah itu Dewi menyeret koper itu keluar dari kamar ini. Dengan bantuan asisten rumah tangganya, koper itu sudah berada diluar. Kini Dewi sudah menunggu kepulangan suaminya itu.Hendra yang berada di ruangan kantornya begitu terkejut saat menerima kabar dari sekretarisnya jika Dewi menarik semua saham di perusahannya yang

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 48 - Ancaman Hendra

    "Ada apa Sari? Kenapa kamu terlihat gelisah begitu?""I...ni Bu."Sari menunjukkan pesan yang dikirimkan Hendra pada dirinya. Ratna pun akhirnya membaca pesan itu. Aku tidak akan menyerah untuk membuatmu kembali padaku. Bersiaplah sayang suatu hari kita akan bersatu lagi."Astaga, kamu harus lebih hati - hati mulai sekarang Sari. Kalau perlu biar bapak yang mengantarkan dan menjemput kamu."Wijaya yang baru saja menunaikan sholat Maghrib menghampiri ibu dan putrinya itu. Tampak Sari begitu ketakutan setelah memegang ponselnya."Ada apa Bu? Kenapa kalian begitu ketakutan sekali.""Pak, rupanya Hendra masih saja menganggu Sari. Bapak baca ini pesan darinya."Wijaya membaca pesan itu. Setelah itu terlihat kilatan amarah dari wajahnya."Kurang ajar, masih saja dia menganggu putriku.""Pak aku takut, bagaimana kalau suatu saat dia mengangguku.""Kamu tenang saja Sari. Mulai besok bapak akan mengantarkan dan menjemputmu.""Tapi bapak kan kerja. Lagipula arah kantor Sari dan pabrik bapak be

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 47 - Menyelidiki Hendra

    Di kediaman rumah Aldo yang mewah, tampak mereka sudah mempersiapkan kejutan untuk menyambut kepulangan Diva dari rumah sakit. Begitu banyak hiasan balon dan juga tulisan selamat datang untuk menyambut Diva. "Wah ini bagus sekali do.""Iya Bu, ini semua hasil kerja keras semua pelayan disini. Mereka begitu menyayangi Diva sehingga mereka rela lembur seharian demi kejutan ini.""Diva memang pantas mendapatkannya. Karena dia memang orang yang baik.""Ya sudah Bu, sebentar lagi Diva datang. Mama dan papa sudah menjemputnya.""Kalau begitu kita bersiap - siap. Sayang sekali tak ada bapak disini.""Siapa bilang aku tak ada disini.""Lho pak, bukannya bapak ke rumah kita yang baru untuk meletakkan barang - barang kita?""Kamu tenang saja Bu, semua sudah beres. Itu berkat bantuan anak buah Aldo.""Syukurlah kalau begitu.""Hmnn sepertinya Diva sudah datang. Ayo kita bersiap menyambutnya."Mereka semua berkumpul di balik pintu tak terkecuali semua pelayan yang bekerja di rumah itu. Para pela

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 46 - Ancaman Aldo

    "Sebaiknya kamu pulang. Ibu tak ingin terjadi fitnah diantara kalian.""Tapi Bu, jika diizinkan aku ingin rujuk dengan Sari. Aku menyesal karena telah menceraikannya.""Gila kamu mas. Tak sudi aku kembali bersamamu. Lebih baik aku jadi janda seumur hidup daripada harus kembali denganmu.""Jangan sok jual mahal kamu Sari. Kamu tak ingat dengan perselingkuhanmu dulu? Dengan gampangnya kau memberikan tubuhmu untuk orang lain."Plak ...plak ..Dua tamparan tiba - tiba diberikan Ratna kepada mantan menantunya itu. Dengan nafas yang memburu, Ratna mengusir Hendra dari hadapannya."Pergi kamu...pergi!!! Berani sekali kamu menghina putriku. Memang saya akui putriku memang bersalah. Tapi kamu tak pantas menghina dirinya."Ratna berbicara seperti itu sembari membelalakkan matanya. Hendra tak terima dan ingin membalas mantan ibu mertuanya itu. Matanya memerah seolah ingin melahap habis lawan dihadapannya."Beraninya anda menampar saya. Saya bisa menghancurkan keluarga anda. Anda salah berhadapan

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 45 - Kadatangan Mantan

    Sari dan Ratna begitu terkejut melihat rumah yang ditunjukkan oleh Wijaya. Rumah itu jauh lebih besar dari rumah yang saat ini mereka tempati."Pak, ini rumah bapak sekarang?""Ya, lebih tepatnya rumah kita.""Tapi rumah ini bagus sekali pak. Bapak dapat uang darimana? Jangan bilang Aldo yang memberikannya?" Ratna tampak khawatir saat tahy suaminya tiba - tiba membeli rumah sebagus ini."Bukan, ibu tenang saja. Ini murni uang bapak. Sebenarnya rumah ini bapak hadiahkan untuk Diva. Kalian masih ingat gak, Aldo pernah kasih uang bapak sebagai pengganti biaya resepsi Sari yang batal?""Oh ya, aku ingat pak. Tapi harga rumah ini pasti mahal pak. Dan untuk membeli rumah ini butuh uang yang lebih banyak.""Ya bapak tahu. Maka dari itu, bapak menjual rumah kita yang lama. Alhamdulillah rumah lama kita sudah laku dan akhirnya bapak bisa membeli rumah ini.""Alhamdulillah kalau begitu pak. Aku turut bahagia mendengarnya.""Kalian mau lihat suasana di dalam?""Boleh pak. Ayo Bu kita masuk."Ra

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status