Share

3. Bekerja Bonus Menikah

Penulis: Dera_05
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-19 16:06:10

“Ah!”

“LILY!”

Semua mata tertuju kepada Lily yang kini berjongkok memungut pecahan gelas dan piring. Dia baru saja menjatuhkan makanan dan minuman pesanan pelanggan kafe tempatnya bekerja.

“Gila, ya, kamu! Belum seminggu kerja di sini udah bikin rugi banyak. Udah lebih dari lima kali kamu mecahin peralatan makan kafe. Kamu kalau nggak niat kerja, ya, jangan kerja. Bisa bangkrut kafe ini kalau kamu terus bekerja di sini. Heran banget sama Mas Lucas, bisa-bisanya bawa kamu ke sini.” Manajer kafe memarahi Lily di tengah padatnya pengunjung.

“Maaf, Bu,” cicit Lily yang tak berani mendongakkan wajah. Rasa sesal, kesal, dan malu menyelimutinya.

“Maaf kamu itu ngg—”

“Lily, ke ruangan saya setelah membereskan itu.” Lucas, lelaki yang menyerempet sekaligus menolong Lily, menginterupsi omelan sang manajer galak.

Kini di sinilah Lily, duduk di hadapan Lucas. Kepalanya tertunduk. Lily tahu pasti dirinya akan dipecat. Bos mana yang mau menggaji karyawan yang tidak becus bekerja. Entah bagaimana nasib Lily setelah ini.

“Saya sudah bilang kalau ini bukan kafe saya pribadi. Jadi, saya tidak bisa seenaknya mempertahankan kamu yang ‘seperti ini’,” kata Lucas.

“Maafkan saya, Mas.” Lily mengulangi permintaan maafnya. Istilah ‘seperti ini’ yang diucapkan Lucas sudah langsung bisa Lily mengerti. Dirinya memang seceroboh itu.

“Saya ada proyek film baru.”

“Ya?” Lily mendongak untuk mengamati Lucas. Lily benar-benar tidak mengerti dengan ucapan Lucas. Apa hubungannya dengan dirinya yang akan dipecat?

Lucas terlihat mengembuskan napas kesal. “Saya sutradara. Kamu nggak tahu?”

Lily menggeleng. “Maaf, Mas, saya memang kurang mengikuti perfilman Indonesia. Jadi, kurang tahu sutradara-sutradara film.” Buru-buru Lily menambahi manakala melihat raut Lucas makin butek.

“Saya butuh asisten karena banyak tempat yang saya datangi untuk syuting.”

Lily mencoba mencerna maksud ucapan-ucapan Lucas. Sampai akhirnya gadis itu menyimpulkan, “Mas Lucas butuh saya sebagai asisten?”

Lucas berdeham. “Kalau kamu mau aja.”

“Mau, Mas. Saya mau. Yang penting saya tetap bekerja,” sahut Lily cepat. Sepasang netra gadis itu berbinar-binar.

Sekarang di pikiran Lily tidak ada lagi shopping dan hangout sana-sini. Lily hanya ingin bertahan hidup untuk dirinya sendiri. Siapa tahu suatu saat nanti, dari kerja kerasnya sekarang ini Lily bisa membuat sang ayah bangga.

***

“CUT!”

Teriakan Lucas menghentikan adegan yang dimainkan dua aktris di depan kamera. Lily gegas menghampiri Lucas setelah pria itu mengatakan waktu istirahat 30 menit. Lily menyodorkan kopi hitam yang dibuatnya untuk Lucas.

“Kopinya, Mas.”

Lucas menerima tumbler kopi yang Lily serahkan. “Too sweet,” ucap Lucas usai meneguk kopi itu.

Lily mengambil lagi tumbler kopi itu. Tatapannya kepada Lucas penuh tanya. “Jadi, saya buat ulang, Mas?” Lebih baik memastikan daripada terkena semprot Lucas.

Lucas menatap Lily dengan tajam. Tatapan itu seolah pengganti kalimat, “Hal yang sudah pasti seperti itu masih kamu tanyakan?”

“Baik, akan saya buatkan segera, Mas. Yang tidak terlalu manis.” Lily bergegas pergi ke tempat pembuatan kopi.

“Eh, kamu Lily ceweknya Hansel, ‘kan?” Salah seorang aktris yang tadi baru saja berlakon tiba-tiba menghampiri Lily.

Lily mengernyit pada perempuan itu karena merasa tidak kenal. Kendati begitu Lily menjawab, “Bukan.”

“Iya, aku yakin. Aku liat postingan Hansel waktu kalian lamaran. Kok kamu kerja di sini, sih? Kamu dari keluarga Barata dan kalian juga mau nikah, ‘kan? Aku udah dapat undangan juga dari Hansel.”

Lily yang sempat menghentikan gerakannya membuat kopi, kini kembali meneruskan kegiatannya. Tidak ia pedulikan ocehan perempuan yang mengaku mendapat undangan pernikahan dari Hansel itu.

“Salah orang, Mbak.” Hanya itu balasan Lily.

Dari ekor matanya, Lily tahu jika perempuan itu akhirnya pergi. Mungkin karena respons Lily yang cuek sehingga perempuan itu kesal.

“Ma, please, aku lagi sibuk syuting film baru. Nggak ada waktu ikut perjodohan yang Mama bikin. Aku belum mau menikah, Ma. Jadi, tolong jangan jodohin aku lagi.”

Lily tak bermaksud menguping pembicaraan Lucas di telepon. Namun, Lucas yang tiba-tiba datang ke tempat Lily berada. Mungkin niat Lucas mencari tempat aman agar privasinya terjaga.

Lucas melihat ke arah Lily sebelum perempuan itu berbalik. “Jaga rahasia tentang yang kamu dengar.”

Lily tentu saja mengangguk patuh. Dia tentu tidak ingin kehilangan pekerjaan dari Lucas. Apalagi Lucas sudah memberinya uang di awal untuk menyewa indekos.

“Kalau ada yang mem-bully kamu, bilang. Saya tidak mau ada yang membuat masalah di proyek saya ini,” ucap Lucas.

“Nggak ada, Mas,” balas Lily. Lily tidak merasa dirundung selama dua hari menjadi asisten Lucas. Hm … atau mungkin belum.

“Bukankah ada aktris yang ke sini tadi?” tanya Lucas seraya mendekati Lily.

Lily melangkah mundur saat Lucas mendekat dengan mata menyorot tajam. Mendadak Lily diserang rasa takut.

“Kopi saya.” Tangan Lucas terulur karena Lily terus menjauh.

“Oh.” Lily baru sadar kalau ternyata Lucas mendekat untuk meminta kopi. Buru-buru Lily mengulurkan tumbler yang sudah ia ganti isinya.

Lily mengamati Lucas yang mencicipi kopi buatannya. Bukan apa-apa, Lily hanya ingin tahu respons Lucas. Kalau kopi buatannya sudah pas berarti Lily harus mengingat-ingat takarannya.

Kepala Lucas mengangguk dua kali sebelum meminum lagi kopi yang masih panas itu. Di saat bersamaan Lily bersyukur di dalam hati. Dia lega karena ada juga pekerjaannya yang benar dalam dua kali percobaan.

“Jadi, kamu dari keluarga Barata? Barata Corp?”

Pertanyaan Lucas membuat Lily tersentak. Lily memang tidak menceritakan dari keluarga mana ia berasal. Lily hanya bercerita jika dia diusir dari rumah karena telah mengecewakan sang ayah dan tidak ada temannya yang mau membantu.

“Kamu juga mau menikah sebentar lagi?” Belum juga pertanyaan yang pertama dijawab, Lucas kembali melemparkan tanya pada Lily.

Lily akhirnya menjawab dengan sebuah anggukan.

“Kenapa waktu itu kamu minta bantuan sama saya? Bukankah harusnya ke calon suami kamu?”

Lily tersenyum pedih mendengar pertanyaan beruntun itu dari Lucas. “Sumber kesengsaraan saya sekarang ini asalnya dari dia, Mas. Saya membatalkan pernikahan sama cowok itu dan berakhir diusir. Padahal kami sudah kenal dan pacaran selama bertahun-tahun, tapi tetap aja belum benar-benar mengenalnya. Dia selingkuh. Papa saya nggak percaya kalau saya memergoki dia dan kakak tiri saya berhubungan badan. Saya yang anak kandung, tapi papa saya lebih percaya dengan kakak tiri saya itu,” ungkap Lily.

“Kamu tidak ingin membalas mereka?” Lucas tampak serius bertanya setelah diam sejenak.

 “Dengan cara apa saya membalas, Mas? Saya saja nggak punya prestasi apa pun dibandingkan kakak tiri saya untuk dibanggakan. Saat ini saya juga nggak punya uang. Saya nggak bisa apa-apa.”

“Menikah dengan saya.”

Mata Lily membola. Perempuan yang tampak mungil di hadapan Lucas itu melayangkan tatapan tidak habis pikir.

“Kita bisa saling memberi untung dengan menikah. Kamu bisa membalas sakit hati pada mantan pacar dan kakak tirimu. Tunjukkan kalau pengkhianatan mereka tidak berarti apa-apa,” papar Lucas.

“Sebentar, Mas.” Lily membuat isyarat dengan tangan untuk menghentikan Lucas. “Maksudnya tadi yang menikah saya dengan Mas Lucas ?”

“Iya.” Balasan Lucas singkat saja.

“Yang benar aja, Mas ….” Lily geregetan pada Lucas.

“Jangan salah paham arti menikah di sini. Saya bilang tadi kita saling memberi untung. Saya tidak ingin terus dijodohkan oleh ibu saya.”

“Jadi, kita menikah … kontrak?”

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Dikira Gagal, Ternyata Ahli Waris Tunggal   17. Bertemu Papa

    BAB 17BERTEMU PAPA“Ly, are you okay?”Lily terkesiap kala bahunya ditepuk pelan oleh Celine. “Apa, Lin? Maaf aku nggak dengar.”Celine menggeleng. “Yuk, kita cari tempat duduk,” jawab Celine tidak bertanya lagi.Lily berjalan dengan tangan yang kini dirangkul oleh Celine. Sesekali netranya melirik ke meja yang menyita perhatiannya tadi. Konsentrasi Lily kembali buyar sampai-sampai mejanya telah penuh makanan.“Ly, aku nggak tahu kamu lagi kenapa. Tapi kamu harus makan. Ini makanan yang kita pesan udah datang, lho. Aku nggak mungkin habisin semua ini sendirian.”“Oh, iya.” Lily kembali tergeragap.Tangan Lily menyentuh sendok. Ia harus fokus agar tidak membuat Celine khawatir. Selera makannya tidak ada, tetapi Lily terpaksa menyuap.“Ly, setelah ini kita pulang aja, ya,” ucap Celine setelah beberapa saat hanya sibuk makan.Lily mengangkat wajah. “Bukannya kamu mau beli buku dulu?” tanya Lily.“Udah besok aja,” jawab Celine ringan.Rasa bersalah menyusup di hati Lily. Celine pasti mem

  • Suamiku Dikira Gagal, Ternyata Ahli Waris Tunggal   16. Melihat dari Jauh

    “Jawab dengan jujur, Lily. Apa yang terjadi?”Lily meringis mendengar pertanyaan Lucas. Dia yang mewanti-wanti agar Jo tidak melaporkan kepada Lucas tentang apa yang terjadi. Namun, Lily dengan bodoh malah membongkarnya sendiri.“Ehmm ….” Lily memutar otak mencari alasan yang masuk akal.“Lilyana?” Suara Lucas sarat intimidasi.Sepasang kelopak Lily tertutup. Memang mau dibuat-buat sebagaimana pun tetap tidak ketemu alasan masuk akal untuk menjawab Lucas. Sepertinya Lily harus mengatakan dengan jujur apa yang terjadi di rumah produksi yang Lucas dirikan.“Sebenarnya, aku ngasih SP buat dua orang tim promosi. Namanya Sherly sama Dania. Dua orang itu berpakaian kurang sopan di kantor. Niatnya cuma kutegur, tapi mereka ketahuan ngata-ngatain aku. Sejujurnya, ….” Lily mengamati perubahan ekspresi Lucas, tetapi tidak ada perubahan berarti.Karena itu, Lily berani melanjutkan ceritanya. “Sejujurnya, apa yang aku lakukan itu kekanak-kanakan. Aku ambil keputusan karena emosi. Aku udah nggak pr

  • Suamiku Dikira Gagal, Ternyata Ahli Waris Tunggal   15. Makan Siang Bersama

    Kaki jenjang Lily membawa perempuan itu ke depan meja resepsionis AnA Construction. Siang ini Lily datang ke perusahaan tempat sang suami bekerja. Selain untuk menyampaikan suatu hal yang penting, juga untuk makan siang bersama. Lily datang sendiri sebab Jo sedang memantau persiapan syuting miniseri.“Permisi, saya mau bertemu Pak Lucas Andromeda,” ucap Lily.“Sudah ada janji, Bu?” tanya sang resepsionis sesuai standar.“Tadi saya sudah kirim pesan ke Pak Lucas langsung tadi.”“Baik. Saya konfirmasi ke sekretaris Pak Lucas sebentar, ya, Bu. Atas nama Ibu siapa?” Tanggapan resepsionis itu kian ramah.“Bilang saja atas nama Lilyana dari ImajinasiKu.”Setelah mendapat jawaban dari sekretaris Lucas, Lily dipersilakan naik. Sesampainya di lantai yang dituju Lily diminta menunggu. Ternyata Lucas sedang rapat. Di pojok ruangan dengan 3 sofa single dan meja bundar yang cukup nyaman itu Lily duduk seorang diri. Kaca besar yang menampilkan pemandangan kota menjadi perhatian Lily.“Silakan dimin

  • Suamiku Dikira Gagal, Ternyata Ahli Waris Tunggal   14. Seperti Inilah Keluarga

    Lily menghapus air mata yang diam-diam keluar. Ia terharu melihat pemandangan di hadapannya. Celine sedang memeluk Edward di atas ranjang rumah sakit setelah menangis tersedu. Celine yang ceria kini hilang. Adik Lucas itu sudah tidak mampu menutupi kesedihan mendengar sang ayah sakit.Serapat-rapatnya keluarga menutupi dari Celine, pada akhirnya dia mengetahui jika Edward kecelakaan dan tengah dirawat. Itulah alasan Celine pulang dari London. Saat menelepon untuk mengonfirmasi kebenaran berita tentang Edward memang Celine menangis, tetapi sekadar menitikkan air mata.Kepala Lily menoleh ke samping kala dirasa ada yang memeluk bahunya. Ternyata itu datang dari sang suami. Lucas menatap lurus ke depan. Kini Lily menelengkan kepalanya agar bisa melihat ke mata Lucas. Mungkin karena merasa diperhatikan, Lucas menoleh kepada Lily.“Apa?” gumam Lucas.Gelengan Lily berikan untuk Lucas.Lucas mendengkus, tetapi kepalanya kembali diarahkan ke depan. Lily pun mengikuti gerakan itu.“Udah, ya,

  • Suamiku Dikira Gagal, Ternyata Ahli Waris Tunggal   13. Bertemu Adik Ipar

    “Astaga!”Lengkingan serta gerakan heboh Lily membuat lelaki yang tidur satu ranjang dengannya terganggu.“What’s wrong?” tanya Lucas serak. Matanya terbuka sekejap, lalu terpejam lagi.“Kita kesiangan, Mas,” jawab Lily sambil lalu. Lily melesat ke walk in closet untuk mengambil baju ganti. Berlari kecil Lily menuju kamar mandi. Ini memang akhir pekan, tetapi Lily dan Lucas ada agenda pagi ini. Sekarang sudah terlambat 20 menit dari waktu seharusnya mereka pergi. Gara-gara mengobrol sampai dini hari Lily dan Lucas terlambat bangun.Tidak selama biasanya Lily berada di kamar mandi. Ia hanya melakukan aktivitas di kamar mandi dengan kilat. Dia sudah mencoba bersiap secepat yang dirinya bisa, tetapi saat kembali ke kamar Lily dibuat kesal.Lucas masih bergelung di balik selimut. Sepertinya pria itu tidur lagi. Rasanya Lily mau mencak-mencak.“Terserah, deh. Aku pergi sendiri aja. Minta diantar sopir aja,” ucap Lily bicara sendiri.Lily tidak sempat merias wajah. Dia hanya menggunakan ba

  • Suamiku Dikira Gagal, Ternyata Ahli Waris Tunggal   12. Pillow Talk

    Waktu menunjukkan hampir tengah malam. Lily baru saja terbangun karena merasakan kantung kemihnya penuh. Karena besok weekend, tadi sore Lily dan Lucas mampir ke rumah sakit lagi. Mereka cukup lama di sana. Lily pun banyak minum sehingga malam-malam dia harus terbangun untuk menuntaskan hajat.Sebelum kembali ke ranjang, Lily melirik sofa bed tempat tidur Lucas selama di rumah orang tuanya. Melihat posisi selimut yang melorot, Lily berinisiatif memperbaikinya. Saat berdiri di samping Lucas tidur baru Lily sadari jika sofa bed itu tidak mampu menampung tinggi badan Lucas.Lily terenyuh. Lucas pasti menahan ketidaknyamannya. Padahal ini di rumahnya sendiri, tetapi Lucas malah tidak tidur dengan baik.“Mas, bangun.”Lily menepuk lengan Lucas yang tidur di sofa bed. Beberapa kali tepukan Lucas tak kunjung bangun. Pria itu terlihat begitu pulas. Di wajahnya juga terdapat gurat kelelahan. Akan tetapi, kasihan kalau dibiarkan tetap tidur di tempat tidak nyaman begitu. Pada akhirnya, Lily me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status